12

3.5K 308 6
                                    

Taeyong menangis deras, keadaan nya tak jauh beda saat dia kemarin. Pakaian yang di lucuti dan di ikat.

Kali ini dia berada di salah satu ruang kelas yang jarang di datangi. Taeyong tak bisa berteriak, karena tentu saja lelaki di depan nya ini

Mingyu memainkan pisau di tangan nya, "kau membakar rumah ku, dimana aku besar dan tempat aku bertemu dengan sahabat sahabat ku apa yang harus ku lakukan kepada mu, hm?"

Taeyong tak sanggup untuk membalas, dia hanya bisa menangis merasakan perih di paha nya.

Mingyu mengoreskan kembali pisau nya di paha Taeyong membuat garis luka memanjang di atas luka tadi yang belum kering, "hiks-sakit"

Mingyu tertawa mendengarnya, "dan hati ku juga sakit melihat arena ku terbakar di depan wajah ku sendiri

Taeyong tak berniat melawan, Mingyu meletakan pisau nya di lantai dan mengambil ponsel nya di kantung celana nya, "haruskah aku memamerkan mu kepada orang lain?"

Taeyong menggeleng menahan sakit dan memohon untuk di lepaskan, tentu saja tak di pedulikan lelaki yang lebih tinggi. "bagaimana dengan menampung sperma ku?"

Mingyu meludahi anal Taeyong dan melesakan penis nya dalam sekali hentak. Taeyong membulatkan mata nya kembali menangis kuat saat merasakan anal nya sangat perih, "berdarah? kau belum pernah di masuki oleh Jaehyun? astaga senang nya aku"

Sial, itu bukan karena dia masih perjaka. Itu karena Mingyu tak mempersiapkan anal nya, tentu saja anal nya akan berdarah kalau di paksa seperti itu

Tanpa rasa kasihan, Mingyu menghentakan kuat pinggang nya membuat kejantanan nya tertanam di dalam tubuh Taeyong.

Mencekik leher Taeyong membuat si lelaki manis menatap Mingyu, "mendesahlah"

Taeyong menggigit bibir bawah nya guna menahan desahan, rasanya sangat sakit berbeda saat dia melakukan nya dengan Jaehyun. "ahh" Taeyong tak bisa menahan suara laknat itu

Tubuhnya yang awalnya menolak mulai menikmati nya tapi hatinya terus menerus resah ingin segera menjauh dari lelaki ini

PLAK

tamparan keras di wajah Taeyong membuat Taeyong kembali terisak, "ku bilang mendesah" Taeyong melepaskan gigitan dari bibirnya, "hahh-ahh"

Perlahan dia membiarkan semua nya terjadi, Taeyong tak bisa melawan lagi. Membiarkan Mingyu menghancurkan tubuhnya bahkan dengan luka luka sayatan di paha nya

"ahh sial, dimana Jaehyun menemukan mu hm? sayang sekali kau harus bersama Jaehyun" Mingyu mencengkram rahang nya membuat Taeyong menatap lurus manik kelam Mingyu

Beberapa hentakan terakhir, Taeyong sampai pada titik putih nya bersamaan dengan Mingyu menembakan sperma nya di anal Taeyong.

Kembali menangis, Taeyong menyesal tak bisa menjaga diri nya.

BRAK

Suara keras bersamaan dengan lelaki di depan nya terjatuh ke belakang, Taeyong tentu tau siapa lelaki yang baru datang itu. Jaehyun nya

"maafkan aku, maafkan aku gagal menjaga mu" Jaehyun memeluk erat tubuh Taeyong tanpa merasa jijik, dia bahkan menangis di bahu Taeyong

Penyesalan di hidupnya yang kedua, Jaehyun merasa sangat gagal menjaga permata nya. Secara tidak sadar Jaehyun yang melabeli diri nya asexual sudah jatuh kepada lelaki manis ini.

Taeyong yang merasakan air mata di bahu nya pun berhenti menangis, dia lebih tua seharusnya dia menjaga lelaki di depan nya dan bukan di jaga, Taeyong merasa sangat bersalah tentu nya.

Taeyong menangkup pipi Jaehyun dan menempelkan bibirnya di atas bibir tebal lelaki di depan nya, "jangan menangis"

Jaehyun menatap lurus ke arah Taeyong yang berusaha menahan tangisan nya, Jaehyun mengecup kedua kelopak mata Taeyong. "maafkan aku" Jaehyun benar benar merasa menyesal, "maafkan aku selalu terlambat"

Taeyong tersenyum lembut, "tidak masalah ini kecelakaan" Taeyong hanya tak ingin membuat lelaki di depan nya terus menangis karena kelalaian nya sendiri

Jaehyun membuka seragam nya memasangkan di tubuh Taeyong dan menggendong lelaki itu secepat kilat menjauh dari sekolah untuk di obati nya

Hanya satu hal yang ada di kepala Jaehyun, hanya Taeyong.

Teacher LeeWhere stories live. Discover now