(14) Happy For You

2.8K 585 214
                                    

Play Mulmed
(Coldplay - Yellow)

...

Netra hazel Jennie berpedar penuh kekaguman setibanya mereka di kawasan yang terkenal dengan julukan surga belanja Korea Selatan. Senyum polosnya menyiratkan betapa besar kekaguman pada tempat di depannya saat ini. Ia tak pernah tahu bahwa kawasan Myeongdong akan dipenuhi lautan manusia sebanyak ini yang tampak menikmati jajanan, berbelanja barang, berkeliling dengan teman-teman, dan masih banyak lagi. Gadis Ahn itu spontan menoleh pada sang guru saat merasakan tangannya digenggam erat.

"Kau tidak boleh hilang," ujar Taehyung yang mengerti arti tatapan itu. Ia meluruskan tatapannya guna memandang deretan toko yang dipenuhi lampu berkelap-kelip. "Mau coba apa dulu?"

"Boleh makan kue beras?" tanya Jennie. Ia tak pernah diperbolehkan untuk menikmati jajanan sembarangan oleh sang Ibu karena fisiknya yang cukup lemah saat masih kecil.

"Kau bisa makan apa pun yang kau mau di sini." Taehyung mengeluarkan dompetnya dan mengangkatnya ke udara seraya berucap penuh sombong, "Kita bisa menghabiskan semua uang yang ada di sini sampai kau puas."

Dengan senyum yang merekah, Jennie menarik lengan Taehyung dan mengajaknya untuk segera menjelajahi tempat itu. Ia sungguh tak sabar menghabiskan malam menyenangkan di tempat ramai tersebut seraya mengenyangkan perutnya hingga buncit. Menoleh pada sang guru yang terlihat kewalahan menyamakan langkah, gadis itu memberi cengiran lebar hingga memamerkan gummy smile miliknya dan pipinya yang tembam.

Tempat pertama yang mereka datangi adalah sebuah toko yang menjual aneka makanan jalanan Korea, mulai dari kue beras, gurita bakar, kue ikan, dan kentang goreng tornado. Gadis dengan sorot lugunya itu sempat menoleh pada Taehyung untuk memastikan apakah ia benar-benar boleh memesan, lalu Taehyung mengangguk dengan senyuman tulus.

"Bibi, apa kue berasnya sangat pedas?" tanya Jennie memastikan kuah merah menyala yang membasahi makanan satu itu tak akan membunuh indra pengecapnya.

"Kau tidak bisa memakan sesuatu pedas?" tanya pemilik toko itu yang segera diangguki Jennie.

"Kata Ibu, perutku cukup sensitif."

Taehyung sama sekali tidak tahu soal itu. Hari ini dia mengetahui hal baru mengenai sang kekasih. "Kalau begitu jangan dipesan," katanya cukup khawatir.

"Tidak boleh ya? Ya sudah tidak apa-apa. Aku pesan yang lain saja, Bi." Meski tersenyum, Jennie tak dapat langsung menyembunyikan raut kecewanya dan hal itu masih ditangkap dengan baik oleh Taehyung. "Kalau yang kentang itu tidak pedas 'kan, Bi?"

"Oh itu..."

"Pesan saja kue berasnya! Nanti kalau tidak kuat biar Ssaem yang habiskan," putus Taehyung akhirnya. Saat melihat senyum tertahan Jennie, ia mencoba untuk tidak menyambar bibir ranum itu dengan kecupan gemas. Ini tempat umum dan mereka tentu harus menjaga norma kesopanan.

Jennie memesan satu porsi kue beras, dua tusuk kentang tornado, dan dua tusuk kue ikan. Ia memberi suapan untuk Taehyung dan tersenyum seraya bertanya mengenai rasa makanan yang ia beri setiap kali melihat pria itu mengunyah. Tingkahnya mampu membuat siapa pun yang melihatnya merasa gemas.

"Ah, panas!" keluh Taehyung mengeluarkan uap panas dari mulutnya.

"Masih panas ya? Maafkan aku, Ssaem," sesal Jennie yang baru saja menyodorkan kue ikan. Dengan telaten ia meniup kembali makanan yang diberi kuah kaldu nan gurih itu, lalu menyuapkannya kepada guru tampannya. "Masih panas?"

Taehyung menggeleng lembut. Ia suka sisi Jennie yang lembut dan perhatian. Meski tak dapat dipungkiri bahwa tingkah polos seorang remaja tak hilang sama sekali dari dirinya, gadis itu memiliki pesona tersendiri yang membuatnya unggul dibandingkan remaja lainnya. Seandainya ada kata yang bermakna lebih dalam melebihi kata istimewa, mungkin itu layak diberikan untuk sosok bersurai cokelat panjang itu di mata Taehyung.

(M) Agathokakological [on going]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora