🦋🌻

2.9K 329 39
                                    

Haruto mengusap tangan kanan junkyu pelan. Sehabis tragedi itu terjadi beberapa jam lalu, Junkyu harus dirawat inap karena mengalami pendarahan akibat syok.

Tentu saja membuat haruto khawatir. Sedangkan junkyu sedari tadi mengingat keadaan noa yang mengenaskan di depan matanya.

"Sst...adek jangan mikirin apa apa dulu ya"

Junkyu menatap manik haruto yang khawatir dengan keadaannya. Tangan junkyu terulur mengelus pelan rahang tegas suaminya.

"Adek masih kepikiran yang tadi"

Haruto tersenyum maklum, kedua telapak tangannya membawa telapak tangan junkyu untuk disatukan bersama.

"Berdoa, semoga noa ngapapa ya"

Haruto mengecup pelipis junkyu lama, memberikan ketenangan dan kehangatan. Tak lupa juga, haruto setia mengelus perut junkyu yang nampak sedikit merosot.

"Masih sakit?"

"Sedikit"

Haruto menunduk sehingga maniknya berada tepat pada perut junkyu, "dedek bayi lagi ngapain?"

Junkyu tersenyum, dirinya masih lemas dan tidak terlalu bisa banyak bergerak. Kakinya juga masih ngilu bila hanya menggeser posisinya saja.

Soal pelaku yang menabrak noa tadi juga sudah tertangkap. Junkyu tak menyangka ternyata mashiho juga terlibat.

Faktanya bahwa mashiho adalah mantan kekasih suaminya, junkyu baru tahu hari ini. Dan yoonbin, awal hari dimana yoonbin dan junkyu bertemu, junkyu sudah bisa merasakan ada hawa tak enak dari pria itu.

Dari segi menatap,berbincang seolah olah kenal dengan junkyu membuat si manis tidak suka dipertemuan awal.

"Mas."

"Apa sayang?"

"Pengen peluk" pintanya

Junkyu menggeser sedikit agar suaminya bisa mendekapnya sambil tiduran. Haruto segera membaringkan badan lalu menarik pelan junkyu masuk kedalam pelukan.

Tangannya mengelus punggung hingga pinggul karena haruto yakin manisnya ini masih merasakan nyeri.

"Adek pengen makan apa?"

Junkyu menggeleng ribut, "ngga mau makan"

Haruto menyibakkan anak rambut junkyu yang menjuntai kebawah menutupi mata. Mengecup kilat bibir yang pucat karena belum mendapat asupan.

"Harus makan. Nanti adek nambah drop"

"Adek lagi pengen sayur sup nya rumah sakit"

Haruto mengambil satu porsi mangkuk sayur sup yang berada di nakas kamar rumah sakit. Untuk kamar junkyu sendiri, haruto memilih VIP agar istrinya merasa nyaman.

Tanpa mengubah posisi keduanya, haruto menyuapi junkyu.

Cklek!


"JUNKYU!"

"ngga usah teriak"

Asahi dan jihoon menghampiri pasangan yang kini tengah bermesraan si depan mata mereka.

"To, minggir sana"

Haruto memutar bola matanya malas, "siapa si lu? Dateng dateng ngusir"

"Gue aja yang nyuapin junkyu sini"

Sebelum jihoon mengambil alih mangkok yang berada tangan haruto, sudah terlebih dahulu di cegah oleh junkyu.

"Junkyu ngga mau di suapin sama jihoon, pengen mamas aja"

Haruto tersenyum kemenangan, sedang jihoon mencibir.

"Ngalah aja si hoon, ponakan gue maunya sama ayahnya bukan sama lu" ujar asahi

"1H2J kemana?" Tanya haruto yang sedari tadi mencari keberadaan tiga temannya.

"Bentar lagi kesini"jawab asahi

Mangkok yang tadi terisi penuh dengan sup kini sudah habis bersih. Jari jemari haruto membersihkan ujung bibir junkyu yang sedikit berair.

"Mamas keluar dulu sebentar ya"

Junkyu mengangguk, "mau semangka, beliin ya"

"Siap ibu negara"

Haruto berjalan keluar ruangan, "jagain kesayangan gue bentar"

Asahi dan jihoon mengangguk. Keduanya menaruh pinggulnya di kursi yang disediakan.

"Udah baikan?"

"Udah"

Asahi dan jihoon merasa lega. Jihoon yang ingin menghajar haruto pun ia urungkan, bisa-bisa junkyu yang melihat suaminya dihajar malah menangis nanti.

"Hoon, lu kenal mashiho ngga si?"

"Dulu salah satu anggota OSIS. Cuma dia keluar dari sekolah waktu kelas 2."

"Loh? Mashi sekolahnya bareng kita?" Tanya junkyu


"Ya iya. Tapi, keknya lu ngga tau dia. Lu kan tau sendiri kalau junkyu dulu itu anti sosial" ujar asahi sedikit menyinggung sikap junkyu dulu.

"Ishh, kan waktu itu aku masih takut sama lingkungan baru"

"Terus ketemu haruto kan di gudang, ekhm" sambung asahi

"Oh iya, malam nanti yoonbin sama mashiho bakal ditindak hukum"

Junkyu yang mendengarkan itu memainkan jari manisnya, "mmm, mashiho ga usah dihukum bisa?"

Asahi dan jihoon melototi junkyu tak terima. Jihoon bangkit dari duduknya hingga kursi terjatuh, lengannya ia tenggerkan di kedua sisi pinggangnya.

"Ngga bisa. Jadi manusia tu jangan baik terus, sekali kali jahat kek asahi ngapapa watanabe junkyu."

"Gue aja terus. Ngga ngaca lu hoon"

Junkyu mencibir dalam hati, telapak tangannya mengelus perut buncitnya.

"Jangan bicara kayak gitu dong. Nanti kalau dedek bayi ikut ikutan kayak kalian gimana? Kyu ngga mau"

Asahi yang gemas segera mencubit pelan perut junkyu, "utututu, nanti kalau lahir tante ajarin ngerampok uang ayah mu. Terus kita bagi dua"



Plak!



"Ngomong yang bener lu sa, ngajarin ponakan gue"

Asahi mendelik tak terima, "apaansi hoon, suka suka gue lah"

Jihoon mendorong asahi hingga terjatuh dari kursinya.

Jihoon menempel kan telinganya pada perut bulat milik junkyu yang kini menendang.
"Jangan ngikut asahi, ikut tante aja ya. Nanti tante ajarin ngejulid"



Cklek!




Pintu kamar terbuka, disana terlihat haruto menjinjing sebuah plastik berisi buah. Di belakang haruto, 1H2J ikut masuk menjenguk junkyu.

Saat haruto masuk kedalam, dirinya tidak terima ketika jihoon masih memeluk perut milik istrinya. Haruto berlari mendorong jihoon dengan segera.

Ia menarik junkyu kedalam dekapannya erat, maniknya menatap jihoon tajam, "aset ku ini"









Tbc.

Habis vaksin jadi malesan btw. Saya rada ngaret waktu gapapa ya?

Maaf banget, janjinya kemarin ngga jadi wkwkwk. Udah lemes duluan.

See you next chap 👋


HAPPY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang