17. AMARAH ALVARO 2

17 5 2
                                    

Ku terbangun lagi di antara sepi
hanya pikiran yang ramai
Advertisement
Mengutuki diri tak bisa kembali
tuk mengubah alur kisah
Ketika mereka meminta tawa
ternyata rela tak semudah kata
Tak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa tuk pura-pura tertawa
Namun, bolehkah sekali saja ku menangis?
Sebelum kembali membohongi diri
Ketika kau lelah, berhentilah dulu
Beri ruang, beri waktu
Mereka bilang, syukurilah saja
Padahal rela tak semudah kata
Kita hanyalah manusia yang terluka
Terbiasa tuk pura-pura tertawa
Namun, bolehkah sekali saja ku menangis?
Ku tak ingin lagi membohongi diri
Ku ingin belajar menerima diri...

🎶 Runtuh—Fiersa Besari ft. Feby Putri🎶

17. AMARAH ALVARO 2

Polisi telah menyelidiki semuanya. Tewasnya Fara karena adanya konflik dari pihak lain. Bukan karena Raka Antarasa. Begini, Raka tidak terbukti melakukan pelecehal seksual. Semuanya terjadi tanpa campur tangan dari geng Ghempar.

Dari bukti CCTV, setelah Raka memaksa Fara pada saat itu. Raka melepaskan Fara untuk pulang. Namun, kejanggalan mulai terjadi saat Siska—teman sekelas Fara yang mengajak untuk pergi ke arah gang sempit.

CCTV hanya memberi kejelasan sampai situ saja. Mengingat, karena hanya bisa menjangkau sampai batas sana. Polisi mulai menyelelidiki kasus ini dengan lanjut. Mereka menghadirkan Siska, sebagai tersangka. Karena hanya ialah yang Fara temui terakhir kalinya.

"Katakan yang sebenarnya, siapa saja yang telah ikut melakukan pembunuhan itu!" tegas Polisi. Siska tersenyum miring. Ia bisa saja dengan mudah mengatakannya, hanya saja itu tidak akan mungkin terjadi.

Polisi juga mendatangkan Raka sebagai saksi dan pelaku pertama. Untuk menjelaskan lebih lanjut ceritanya.

"Saudara Raka, Anda dipersilakan untuk bicara," ujar Polisi. Dengan berani Raka siap mengatakan yang sebenarnya. Sebejat-bejat dirinya, ia tidak akan mungkin melakukan kejahatan sekeji itu.

"Baik, Pak!"

Flashback On

Raka sudah menunggu Fara di depan gerbang. Karena ia sudah berjanji akan mengantarkannya pulang, walaupun Fara menolaknya.

Demi mendapatkan cinta Fara, Raka akan melakukan hal apa pun. Walaupun perjuangannya sangat berat.

Fara keluar, kemudian ia berdiri sembari menilik ke arah kiri dan kanan. Sepertinya ia sedang menunggu jemputan. Langsung saja, Raka menghampirinya.

"Ra, yuk bareng gue!" ajak Raka. Namun Fara tidak merespon ucapannya. "Udah sore lo ini, nanti kemalaman gimana?" Raka masih membujuk Fara. Hingga pada akhirnya ia menunggu sampai Fara mau pulang bersamanya.

Tiba-tiba datang Siska menghampiri Fara. Perasaan Raka mulai tidak enak. Feelingnya mengatakan, akan ada sebuah kejadian yang besar.

"Ra, lo belum pulang?" tanya Siska.

"Hm, iya. Nunggu jemputan," ucapnya.

Siska tersenyum, kemudian kembali bicara. "Yuk bareng gue aja, mobil gue udah nunggu di sana!" ajak Siska. Lalu ia menunjuk ke arah kanan.

Fara bimbang, takut jika jemputannya datang ia malah tidak ada. "Enggak deh, bentar lagi pasti jemputannya datang," ucap Fara.

Namun Siska tetap memaksa. Bukan Siska namanya, kalau tidak dapat meluluhkan hati semua orang.

"Dari pada lo sampai malam di sini, mau?" Siska masih berusaha meyakinkan Fara. Apa yang sebenarnya ia inginkan? Padahal, selama ini mereka tidak dekat.

ALVAYA DANGEROUS [TERBIT] ✓Where stories live. Discover now