🦋🌻

5.7K 585 27
                                    

Sudah satu minggu mereka menjalani hidup sebagai pasangan pada umumnya. Untuk bulan madu, mereka tidak terlalu mempermasalahkan. Lagi pula junkyu lebih suka berdiam diri di rumah.

Namun, permintaan dari orang tua kedua pihak yang ingin segera menimang cucu haruto dan junkyu akan berangkat bulan madu ke Bora Maldives.

Mereka tak bisa menolak. Ingin menolak juga yang ada sayang karena keluarganya sudah mempersiapkan semua.

"Mas, lihat piyama Sinchan adek ngga?"

Junkyu sedari tadi hanya mengobrak abrik lemari milik suaminya hanya untuk mencari piyama kesayangannya. Tentu saja ia akan membawanya.

"Kemarin bukannya masih dikeranjang pakaian"

Sedangkan Haruto melipat baju miliknya dan istrinya, kemudian di masukkan ke dalam koper.

Haruto menghela nafas. Ia bingung, se- istimewa kah piyama itu bagi istrinya? Selalu saja ketika berbelanja pakaian junkyu selalu meminta yang berbau salah satu kartun Jepang, Sinchan.

Haruto tak bisa protes, bisa bisa istrinya ini merajuk padanya dan tidak memberikannya jatah yang ia tahan selama seminggu ini.

Junkyu keluar dari kamar mereka, berjalan menuju ruangan laundry milik keluarga watanabe.

Semoga saja piyamanya sudah di cuci dan disetrika.

"huhuhu piyama ku" junkyu mencium piyamanya yang wangi. Meloncat kegirangan seperti anak kecil yang senang dibelikan es krim.

Junkyu berlari kembali menuju sang suami yang ingin menutup kopernya.

"JANGAN DITUTUP DULU!" teriaknya, menghentikan pergerakan haruto

"Jangan teriak sayang, udah malem."

Junkyu menyerahkan piyama yang sedari ia genggam kepada haruto. Dahi haruto berkerut "apa?"

"Piyama punya adek belum dimasukin" ujar junkyu cemberut dan pipi yang digembungkan.

Haruto tidak fokus antara barang dan bibir milik istrinya yang menggoda untuk dijamah.

Haruto berdiri dari lantai, menatap wajah istrinya yang semakin bulat membuat kadar tingkat gemasnya meningkat. Tangannya bergerak melingkar di pinggang milik si manis.

"Dek"

"Hm?"

Haruto mulai melumat bibir milik istrinya dengan lembut,menyesap dengan perlahan. Junkyu terkejut atas perlakuan haruto yang tiba tiba.

"Mmh"

Dam. Junkyu tidak sengaja mengeluarkan suara laknat yang sedari tadi ia tahan.

Haruto menuntun junkyu hingga ambruk ke ranjang mereka. Sedikit memberi jarak agar tidak terlalu menghimpit badan istrinya.

Lidah haruto yang memaksa masuk kedalam mulut, mengabsen setiap sudut. Junkyu kewalahan mengimbangi permainan suaminya.

Junkyu yang sudah kehabisan oksigen segara menepuk dada bidang haruto. Haruto yang paham dengan tidak ikhlas harus menyudahi ciuman panas mereka.

"Mas kenapa tiba-tiba cium adek sih?" Sengut nya tak suka.

Haruto memeluk pinggang milik junkyu, kepala ia tenggelamkan pada tekuk leher istrinya.

"Sekarang boleh ya?" Rengek haruto.

"Eung?"

"Plis dek, satu kali aja ya?ya?"

Junkyu mencoba melepaskan pelukan erat dari suaminya namun nihil. Kekuatannya tidak sebesar haruto miliki

"Tahan ya. Adek janji kalau mamas bisa nahan sampai besok, adek bakalan kasih semau mamas" ujar junkyu sambil mengusap rambut milik suaminya.

HAPPY LIFEOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz