9. Reality

3K 280 17
                                    

"Sssa...kit" Ucap Zizi dengan tangan yang mencengkeram perutnya.

"Kita ke rumah sakit ya nak" Zizi mengangguk menyetujui nya saja. Ia tidak bisa mengelak lagi karena saat ini Zizi merasakan perutnya terasa sangat perih dan sakit belum lagi kepalanya yang terasa ingin pecah.

Devrangga mengangkat tubuh Zizi kembali dan membawanya ke gendongan ala bridal style lalu beranjak keluar.

"Astaghfirullah mas adek kenapa mas?" Ujar Kania tergopoh-gopoh menghampiri Keduanya.

"Sayang kita harus membawa adek ke rumah sakit sekarang juga". Kania mengangguk lalu ia mengambil tas lalu mengikuti suaminya.

Sesampai di rumah sakit, Zizi langsung di sambut oleh dokter dan beberapa perawat dan langsung di bawa ku IGD.

Devrangga sedari tadi tidak bisa diam. Ia terus mundar mandir karena khawatir terhadap putra semata wayangnya. Karena selama ini yang Dev tahu, Zizi sangat jarang sakit palingan cuman demam saja. Namun kali ini, putranya bilang "sakit" untuk pertama kalinya yang berarti putranya tidak dalam keadaan baik-baik saja.

"Mas duduk dulu, yang tenang kita berdoa untuk adek semoga adek baik-baik saja mas" Devrangga mengangguk lalu duduk di samping Kania.

"Kamu udah hubungi Faris?" Kania mengangguk sembari tersenyum.

Sedangkan disisi lain, kini Faris baru saja selesai mandi dan berganti baju. Ia mengambil handphone nya saat sebuah notifikasi ada sebuah pesan masuk.

Mamah

Mamah : Sayang, kalau sudah selesai makan, kamu segera ke rumah sakit*** ya. Karena adek tadi di bawa ke rumah sakit sama mamah and dad.

Setelah membaca sederet pesan dari mamahnya, Faris langsung segera menyambar jaketnya dan mengambil kunci mobil nya. Saat ini tujuan Faris adalah rumah sakit dimana Zizi adeknya itu di rawat. Sungguh Faris sangat khawatir dengan keadaan Zizi yang harus di larikan ke rumah sakit.

"Assalamualaikum mah, dad gimana keadaan Zizi?" Tanya Faris yang baru datang.

"Adek masih di periksa sama dokter bang" Balas Kania. Tak lama kemudian, seorang dokter keluar dari ruang IGD.

"Gimana keadaan putra saya?" Tanya Devrangga.

"Apakah pasien sering mengeluh sakit pada area perutnya?"

"Iya dok adek saya sering merasakan sakit perut" Kini...Faris yang angkat bicara apa adanya. Sedangkan Devrangga dan Kania terdiam. Mereka merasa bersalah karena kurang mengetahui kondisi si bungsu.

"Sepertinya ada yang tidak beres dengan perut pasien. Saya sudah melakukan tes dua jam lagi kalian bisa keruangan saya"

"Baik dok. Apakah saya sudah bisa menjenguk putra saya?"

"Boleh saja namun kami akan memindahkan nya terlebih dahulu di ruang rawat". Devrangga mengangguk mengerti.

***

Kini Zizi tengah duduk bersandar di kepala ranjang pesakit nya. Ditemani oleh Faris, abangnya. Karena Devrangga dan Kania ke ruang dokter mengambil hasil lab.

"Nggak usah takut kita lewati bersama sama. Ada gue, daddy sama mamah yang akan selalu di samping lo dek" Ujar Faris yang mengetahui kecemasan Zizi. Zizi mengangguk mengerti.

My EverythingDove le storie prendono vita. Scoprilo ora