Extra Chapter

6.1K 543 64
                                    

Hampir setahun lebih tidak ada kabar dari Ibu Sagara yang memang telah berniat menghilang selamanya.

Namun tekad Kevi begitu kuat sampai akhirnya ia sampai pada titik dimana ia mulai mencapai keberhasilan.

Ia akhirnya mendapatkan kabar kalau wanita itu kini kembali ke Indonesia setelah kembali dari Amerika. Kevi tidak tau pasti apa alasannya pulang, tapi tentu Kevi tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan emas yang didapatkan dirinya.

Hampir setiap hari pula tidurnya tidak pernah tenang. Tidurnya kini sering terbayangkan akan semua orang yang telah lebih dulu pergi meninggalkan dia.

Ia bahkan kini sudah menjadi seorang mahasiswa hukum yang sudah lumayan banyak juga tugasnya.

Perihal Jean dan Alvi, Kevi sudah tidak mendengar kabar mereka sejak beberapa bulan terakhir. Dengar-dengar Jean kini tengah menempuh pendidikan di luar negeri bersama ayahnya dan Alvi yang kini tengah melanjutkan usaha di luar kota.

Dengan berbekal catatan kecil yang berisi alamat dari wanita itu, Kevi pergi sendiri mencari tahu apakah wanita itu benar-benar pulang ataupun tidak.

Oh iya, Polisi. Polisi menghentikan penyidikan kasus milik Sagara dengan hanya menangkap dokter yang melakukan praktik ilegal dengan memberikan hukuman 5 tahun penjara juga denda uang seharga seratus juta rupiah karena telah melanggar pasal 76 undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran tanpa surat izin serta pasal 351 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan korban mengalami luka berat.

Kevi tidak pernah setuju, karena bagaimanapun dokter itu juga ikut andil membuat Sagara sampai meregang nyawa, bukan penyebab luka berat saja.

Yang ada di pikiran Kevi seharusnya dokter gadungan itu juga tiada atau setidaknya ia juga harus kehilangan sebelah ginjalnya secara paksa agar adil.

"Sial." Ucapnya yang kini kembali merasa kesal lagi akibat memikirkan dokter tersebut yang dihukum hanya dengan lima tahun penjara.

Juga, uang seratus juta. Kevi tidak bodoh, uang seratus juta bagi dokter kurang ajar seperti itu bukanlah uang yang begitu banyak. Buktinya ia bisa saja mendapatkan lebih dari itu ketika ia melakukan praktik ilegalnya.

Kevi menyipit saat ia sendiri yang melihat bahwa di sana wanita itu sedang berjalan di pinggir jalan tanpa ditemani siapa-siapa.

Kevi yakin itu dia. Karena mau bagaimanapun ia akan terus mengingat wajah pembunuh adiknya.

Ia menghentikan mobilnya dan kemudian segera menghampiri wanita itu.

Dengan gerakan pasti ia mencengkram lengan wanita itu bertujuan agar wanita itu tidak kabur.

Sedetik kemudian tidak ada pergerakan apa-apa disana. Ekpresinya tidak dapat ia duga, disana wanita itu hanya menatap Kevi dengan wajah putus asa miliknya.

"Dion?"

Kevi mengernyit bingung, maksudnya?

Namun kemudian ia menyeret wanita itu untuk ikut bersamanya menuju kantor polisi.

"Mau kemana nak? Kok tarik tarik Mama sih, sakit loh." Ucapnya lagi.

Itu membuat Kevi menghentikan langkahnya.

"Denger ya, Saya sekalipun tidak akan pernah percaya akting yang kamu lakukan saat ini."

"Maksudnya apa Dion? Ini loh katanya kamu mau pulang ke Indonesia. Mama turutin, sekarang kok malah gini?" Ujarnya sambil berusaha mengusap pipi Kevi.

Kevi memalingkan wajahnya, "Tidak usah pura-pura lagi. Saya benci liat muka anda yang tidak tahu diri ini."

Wanita itu berusaha melepaskan cengkraman Kevi yang tidak main-main kuatnya.

Sagara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang