#3 Tentang Azka

252 27 7
                                    

Buat teman-teman!
Boleh dong, kasih kata-kata
Motivasi buat yang jomblo! Hehe....

▪▪▪▪▪▪

Abisha dan Fitri sedang berada dikantin tempat dimana mereka melakukan PKL.
Biasanya mereka akan makan dikantor, karena biasanya ada yang memasak. Namun, hari ini mereka disuruh makan dikantin. Abisha dan Fitri hanya memesan mie instan biasa dan ditambah campuran telur dan sosis.

Sekitar 10 menit mereka selesai makan. Mereka duduk santai sambil memainkan hp. Fitri sibuk chetan bersama pacarnya sambil menonton. Sedangkan Abisha, sesekali ia cuman membuka status whatsapps teman-temannya.

Sebenarnya Abisha merasa serba salah. Abisha tau bahwa dalam islam, pacaran tidak diperbolehkan. Ingin mengingatkan Fitri, tapi Abisha takut Fitri akan berpikiran yang tidak-tidak dan akan merusak persahabatan mereka. Akhirnya Abisha hanya diam. Apalagi mereka sudah berpacaran cukup lama.

"Nggak kerasa ya, bentar lagi kita udah selesai PKLnya. " Tutur Fitri selesai meminum esnya.

"Um... kurang lebih 2 minggu lagi!"

"Habis PKL masuk sekolah, nggak lama ujian, habis itu lulus. Nggak kerasa banget."

Tiba-tiba hp Fitri berdering. Abisha lihat, senyum terpancar dari bibirnya. Fitri langsung menganggkat panggilan video tersebut yang ternyata adalah pacarnya. Riki!

"Aku kesana dulu ya, bentar." Ucapnya lalu bangkit dan pergi menjauh dari, Abisha.
Abisha mengangguk sambil sedikit tersenyum.

Abisha, memilih untuk memainkan hpnya kembali. Abisha, memasukan sebuah quetes dalam story Whatsapps'nya. Sebagai motivasi untuk teman-temannya. Walau kadang ia dibilang bucin.

Ting

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ting.....
Abisha membuka notif wa dengan menurunkan notif diatas layar.
Disana tertera 1557 pesan dari 7 chet. Abisha berpikir pasti ada seseorang yang mengchetnya. Karena biasa hanya ada 5 notif chet. Itupun dari gcnya.

Abisha membuka aplikasi wa. Disana tertera nama, Azka. Tiba-tiba mulut Abisha tersenyum begitu saja .

Azka
Assallamuallaikum,
Bagus kata-katanya!

Mulut Abisha belum berhenti-henti untuk tersenyum. Orang yang ia kagumi, orang yang menjadi perantara, yang allah kirimkan untuk Abisha hijrah. Seseorang yang berhasil membuat Abisha iri akan ibadahnya.

Itu terjadi sejak ia berada dikelas 10. Awal Abisha mengenal Azka juga hal yang tidak bisa diingat. Rasanya tiba-tiba saja. Apalagi dengan sikap Azka yang dibilang pendiam.

Ingat seketika awal masuk sewaktu kegiatan pengenalan. Azka dan Pasya datang terlambat dan menjadi pusat perhatian dikelas. Waktu itu Abisha belum terlalu mengenal, Azka. Abisha terlalu cuek dengan sekitarnya. Sampai-sampai seseorang yang duduk disampingnya, 1 minggu baru ia kenal. Sampai seketika, ketika Abisha sedang mengerjakan tugas sekolah. Temannya mengetest no wa, Abisha. Pasya. Dan dihari yang sama, Azka juga mengetest no wa'nya. Awalnya Abisha mengira bahwa Azka dan Pasya saudara kandung. Ternyata bukan. Keduanya sama-sama memiliki hobi membaca al-qur'an.

Abisha
Waallaikumussallam😊

Hanya itu yang Abisha tulis. Karena Abisha bertekat untuk menahan diri dari hal seperti itu dan ingin fokus kepada sekolahnya saja.

Dulu Abisha pernah dekat dengan, Pasya. Namun, kedekatannya membuat kerenggangan dengan teman sekelasnya. Akhirnya ia memilih menjauh. Abisha, hanya ingin menjaga persahabatan. Toh, menurut Abisha jodoh tidak akan kemana.

Hari semangkin berlalu, disekolahnya mengadakan fullday dan pulang sekitar pukul 15.00 Wib. Kebiasaan-kebiasaan teman sekelasnya mulai terlihat. Itulah awal Abisha menganggumi, Azka. Disaat teman-temannya pergi kekantin atau makan dikelas. Ia akan pergi keluar dan salah satu tujuannya adalah kemusola.

Pernah seketika Abisha melihatnya memperhatikan, Abisha. Waktu itu posisi Azka sedang menangkupkan wajah dimeja dengan posisi kepala menghadap kesamping kanan dimana Abisha duduk. Abisha dan Fitri duduk dibagian hampir kebelakang . Hanya berjarak satu bangku dari tempat, Azka. Namun berbeda barisan. Abisha sadar dan langsung menoleh kearah Azka, Lalu dengan cepat Azka memalingkan wajahnya kembali.

Azka
Apa kabar?

Abisha
Alhamdulilallah ,
Baik

Azka
Alhamdullillah...☺

Abisha binggung ingin membalas apa? Tapi disatu sisi ia sangat berharap bisa ngobrol seperti itu bersama, Azka. Walau hanya saling menanyakan kabar. Tapi, Abisha sudah bertekat untuk menjaga diri dari orang yang bukan mahramnya.
Akhirnya, Abisha hanya meread chet tersebut. Walaupun dihatinya terselip untuk menanyakan kabar, Azka. Tapi, ia berpikir bahwa Azka baik-baik saja.

Abisha mematikan selulernya dan menyimpan hpnya disaku. Kini ia hanya menunggu Fitri untuk pergi kemusola melaksanakan salat dzuhur.

Abisha tersenyum menginggat Azka yang mengchetnya. Azka memang biasa mengchet, Abisha. Jarang-jarang. Kalau tidak menanyakan tugas, ia akan menanyakan kabar. Hanya sekedar itu saja.

"Hey... kenapa senyum-senyum gitu? Lagi mikirin sicinta, ya!" Ucap Fitri yang tiba-tiba datang mengagetkan.

"Apasih? Ya, enggaklah! Cintakan sekarang sibuk."

"Emang bisa cinta sibuk? Diakan selulu bersemayam dihati." Jawabnya sambil tersenyum.

"Maksud aku cinta kelas kita! Bukan cinta yang itu."

"Lah, kirain iya. Masjid, yuk!" Ajaknya.

Mereka langsung menuju masjid terdekat. Jaraknya tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 20 meteran saja dari kantor tempat mereka PKL.

"Huah... bentar lagi tempat ini menjadi kenangan. Selamat tinggal dan...,"

"Masih lama!" Potong Abisha.

"Tapi... kamu tau, 1 minggu itu sungguh tidak akan terasa jika dijalani. Kita, 3 bulan aja nih ya, berasa baru kemarin masuknya disini dan sekarang udah tinggal 2 minggu lagi. Tapi, nggak nyampai 2 minggu lagi, sih. Tapi, belum lagi nanti kalo panggilan kesekolahnya, jadi jarangkan kita masuknya. Laporannya ... Ngomong-ngomong, laporan kita belum jadi, ya? " Tuturnya panjang kali lebar.

"Iya.... kan tinggal edit." Balasnya sambil melepas sepatu . Begitu juga dengan, Fitri.
Mereka langsung menuju tempat wudhu.

"Pipis dulu, yuk." Ajak Fitri. Abisha tau pasti temannya yang satu itu takut ingin ketoilet sendiri.

"Aku abis shalat aja. Kamu aja ya sendiri. Nggak ada hantu, kok."

"Ais.... yuk, serem tau! Nanti kalo kekunci ditoilet gimana? Kan sering tuh kaya gitu biasanya."

"Teriak aja! Kan aku ada diluar." Tolak  Abisha lagi.

"Yaudah, nanti aja, deh." Putusnya sambil berjalan kearah tempat wudhu.

"Yaampun, gitu doang nggak jadi. Yaudah, ayok." Lanjut Abisha langsung menuju toilet yang berada didepannya. Toilet disana memang berada disamping tempat wudhu. Namun, diberi diding pembatas. Disana sekitar ada 3 toilet.

Sedangkan Fitri tersenyum. Abisha juga binggung, apa yang Fitri takutkan? Siang bolong begitu! Bahkan, rumah orang ada disamping masjid dan bisa dilihat dari dalam toilet.

Setelah selesai mereka langsung berwudhu dan melaksanakan kewajiban mereka sebagai seorang muslim.

Happy reading!

The Doctor [End]✔Where stories live. Discover now