27 : Istri Muda

3.3K 405 200
                                    

Memang benar kalau orang-orang pada bilang bahwa cinta pertama anak perempuan itu adalah Ayahnya sendiri.

Rose sudah merasakannya sendiri dan juga melihat secara langsung.

Ryu sangat mencintai Jeffrey. Bahkan kelewat mencintai Papinya itu.

Sepertinya Ryu lebih pantas disebut sebagai Istri Mudanya Jeffrey dari pada anaknya.

Kemana pun Jeffrey berkeliaran dirumah selalu diikutinya. Kalau tidak diperbolehkan Jeffrey untuk ikut masuk ke dalam kamar mandi, mungkin anak itu sudah ikut masuk juga menontoni Papinya di dalam sana.

Kelakuan Ryu itu terkadang membuat Rose merasa cemburu, karena perhatian Jeffrey sekarang terbagi antara dirinya dan anaknya.

"Ryu, sini makan dulu" ajak Rose pada anaknya yang masih setia berdiri di depan pintu kamar mandi, menunggui Papinya yang sedang buang air kecil.

"Ryu tunggu Papi Mi" jawab Ryu sambil menggelengkan kepalanya menolak ajakan Rose.

Rose yang melihat itu hanya mendengus pelan, lengket banget nih anak sama Suaminya.

"PIII UDAH BELUM? Ryu tungguin loh ini" teriak anak TK itu dengan nyaring.

"Sebentarrr sayang" balas Jeffrey dari dalam ikut berteriak.

"Oke, Ryu tungguin ya Pi"

Rose yang malas melihat kelakuan antara anak dan Suaminya itu memilih pergi kebawah duluan.

☁️☁️☁️

"Sayang, kamu udah bayar uang sekolah Ryu kan tadi?" tanya Jeffrey pada Rose yang sedang makan dihadapannya.

"Udah kok. Lupa sih tadi, tapi pas dijalan langsung ingat jadinya putar balik lagi hehe"

"Untung aja ya uangnya belum kamu pakai belanja" ucap Jeffrey yang menertawai kebiasaan Rose yang pelupa. Ia mencubit hidung Istrinya itu dengan gemas.

"Piii" panggil Ryu yang duduk disebelah Jeffrey sambil menarik-narik kaos Papinya itu agar menoleh kepadanya.

"Hmm, kenapa sayang?"

Ryu menatap Jeffrey dengan mata yang berbinar, "Ryu mau juga hidungnya digituin sama Papi kayak Mami tadi" Pinta anak itu dengan wajah berharap.

"E-eh ngapain kamu minta gitu?" tanya Rose bingung.

Ryu tidak menjawab, hanya menggeleng malu-malu, "Ayokk Piii"

Huh, dasar gak mau dikalah ini anak satu, batin Rose.

"Iya-iya sayanggg" Jeffrey menjepit hidung anaknya itu dengan gemas, tapi karena Ryu masih kecil dan hidungnya masih mungil, belum terlihat mancung seperti milik kedua orangtuanya jadi ia langsung merasa sesak karena susah bernafas.

"Uhuk uhuk Papii sakitt" Ryu terbatuk karena ia tadi berusaha bernafas dengan mulutnya, bahkan hidungnya mulai memerah.

Rose yang melihat itu hanya menertawai anaknya, "Aneh-aneh aja sih kamu Ryu"

"Maaf sayang, maafin Papi. Kekencangan ya tadi, Ryu gak papa kan?" Jeffrey menangkup kedua pipi Ryu untuk memeriksa keadaannya itu dan mengusap hidungnya lembut.

Ryu yang diperlakukan seperti itu hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda bahwa dirinya sudah tidak apa-apa. Anak itu tersenyum dengan lebar menatap wajah Papinya yang dekat berada dihadapannya.

Merasa puas setelah mendapat perhatian penuh dari sang Papi.

"Papi mau Ryu suapin nda?"

"Gak usah sayang, Papi bisa sendiri kok" jawab Jeffrey pada anaknya itu.

ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang