Chapter - 29. Meet Zoe's Family

163 22 8
                                    

HAPPY READING 📖

----------------------------------

"Hi." Suara itu mengalihkan perhatian. Mereka semua menatap pasangan berbeda ukuran itu mendatangi meja mereka. Sontak mereka berdiri dan memberikan salam.

"Hi, Mr and Mrs. Gould."

"Kami sudah melihat hasil bukunya. You guys make a great job!" seru Zoe Christoper sembari mengacungkan ibu jarinya. Jay yang di sebelahnya mengangguk.

"Yeah, we like it," sahut Jay, tak melepas rangkulannya di punggung Zoe. Ia memamerkan senyumnya, bersamaan Zoe memeluk pinggangnya.

"Thank you, Mr and Mrs. Gould." Para pekerja mengucapkan banyak terima kasih atas sanjungan yang dua pasangan itu berikan. Andrea tersenyum merekah. Ia suka sekali melihat pasangan itu. Seolah mereka benar-benar serasi dan memang ditakdirkan bersama. Lihat saja, dulunya Zoe sebagai asisten, kini membangun bisnis bersama suaminya. Bahkan Jay ikut berkontribusi. Oh, sial. Ia berharap bisa memiliki pasangan seperti mereka. Ia tak perlu repot-repot membayar mahal seorang model jika suaminya pun model seperti Jay. Berkali-kali ia mengumpat betapa beruntungnya pemilik Everet Publishing ini.

"Oh, ya, Miss. Walcott. Kurasa Chandra dan Billie kabur lagi," kata Zoe mengganti topik. Ia mengedipkan mata yang malah membuat Andrea sejenak berpikir.

Sial! Kini wajahnya memerah karena pembicaraan adiknya dan anak mereka dibawa. Sudah ia duga setelah melihat Christian dan tidak melihat Billie, Chandra pasti memiliki agenda tersendiri bersama sahabatnya itu. Mereka berdua memang bisa membuatnya malu.

Andrea tertawa kecil, sejujurnya agak terpaksa. "Sepertinya, Mrs. Gould. Mereka memang nakal, kan?"

Jay dan Zoe tertawa, sedangkan pekerja yang melihat agak bingung. Mengapa mereka tidak berbicara dengan menggunakan bahasa isyarat saja?

"Kalau begitu, mau bersama Christian? Kebetulan dia datang, jadi kau bisa menghabiskan waktu bersamanya. Atau sesekali double date, juga boleh. Aku mengizinkan," kata Zoe panjang-lebar.

Andrea hampir menepuk jidat karena digoda. Ia berharap Christian yang dimaksud tidak datang seperti hantu. Kalau tidak, ia pasti akan menjadi pusat perhatian karena digoda oleh ibu mungil itu. Jay pula tidak akan membantu, malah membiarkan istrinya berceloteh, sesekali menimpali dengan tawaan.

"Boleh juga," balas Andrea. Ia memaksakan senyum, namun senyumnya malah terlihat tulus. Zoe dan Jay bahkan saling bertatapan kemudian menyeringai bersamaan.

"Nice answer." Kali ini Jay yang membuka suara kemudian menaikkan sebelah alisnya dan menoleh ke arah Zoe.

Zoe mengangguk-angguk. Bahkan mereka kini melihat dua pasangan itu berbicara melalui telepati. Senyum, mengangguk, dan terkekeh.

"Baiklah, kami tinggal, ya. Untuk kalian semua, jangan malu-malu menikmati pesta. Kalian boleh ambil apa saja yang kalian mau, okay? Jangan ragu, jangan sungkan." Zoe menempelkan tubuhnya pada Jay kemudian melambai. "Selamat bersenang-senang!" Mereka berbalik disertai senyum hangat hingga mau tak mau, tertular ke mereka.

Mereka kembali duduk dan tiba-tiba mencecar Andrea.

"Kau mengenal kedua anaknya, Rea?" tanya Glen heboh. "Dia bahkan menjodohkanmu dengan Christian!"

"Setelah putus dari Matthew, kau malah mendapat anak dari pengusaha, ya? Beruntung sekali. Padahal kupikir kau akan terus melajang. Tapi menurutku sebaiknya kau menerima tawarannya, Rea! Mereka sudah menyetujuinya, tinggal menunggu persetujuan Christian. Kuyakin Christian pun setuju. Astaga, apa kami berteman dengan calon menantu Everest?" cecar Paul bak ibu-ibu bergosip yang menarik perhatian agar mereka semua mendengarnya dan ikut bergabung. "Sayang sekali aku tak mengenal dekat si Christian. Kalau iya, sudah kutikung."

Unexpected Destiny ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang