After Party

18K 776 55
                                    

Sakura-sensei

Dislaimer to Masashi Kishimoto

Warning Typo and Rated M fo Lemon

LEMON IN THIS CHAPTER!

Enjoy!
.
.
.
.
.

Sakura menoleh ke jendela ruangannya. Hari ini sudah sore dan matahari sebentar lagi akan pulang ke peraduannya. Cahaya oranye menerpa ruangannya dari bias jendelanya, membuat Sakura melirik jam tangannya. Pukul 5, ini sudah lebih dari waktunya pulang.

"Kau tak mau pulang?" Sakura berjengit. Lagi-lagi Sasuke membuatnya terkejut, memanggilnya tanpa salam terlebih dahulu, dan lagi ini ruang BK. Untung tidak ada siapa-siapa jadi Sasuke tidak akan dicap sebagai murid tanpa etika oleh guru yang lain.

"Aku sedang membereskan peralatanku. Tunggu sebentar."

"Jadi ini ruanganmu? Jelek sekali." Sakura mendengus mendegar ucapan Sasuke. Entah mengapa ia menjadi terbiasa dengan ucapan Sasuke yang blak-blakan.

"Ayo."

.

.

Sakura membuka pintu apartemennya sedangkan Sasuke membuntuti di belakangnya. Dan tentu saja terlihat Sasuke yang sesekali melirik pantat sekal wanita itu. Pikirannya melayang ke malam yang lalu saat pertama kali ia pindah ke apartemen ini dan memergoki Sakura yang hanya memakai lingerie seksi. Punggung mulus dengan pinggang ramping dan juga pantat sekal, jelas sekali Sakura sering merawat tubuhnya entah itu diet atau olahraga.

Sekali lagi Sasuke mengikuti Sakura yang masuk ke dalam apartemennya. Dan matanya sekali lagi, masih sempat melirik pantat Sakura. Kenapa kau suka sekali menatap itu, Sasuke?

Sasuke menaruh dirinya di dapur, mengambil segelas air putih guna membasahi tenggorokannya. Sedangkan Sakura mendudukkan dirinya di atas sofa, menyelonjorkan kakinya.

Sakura menghela napas lelah, matanya terpejam dan ia menutup wajah dengan sebelah lengannya. Entah mengapa ia ingin menangis lagi, rasa sesak itu datang lagi tiap kali dirinya tak menjalani aktifitas lebih. Sakura pun menggigit bibir bawahnya, menahan air mata yang entah kapan bisa turun. Di sini ada Sasuke, pikirnya.

"Besok aku tidak masuk mengajar. Kau pulang sendiri ya!" Ucap Sakura setiba Sasuke di sofa yang masih tersisa kosong.

"Kenapa?"

"Aku ingin ke suatu tempat, ada urusan."

"Sepertinya penting sekali."

"Begitulah."

"Kenapa kau tutupi wajahmu seperti itu?" Tanya Sasuke sedikit penasaran.

"Aku hanya lelah." Jawab Sakura seraya menghela napas, menunjukkan sekali bahwa ia memang lelah.

"Istirahatlah."
.

Sakura melempar tasnya sembarangan ke ranjangnya, kemudian ia membanting dirinya ke kasur. Mematung dan menatap ke langit-langit kamarnya. Ini buruk, melakukan ini malah akan mengingatkannya akan hal itu.

TES

Tanpa dapat ia tahan, air matanya kembali menetes merasakan sesak dan sakit itu datang kembali. Dan ia kembali memegang dadanya seolah ada pisau yang tertusuk di sana. Menyesakkan.

"Hiks... Kenapa? Kenapa jadi seperti ini?" Sakura meracau sambil tangannya terus mencengkram dadanya yang makin terasa sesak.

Sakura masih terus terisak bahkan semakin kencang, wajahnya sudah basah hampir seluruhnya karena air mata yang dengan derasnya terus mengalir melewati pipinya. Rambutnya tak beraturan karena Sakura terus mengusap kepalanya yang terasa pusing memikirkan hal yang begitu menyesakkan ini.

SAKURA-SENSEIWhere stories live. Discover now