Twenty Two

2.3K 490 173
                                    

Jaemin berdecak pelan saat melihat pesannya tak kunjung dibalas.

Ini sudah hari kedua sejak malam dimana Jaemin bertelfonan dengan Kinara.

Salah banget kayaknya. Kinara sampai nggak mau baca pesan dari Jaemin. Semalam juga, waktu papasan dengan Karin, gadis itu bilang Kinara memakan bekalnya di kelas.

Nggak tahu kenapa, Jaemin merasa gadis itu sedang menghindar.

"Jun."

Lelaki yang tengah fokus menyalin catatan itu hanya berdeham singkat.

"Jun!" Jaemin menepuk pelan bahu Renjun.

"Bangsat."

Ah, ternyata bukan tepukan pelan. Terbukti dari bentuk goresan asal yang tercetak indah di catatan rapi seorang Renjun.

"Apa sih, anjing?!"

Jaemin mengatupkan bibirnya rapat.

"Apa, njing?"

"Jangan galak dulu. Gue mau nanya," ujar Jaemin takut-takut.

Renjun mendengus. "Tanya aja," jawabnya sambil mencari tipex di laci meja.

"Chat lo ada dibales Kinara?"

Renjun sontak menghentikan pergerakannya. Ia mendongak, menatap kesal ke arah Jaemin. "Gara-gara lo ya? Lo ngapain, njing?"

Jaemin menghela napas, lalu menarik kursinya mendekat ke Renjun.

"Widih, ikut dong," sahut Jeno yang sedari tadi sibuk berbalas pesan. Ia ikut menggeser kursinya.

"Pulang main waktu itu, gue ada telfonan sama Kinara." Jaemin memulai ceritanya dengan suara bervolume rendah.

"Terus?" bisik Jeno.

Jaemin diam. Ia bingung harus menjelaskan bagaimana.

"Apa, njing?" Renjun kembali tersulut.

"Lo kenapa sih, Jun? Marah mulu," cibir Jaemin pelan.

"Gara-gara lo, chat gue diread doang sama Nara! Makanya cerita! Keburu emosi gue!"

"Udah emosi padahal," gerutu Jeno.

"Na!" panggil Renjun.

"Gue minta ajarin ... buka hati?" lanjut Jaemin ragu-ragu.

"Lo belajar ngalus, Na?"

"Gue serius, Jen."

"Pantes." Renjun menghela napas berat.

Jaemin mengernyit. "Salah, Jun?"

"Salah, anjing! Lo mau jadiin Nara pelarian?!"

"Nggak gitu," elak Jaemin. Lelaki itu menyugar rambutnya ke belakang. Ia benar-benar tidak bermaksud demikian.

"Na, sejak kapan buka hati pake diajarin?" tanya Jeno.

Jaemin diam.

"Lo yang salah, kenapa gue yang ikut dikacangin!" pekik Renjun lagi.

"Lo minta ajarin gitu kesannya kayak memaksakan diri buat suka sama Nara," lanjut Jeno lagi.

"Heh, Na!"

"Lo kalo niat buka hati, jangan minta ajarin, Na. Itu Nara udah confess, mau lo paksa berjuang lagi?" sambung Jeno.

"Nana, anjing!"

"Bangsat! Marah tiap hari, PMS abadi ya lo?!" Jeno menaikkan nada bicaranya. Kesal juga, dari tadi ngomong dipotong mulu sama amukan Renjun.

Di tempat yang sama, Jaemin masih bergeming.

Second Lead | Jaemin✓Where stories live. Discover now