Bab 18 : Modus

4.1K 483 23
                                    

Alvin sedang melihat buku catatan pasien tahun lalu dari ruang klinik, untuk mempelajari penyakit terbanyak yang diderita pegawai.

Ia membolak-balik halamannya, sambil menyeruput kopi panas yang dibuatkan Rinka, sekretarisnya.

Tahu-tahu ada yang mengetuk pintu dan membukanya perlahan.

"Mas Alvin!" panggil Salsabila. Alvin surprise melihatnya datang.

"Eh, Neng Dokter udah dateng? Hebat nih selalu dateng pagi," pujinya sambil menghampiri ke pintu.

"Gimana sih kok nggak ke klinik?" bisik Salsabila.

"Saya nggak sakit, ngapain ke klinik?" tanyanya bingung.

Salsabila terlihat kesal, lalu dia menunjukkan kantung kertas berisi kotak bekalnya.

"Oh iyaa, astaghfirullah ... hampir lupa. Sebentar ... ini tuker sama punya saya." Alvin bergegas mengambil kotak makan yang disediakan Rinka.

Waktu mau kasih kotak makanannya, Alvin bingung melihat Salsabila yang tengok kanan-kiri sambil mengenakan masker.

"Kenapa ketakutan gitu sih?"

"Eh, kalau saya ketahuan kasih bekal ke kamu, bisa-bisa dimusuhin cewek-cewek satu lantai ini. Makanya lain kali Mas Alvin aja deh yang ke klinik. Kalau saya yang ke ruang arsip kan aneh!"

"Oh, masa sih?" Alvin tersenyum geli, lalu dia mengambil balpoin dari sakunya."Nomer hp Neng berapa?"

"Buat apaan?"

"Yah, buat kirim wa dulu. Nanti saya udah ke klinik, tahunya belum dateng!"

"Iya juga ...." Salsabila menyebutkan nomer ponselnya. Lalu Alvin mencatat di tangannya.

"Ya sudah, saya balik ke klinik," pamit Salsabila.

"Eh, sebentar ini ada bonus. Sebagai tanda terimakasih karena sudah masakin saya sarapan pagi." Alvin memberikan segelas hot chocolate yang tadi dibawakan Rinka juga. Dia sengaja memesan dua minuman, niatnya memang mau diberikan ke Salsabila.

Gadis itu mengucapkan terimakasih, lalu mengendap-endap kembali ke klinik. Begitu dia membuka kotak makanan Alvin, dia tercengang. Ada chicken teriyaki, salad, nasi, egg roll ....

Perasaan makanan mas Alvin lebih enak dari pada masakan rumah. Masa bisa bosan sih? Pikir Salsabila bingung.

Sementara di ruang arsip, Alvin sedang senyum-senyum sendiri melihat bekal yang dibuatkan Salsabila untuknya. Cuma makanan sederhana. Ayam balado, telur ceplok kecap dan oseng sayuran. Tapi bagi Alvin, makanan itu enak sekali.

Siang hari, setelah selesai jadwal jaganya. Salsabila bergantian dengan dr. Karen. Lalu, dia berjalan ke basement menuju gerbang tempat motor keluar masuk dan menunggu di luar pagar. Ia sudah memesan ojek online sebelumnya.

Salsabila tak sadar ada seseorang yang memperhatikanya dari belakang. Begitu ia naik ojek, pria itu ikut keluar komplek hotel.

Alvin menyetir motor besarnya ke bengkel yang biasa menjadi tempat kumpul dengan teman-teman komunitas.

"Bas, gue pinjem motor bebek lo dong!" kata Alvin.

"Emang moge lo kenapa?"

"Enggak apa-apa sih. Gue lagi iseng aja pengen ngojek."

"What?? Gak salah denger gue? Manajer eksekutif mau ngojek?" Baskoro tergelak.

"Emangnya kenapa kalau manajer ngojek?"

"Kasihan ojek yang bener-bener butuh duit, Bro! Lo, mengurangi penghasilan mereka."

"Rezeki itu nggak akan kemana. Lagi pula gue nggak merebut semua pelanggan mereka kok. Cuma satu doang."

dr. Salsabila Where stories live. Discover now