Flower Path | Kim Namjoon

88 19 1
                                    

© RanEsta13

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

© RanEsta13

Apa yang pertama kali terlintas tatkala kau mendengar nama Kim Namjoon? Apakah leader BTS? A man with sexy brain? Rapper terkenal? Kaya raya? Atau God of destruction? Ya, dia memang sering kali merusak barang yang dipegangnya, tetapi semua itu mengingatkan bahwa dia pun seorang manusia, sama seperti kita.

Berbeda dengan seorang gadis beriris cokelat terang dengan binar teduh--Lee Hyanggi. Ia hanya mengingat bentangan senyum sempurna dengan ceruk manis yang terpeta di wajah pria itu. Ya, sesederhana itu sang gadis mengingat Kim Namjoon.

Rasanya, saat ini sirkuit otak Hyanggi mendadak macet. Ia bahkan tak mampu memetakan perasaan tatkala pria dengan postur tubuh gagah itu meneleponnya secara langsung.

"Yeoboseyo, dengan Gigi-ssi? Aku Kim Namjoon. Aku menelepon bermaksud untuk mengapresiasi lukisanmu."

Gadis itu bergeming setelah sebelumnya mengerjap dengan beberapa kali mengucek sepasang maniknya, berusaha merangkum pemahaman tentang apa yang tengah terjadi. Tadi aku tidur pukul 01.00 siang, sekarang pukul 03.00. Obsidian cokelat terangnya menatap jarum jam yang menapak pada angka tiga dan dua belas.

"YeoboseyoGigi-ssi?" terdengar suara di seberang telepon kembali memanggil.

Ini mimpi bukan, sih? Kim Namjoon ... memangnya ada berapa Kim Namjoon di dunia ini?

Setelah mencubit tangan sendiri dan merasakan sakit, gadis itu beberapa kali meneguk saliva kasar guna mencerna desibel yang mengalun indah menyapa rungunya. Suara itu jelas tidak asing dan selalu mewarnai mimpi-mimpinya selama ini, bahkan sejak dulu.

"YeoboseyoYeoboseyo?" Kembali Namjoon memanggil Hyanggi, kemudian berbicara dengan orang di sebelahnya. Mungkin sambungannya terputus.

Barangkali, nyawanya belum terkumpul utuh lantaran demam yang tiba-tiba saja menyerang sejak kemarin siang, itulah mengapa gadis itu memilih absen ke galeri seni dan menghabiskan harinya bergelung di tempat tidur.

Kembali pada sambungan telepon yang mengejutkan itu. Sang gadis segera tersadar untuk memfokuskan atensi. "Yeoboseyo, iya ini dengan Gigi."

Namjoon berdeham sebelum kembali berkata dengan nada antusias, "Oh, Annyeong, aku Kim Namjoon, aku menelepon ingin mengapresiasi lukisanmu yang berjudul PTN. Perpaduan warna yang indah dengan chiaroscuro—pemahaman di dalam teknik lukis tentang pembagian gelap dan terang—yang memukau. Aku sudah menghubungi kurator di galeri seni untuk membelinya."

Hyanggi hanya bergeming, gadis itu terlalu fokus pada setiap untaian silabel yang dia dengar, pada desibel khas di seberang sana yang tawanya begitu ia rindukan. Jangan lupakan anomali yang berdegup dalam rongga dada sebelah kirinya. Kalau dengan Namjoon, dia selalu lemah seperti ini.

BELAMOUR 1.0Where stories live. Discover now