Aina menelponku sambil menangis sesenggukan. Uang di dompetnya hilang untuk ke-tiga kalinya. Kalo sudah begini aku selalu tak tega. Sepulang dari kantor aku sempatkan untuk menghiburnya. Mengajaknya makan dan membelikan oleh- oleh untuk anaknya. Aku bersyukur kehidupan ekonomiku jauh lebih baik dari dia sehingga aku memiliki kesempatan untuk membantunya.
Sepulang dari menghibur Aina, aku merebahkan diri di tempat tidur. Rasanya nyaman sekali. Lelahku berangsur-angsur hilang. Hari ini aku di rumah sendirian karena suamiku Dinas ke luar kota selama 10 hari. Mataku tertuju pada CCTV . Karena terlalu sibuk, aku lupa memberi tahu suamiku kalo aku telah memasang CCTV di rumah beberapa bulan yang lalu. Aku memasang CCTV hanya karena merasa kasihan pada penjualnya.
Kuputar rekaman video CCTV di layar hpku sambil ngemil. Dalam rekaman video aku melihat suamiku masuk ke dalam kamar. Dia membuka laci mejaku dan mengambil beberapa lembar uang di laci kemudian pergi. Aku juga melihat dia membuka tas kerjaku, mengambil dompetku dan mengambil dua lembar uang ratusan ribu. Kulanjutkan menonton rekaman video dengan dada yang mulai berdebar-debar. Aku melihat dia membuka tas Aina yang diletakkan di ruang tamu rumahku saat kami berdua ptaktek memasak di dapur. Mengapa dia mencuri? Mengapa? Beribu tanya bergema di dadaku tapi aku tidak menemukan jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENTIGRAF (One Shoot)
Short StoryHanya beberapa kata yang kutulis tentang Cinta, dan kehidupan sehari hari