15. Ayo tidur, peluk

3.5K 137 6
                                    

Give me a loved, dear!❤
Thank you so muchhh💋
Enjoyedd.....

15. Ayo tidur, peluk.
❅✧.·:*¨ ¨*:·.✧❅

GHEA berjalan mengendap-endap ke dalam rumahnya. Sepi. Tak ada siapapun kecuali dirinya.

Dengan langkah santai seperti biasa, Ghea menaiki tangga menuju kamarnya. Di saat baru saja ingin memutar gagang pintu, tetapi seseorang lebih dulu membukanya dari dalam.

Ceklek.

Ghea tergagap, dirinya menatap Bima dengan senyuman manis palsunya di kala Bima menatapnya dengan datar di sela-sela pintu.

“Assalamualaikum Pak,” Ghea mengulurkan tangannya untuk salim kepada Bima. Tapi naas, tangan Ghea menggantung begitu saja, sedangkan Bima sudah berjalan melaluinya.

“Bapak, orang salam itu di jawab,” ucap Ghea sembari membalikkan badannya menatap Bima yang hendak menuruni tangga.

“Waalaikumsalam.”

“Istri mau salim harusnya di sambut dong Pak,” protes Ghea.

Kali ini Bima tak menjawab sama sekali. Dirinya tetap berjalan menuruni tangga menuju halaman rumahnya meninggalkan Ghea yang kesal setengah mati.

“Pengen ngumpat, tapi itu suami gue. Gue capek, gak boong,” keluh Ghea seraya masuk kamar dan membanting pintunya dengan kesal.

Ghea menatap kasurnya prihatin. Berantakan, serta baju kotor suaminya berceceran di atas kasur.

“SUAMI LAKNAT!”

•NSD•

Di meja makan, keduanya hening. Tak ada yang memulai pembicaraan seperti biasanya. Bima yang auranya lebih mencekam, membuat Ghea harus bungkam.

“Ehem....” dehem Ghea berusaha menetralisirkan keadaan yang canggung ini.

“Selesai makan, ke kamar, temui saya.” ucap Bima sembari berjalan menuju kamar.

Ghea mendongak'kan kepalanya, matanya tak sengaja menatap mata Bima yang berkaca-kaca.

“Bapak.” panggil Ghea tapi Bima tak merespon lagi.

Ghea menghela nafas lelah. Dia sudah lelah karena masalah kuliah, di tambah lagi dengan suaminya.

“Pengen jadi Nagita, yang kalau marah Rafi Ahmad yang ngebujuk. Ini mah beda, malah lakiknya yang marah ke gue. Dahlah,” gerutu Ghea sembari mengunyah pelan makannya.

Matanya menatap piring Bima yang belum habis. Sangat jelas, disitu hanya sedikit yang di makan oleh suaminya itu.

“Gue kudu makan banyak buat ngedengerin ocehan suami gue abis ini.” ucap Ghea bergegas menghabiskan makannya.

Tak butuh waktu lama pun, Ghea akhirnya selesai makan. Ia tak langsung mencuci piringnya, ia lebih dulu berjalan menuju kamarnya sembari membawa segelas air putih. Siapa tau nanti abis ngoceh, ada yang haus.

Ghea membuka pelan pintu kamarnya. Saat terbuka, terpampanglah orang yang sudah terbungkus oleh selimut di atas kasur.

“Yang nyuruh saya ke sini tadi siapa? Kok malah di tinggal tidur?”

Terlihat gerakan kecil dari dalam selimut tersebut membuat Ghea mengernyit bingung.

“Bapak? Bapak ngapain? Lagi main di dalam selimut? Sama siapa?” tanya Ghea beruntun seraya berjalan menuju Bima.

My Cold Lecturer ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang