Danton, My Destiny 13 | Berdua Bersamamu

5.1K 400 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading~

Jangan lupa klik tombol vote-nya ya kakak-kakak!!

Lebih 10-15 vote bisa ga ya??




Yudha Aryasatya POV

"Mas abis makan beli es krim yuk," ajaknya. Dahiku sedikit menampilkan lipatan halus. Menerka apakah istri cantikku sedang datang bulan sehingga ia mengajakku untuk pergi membeli makanan manis tersebut.

"Kamu lagi dateng matahari?" Istriku hanya mengangguk dalam pelukanku. "Oke. Tapi kita makan dulu baru pergi membeli es krim."

Setelah mi matang dan meniriskannya ku potong cabai dan tomat sebagai pelengkap. Hanya satu bungkus mi instan dan makannya berdua. Sungguh, kalian harus coba bersama pasangan kalian. Ku biarkan Rayya yang menyuap pertama kali. Ketika aku hendak menyuap mi ke dalam mulutku, tangan putih halus itu melarang. Ia malah ingin menyuapiku katanya; ingin mencoba bagaimana rasanya menyuapi pasangan.

Kedua mata favoritku masih sembab sehabis menangis yang ku tak tahu apa penyebabnya. Jika aku bertanya apa penyebabnya lagi ia pasti tak akan mau menjawab.

"Ayo," ucapnya sambil merapikan mangkuk bekas makan. Ya tak perlu waktu lama, karena itu porsi kecil untuk berdua.

"Ayo kemana?" tanyaku pura-pura lupa.

"Beli es krim Mas. Mas tadi yang bilang abis makan baru kita pergi."

"Memang Mas bilang begitu ya?"

"Ter—"

"Iya-iya ayo."

Ku tarik tangannya ke kamar agar ia mengganti pakaiannya dan aku mengambil jaket yang biasa ku pakai. Tak lupa ku ingatkan istri cantikku agar memakai jaket, karena aku ingin membawanya pergi naik kuda besiku tidak dengan mobil. Sekali-kali tak apa.

Sekali lagi saat istriku sudah duduk nyaman di belakangku bertanya apakah aku tak ingin menghadiri acara di rumah Wadan dan selalu ku tegaskan tidak. Entah mengapa aku mempunyai firasat jika acara yang di adakan di kediaman Wadan ada kaitannya dengan istriku menangis.

"Sudah?" tanyaku memastikannya.

"Sudah. Pintu sudah aku kunci, sudah pakai helm, sudah pakai jaket juga."

"Ada yang belum." Ku lirik dari kaca spion motor, Rayya mengernyit heran. Tangan kiriku mengambil tangan kirinya agar berpegangan. "Ini yang belum."

"A—apasih Mas?"

"Lho kamu mau jatuh nggak pegangan?"

"Ya b-bukan b-begitu M-Mas."

"Kan sudah halal jadi nggak apa-apa dong. Kecuali belum halal baru nggak boleh."

Danton, My Destiny [Terbit di Google Playbooks]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang