22. ARKAN

22.6K 1.6K 44
                                    

Happy reading


Ana masih terkejut dengan orang yang sedang memeluknya ini, baju basah orang tersebut membasahi baju kering milik Ana.

"HUAAAA HIKS JANGAN PEL–GII HIKS" isak Arkan meremas baju belakang Ana dengan ingus yang dielapkan kebaju milik Ana.

"Aaaaa byy nda jangan ke Amelikaa" rengek Arkan mengeratkan pelukan dengan suara yang lirih dan bergetar akibat tangis dan badan yang menggigil.

"Apasih lepas deh, ngapain pake kesini segala!?" ucap Ana dengan suara yang ditinggikan membuat Arkan tergejolak kaget tetapi tidak melepaskan pelukannya.

Arkan menduselkan mukanya diceruk leher Ana karena wangi yang membuat hatinya nyaman dan damai. Ana memberontak untuk melepaskan pelukannya tetapi nihil.

"J-janan malahin Alkan hiks, maafin Alkan" ucap Arkan dengan suara lirih dan tatapan sendu membuat Ana merasa bersalah.

Ana menghela nafas lalu menakup muka Arkan dengan kedua tangannya, terlihatlah muka Arkan yang penuh dengan air mata, hidung merah dan rambut acak-acakan.

Ana terkekeh geli melihat tingkah Arkan yang seperti anak kecil yang ditinggalkan oleh ibunya kepasar dan Arkan memeluk pinggang Ana erat.

"Udah jangan nangis, ganti baju dulu ya, gue ambilin bajunya tunggu disini ya" ucap Ana melepas takupan diwajah Arkan dan melepaskan  tangan Arkan yang ada di pinggangnya.

Arkan menggeleng dan tangisannya semakin keras membuat Ana bingung. Arkan duduk dilantai lalu memeluk perut Ana.

"NDAAA MAUU HIKS, PANGGILANNYA NDA MAU GUE-LO HIKS MAU AKU-KAMU AJA HUAAAAAA, NDA MAU PELUK NDA MAU GANTI BAJU!!" ucapnya di sela-sela tangisnya.

"Iya iya nanti peluk, sekarang ganti baju dulu ya nanti masuk angin" ucap Ana dibales anggukan kepala Arkan dengan mata berbinarnya.

"Ayoo hiks, Alkan mau peluk lamaa sama Anaa!" ucap Arkan semangat menggandeng tangan Ana lalu menciuminya.

Ana membiarkan tangannya diciumi Arkan lalu berjalan dengan Arkan dibelakangnya yang asik menciumi tangan milik Ana.

***


Ana memasuki kamarnya berjalan kearah walking closet dan Arkan mulai membuka bajunya menunggu Ana membawakan pakaian dan membawakan pelukan untuknya.

"Arkan ni ba–" Ana membulatkan mata ketika melihat Arkan yang sudah membuka bajunya dan tidur tengkurap. Ana menutup matanya dan Arkan membalikkan tubuhnya lalu menatap Ana.

 Ana menutup matanya dan Arkan membalikkan tubuhnya lalu menatap Ana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arkan berdiri lalu berjalan kearah Ana lalu...

Cupp!

Arkan menarik pinggang Ana lalu mencium kening Ana dan Ana membuka matanya lalu memukul tangan Arkan.

"Anjir! ngapain cium cium? enak bener!, udah gak ada hubungan lagi cepet ganti baju terus pulang!" ujar Ana menjauhi Arkan yang mengerucutkan bibirnya kedepan.

Arkan memasuki toilet Ana lalu mengganti pakaiannya dengan cepat lalu keluar dari kamar mandi melihat Ana yang sedang memainkan ponselnya.

Arkan berlari kearah kasur Ana dan menindihi Ana lalu diam memenjamkan matanya menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Ana.

Ana tetap memainkan ponselnya berganti posisi jadi disamping Arkan bukan dibawah, Arkan yang berguling guling sambil merengek meminta peluk.

"Aaaaaaa peluk akuu manaa, mau pelukk" rengek Arkan berguling membuat Ana menatap Arkan heran tetapi melanjutkan memainkan ponselnya.

BRAKK!

Ana duduk lalu membulatkan mata saat melihat Arkan yang terjatuh dan mulai meneteskan air mata dari pelupuknya.

"AAAAAA BIBYYY SAKIT HIKS! HUAAAAAA" tangis Arkan semakin menjadi-jadi dan Ana turun dari kasurnya membawa Arkan kedekapannya.

"Makanya disuruh diem itu diem bukan guling-guling jatuh kan!" tegur Ana dan Arkan memejamkan matanya memeluk Ana, membiarkan Ana mengusap kepala dan punggungnya. Arkan menikmatinya.

Ana membawa Arkan keatas kasur lalu duduk disebelah Arkan yang sedang memeluknya dengan isakan kecil Arkan.

Ana menarik selimut hingga menutupi sebagian tubuh Arkan. Arkan menduselkan mencari tempat nyamannya dengan kepala yang diusap oleh Ana.

Arkan menyembunyikan mukanya pada ketiak Ana dengan tangan memeluk pinggang Ana.
"Sayang, jangan tinggalin aku jangan putusin aku, aku gak mau byy" ucap Arkan.

"Iya Arkan" balas Ana menatap Arkan yang berada diketiaknya. Arkan mendengar jawaban Ana tersenyum kecil.

"Jangan pergi, sama aku aja disini jangan ke Amerika besok" balas Arkan dengan akhir yang melirih.

"Gak lama kok Arkan, sebentar doang sekitar dua bulanan disana buat urus pekerjaan papa" ucap Ana santai dengan senyuman diwajahnya.

"APAAN BEGITU ISH, ITU LAMA SAYANGG" ujar Arkan bangkit dari posisi tidurnya menatap Ana kesal. Ana hanya terkekeh kecil.

"Bercanda Arkan, yang pasti bentar" keukeh Ana dibalas dengan rentangan tangan Arkan.
Ana yang peka memeluk Arkan erat dan dibalas oleh pelukan Arkan yang tidak kalah erat.

"Janji ya by?" ucap Arkan dibalas dengan anggukan dari Ana.

"Akoeh lop kamoeh, muaacchh" akhir Arkan dan dibalas oleh anggukan Ana membuat Arkan mendecak sebal tetapi menutup matanya.

Ana ikut memejamkan matanya dan keduanya tidur dengan posisi saling berpelukan.

***

Hello, don't forget to follow, vote and comment.
Follow my tiktok account: @crrybbom

Gimana perasaan kalian kalau aku update? anw jangan bosen sama cerita ini yaa and pantengin terus part berikutnya.

Maaf banyak kesalahan seperti typo dan lainnya yang membuat kalian tidak nyaman, mohon dimaafkan ya readerss 👻🤍

ARKAN || SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang