48| Berkumpul

1.1K 90 4
                                    

Helloooo, sayangkuh semuanya🖤

Apa kalian menikmati cerita ini? Jawab jujur, karena aku butuh banget😁💕

_

Alona tersenyum berbinar menyambut kedatangan kedua sahabatnya dan di susul pasangan mereka masing-masing. Riski yang bernotabene jomblo mengacak rambutnya frustrasi.

Pria berkulit putih persis bule yang kesasar itu pun terus mendumel seorang diri. Dirinya begitu kesal pasalnya mereka di sana membawa pasangan masing-masing lalu memamerkan keromantisan mereka tanpa peduli bahwa Riski yang begitu iri melihatnya.

"Gue kangen banget sama kalian... jahat ih, jarang banget kalian jengukin gue.Tau nggak, selama di rumah gue itu kesepian. Bosan banget." Sasa dan Talita sontak kembali mengeratkan  pelukan mereka.

"Lo tau kan, gimana possesiv ya cowok Lo? Kita udah pernah bahkan hampir setiap hari minta izin, tapi sama sekali nggak di kasih sama tu cowok jingan!" Ujar Sasa berapi-api membuat Abe menatapnya tajam, sedang semua yang di sana menutup telinga mendengar suara cempreng Sasa yang memekakkan telinga.

" Nggak usah teriak. Kita nggak tuli."Celetuk Abe dengan pongahnya. Sasa masih menatapnya jengkel.

" Jingan! "maki Sasa palang kesal setengah mati. Dirinya bersyukur bisa melampiaskan kekesalam selama beberapa minggu ini.

" Hei, nggak usah ngomong kasar. "kristo menyahut dengan intonasi kalem nan lembutnya membuat Riski tersedak ludahnya sendiri.

" Anjim, kristo sok halus...liat merinding gue cuy. "kata Riski sembari menunjukkan kedua lenganya yang terbalut jaket.

" Dongo...Itu mah jeket. Mana bisa gue lihat lengan Lo yang merinding. "Talita jadi keki sendiri dengan tingkah Riski yang membuatnya gemas ingin menjitak kepala Riski.

" seterah gue dong, udah ah, males gue ngomong sama Lo. "Celetuk Riski dengan sombongnya  sembari mengibas tangannya ala kemayu Pada Talita yang menatapnya jijik.

" Kelaman jomblo,sih. Nah, gini nih bentukanya. Jadi bencong. "semua tertawa mendengar ungkapan Talita yang benar adanya.

" Nggak usah ngomong Lo, mulut Lo bau jigong!" kata Riski sembari mengibas seakan mulut Sasa mengeluarkan bau tak sedap. Nyatanya tidak sama sekali.

"Language."Riski menutup mulutnya dengan telapak tangan ketika mendengar suara Andra  yang membela kekasihnya.

Talita menatapnya mengejek membuat Riski jengkel sendiri. Memilih melangkah menuju sofa apartemen Abe dan Alona, Riski Menyandarkan tubuhnya pada kursi lalu memangku kaki sembari menatap ketiga pasangan yang tengah berbincang - bincang itu.

"Pemirsa, sepertinya para pria brengsek telah berubah menjadi pria bucin...Hahaha." semua menatap Riski dengan mata melotot lalu kembali meninggalkan Riski seorang diri dan mulai melakukan pekerjaan mereka untuk mengangkut sebagian barang yang dibutuhkan menuju atap apartemen.

" Kalian semua jahat. Nggak ada yang ngerti'in gue. Bantuin gue cari cewek dong!" teriak Riski membuat mereka tertawa terbahak di tempat mereka.

Ada-ada saja Riski ini. Pria itu selalu membuat mereka tertawa bahkan sampai gigi pun kering dibuatnya. Entah itu di situasi seserius apapun Riski selalu membuat teman-temanya sedikit rileks dengan tingkah absurdnya.

Abe berkaca pinggang sembari menatap semua bahan yang sudah tertata rapi di tempatnya masing-masing. Abe menatap gadisnya yang sedang memotong-motong daging agar saat di panggang tidak perlu repot lagi untuk  memotong membuat semua menunggu lama.

Alona sesekali mengelap jidatnya yang  penuh keringat, padahal hari sudah malam dan udara di atap pun terasa segar, tetapi mengapa dirinya berkeringat? Pikirnya.

Alona memanggil kedua sahabatnya  meminta bantuan sebentar untuk mengambil alih memotong daging. Alona ingin merapikan rambutnya yang sembrawut dan melepas jaketnya karena  merasa bagian punggungnya begitu berkeringat.

"Jangan di lepas!" Alona menoleh pada sang kekasih yang tengah menahan ujung jaketnya yang hendak di lepas.

"Panas, Faizan... kamu liat nih, aku keringatan. Sana, awas dulu. Aku panas banget." Abe menghela napas kasar. Tak tega melihat gadisnya yang begitu tak nyaman karena Kepanasan.

Abe melapas  cengkramanya pada jaket sang kekasih lalu membiarkan Alona tak memakai jaket untuk kali ini saja.

" Bajunya ganti, yah. Itu terlalu pendek. Pake yang lengan panjang aja." Alona mendengus mendengar ucapan tak suka dari sang kekasih.

"Panas. Biar gini aja, aku kepanasan, Faizan." Abe menggeleng lalu menarik lengan sang kekasih lembut dan membawanya menuju apartemen untuk mengganti baju milik gadisnya dengan baju berlengan panjang.

Alona berpamitan sebentar pada kedua sahabatnya yang tengah memotong daging, juga tak lupa pamit pada Andra dan kristo serta Riski yang sedang berkaraoke ria.

Beberapa menit setelah selesai dengan ganti baju, Alona dan Abe Kembali melangkah menuju atap, tetapi langkah mereka terhenti saat melihat pasukan Alpharo tengah melangkah menuju apartemenya dengan beberapa buah tangan tak lupa pula suara bising mereka  yang tak kenal tempat.

Abe melangkah mendekati mereka lalu meminta untuk diam sebentar. Semua pasukan Alpharo yang mengerti maksud sang raja pun diam di tempat dengan posisi siap.

"Terima kasih karena kalian udah datang. Gue harap kalian nggak membuat kekacauan. Meskipun gue yakin kalian nggak mungkin ngelakuin kericuhan, ada baiknya gue sebagai ketua kalian mengingatkan." Semua mengangguk setuju mendengar ucapan dari sang ketua.

"Jadi, kita akan berkumpul di atap aja, gue nggak yakin kalo di dalam apart gue ama cewek gue pas buat nampung kalian dan anggota inti. Itu aja sih, ayo kita ke atap." kata Abe sembari mengaruk pelipisnya yang gatal sembari satu tangannya memeluk erat pinggang sang kekasih seakan menunjukan bahwa gadisnya hanya miliknya seorang.

" Siap!" ucap mereka bersamaan. Kalo ini, mereka tak berteriak karena Abe tak mau pasukan Alpharo mengganggu tetangga satu apartemenya.

"Yaudah jalan."Kata Abe sembari kembali melangkah menuju atap bersama sang kekasih dan pasukan Alpharo mengikuti sang raja dari belakang.

Beberapa menit mereka melangkah, akhirnya sampai juga di atap yang kini sudah di ubah sedemikian rupa.

Anak-anak Alpharo membubarkan barisan mereka lalu mulai melangkah menuju kursi yang sudah di sediakan. Sebelum mereka duduk, tak lupa mereka memberi salam pada anggota inti dengan gaya ala pria sejati.

"Alpharo!"teriak Riski membahana membuat semua bertepyk tangan meriah  menyambut Riski.

" Jadi hari ini, kita nggak bahas hal lain dulu. Kali ini, raja kita mau kita refreshing dari masalah geng."ujar Riski memberitahu membuat semua menggaguk setuju.

" Urusan geng, sebentar kita pikirkan bersama saat kita selesai berpesta . Jadi, mari kita berpesta dan silakan menikmati! " teriak Riski sembari mengangkat minuman rasa jeruk ya membuat semua tertawa melihatnya.

Riski tersenyum kaku, lalu menyimpan kembali gelas itu pada meja dan mengambil gelas di sebelahnya yan terisi alkohol.

" Mari kita berpesta, hore!"Teriak Riski semangat sembari mengakat tinggi gelas alkoholnya membuat semua pun ikut, kecuali para gadis yang merupakan kekasih dari para pria di sana.

" Segar! "kata Riski pada mic yang masih di genggamannya. Sada yang mendengarnya tentu merasa penasaran lalu melangkah pelan menuju meja khusus alkohol dan diam-diam menenggak sedikit alhokol itu.

" Huek! Anjim kok rasanya beda. "Talita dan Alona menghampiri sasa dengan dahi berkerut.

" Lo kenapa? "Sasa memberikan segelas alkohol itu pada Talita. Talita tak menerima, membuat sasa mendengus.

" Kalian coba deh, kata Riski ini seger dan enak, kok pas aku coba nggak enak yah... terus rasanya iiih. "Ujar Sasa sembari bergidik ngeri saat masih merasakan rasa alkohol itu.

" Alona, Lo coba. Mumpung cowok Lo masih sama gengnya. "Alona mengangguk lalu mengambil segelas itu dari genggaman tangan Sasa dan menatapnya lekat.

TBC!

POSSESSIVE BOYFRIEND ( END)Where stories live. Discover now