🦋🌻

5.3K 429 78
                                    

" enghhh "


















"eunghh, Adek ngga kuat huhu"
















"Ya ngga kuat lah, itu berat lho yang"

















"Tapi, pengen ngangkat ini mamas"





Haruto melihat yang istrinya sedari berusaha mengangkat barbel seberat 50 kg hanya menggaruk tekuknya tak gatal.

Saat ini keduanya berada si ruangan gym milik keluarga watanabe. Haruto yang ingin berolahraga dan junkyu yang hanya ikut ikutan saja.

Ketika pertama kali junkyu menginjakkan ruangan gym ini, manik matanya yang bulat ingin sekali mengangkat barbel di sudut ruangan.

Tangan kanan mungilnya berusaha mengangkat barbel berat tersebut dan tangan kirinya menyangga perutnya. Ayolah, mana mungkin mengangkat barbel seberat badan manusia hanya menggunakan satu tangan saja. Ya tidak bisa.

Haruto menarik badan junkyu terlepas dari besi barbel itu lalu memeluknya dari belakang. Kedua tangannya menyangga perut sang istri.


"Jangan dipaksain, sayang"



Junkyu menggeleng kan kepalanya pelan. Bibirnya dimajukan seperti bebek, pipinya yang merah dan tangannya yang bersedekap di depan dada.


"Tapi, yang pengen dedek bayi mamas"


Haruto mengecup bergantian pipi gembil junkyu, "yang pengen dedek bayi atau kamu nya aja yang penasaran?" Tanya haruto menjahili junkyu. Sebenarnya haruto hanya mengetes istrinya saja yang masih sensitif.

"Dibilangin dedek bayi yang mau kok" 



Haruto terkekeh, "iya iya"

Haruto bersimpuh di depan junkyu untuk bersitatap di depan perut buncit milik istrinya. Bibirnya ia tempelkan pada permukaan perut lalu berbisik agar junkyu tidak bisa mendengarkan apa yang haruto bicarakan pada anaknya.

"Jangan dimasukin ke hati ya nak, kalau bundamu nuduh kamu terus"



"Mamas bicara apa ha?"



Haruto berdiri kembali menatap junkyu yang sedang merajuk, "kepo" sembari tersenyum nakal.


Junkyu memukul dada bidang suaminya, "ishh, nyebelin"



"Dari pada adek ngangkat itu, mending yoga aja"



Haruto menuntun junkyu duduk perlahan di atas karpet yoga yang berada tepat di depan cermin. Haruto menyalakan televisi yang berada di ruangan tersebut dengan vidio yoga khusus untuk istrinya yang sedang mengandung.

Keduanya mengikuti instruksi dengan baik. Karena vidio tersebut mendemokan secara pasangan, maka haruto ikut membimbing istrinya.


"Kakinya diangkat keatas, sayang"



Junkyu yang berbaring miring ke kiri sedang berusaha mengangkat kaki kanannya ke atas membentuk huruf  '
L ' . 

Haruto mulai menghitung dari satu sampai delapan selama dua kali berturut-turut.


"Cepet ihh, adek udah pegel"  rengeknya



"Eits, belum selesai" haruto menahan kaki istrinya yang ingin menyentuh lantai kembali.


Junkyu bernafas lega ketika dirinya telah menyelesaikan satu gerakan yoga yang sudah membuat nya kewalahan. Sedangkan haruto yang melihat istrinya bernafas terengah-engah memukul kepalanya pelan.






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HAPPY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang