Part 8

2.1K 129 2
                                    

Hari ini Mauza sudah mulai masuk kembali ke sekolah syukur karena sahabat Mauza tidak membongkar pernikahan yang kemarin.

Mauza dan sahabat nya sudah pulang sekolah karena hari sudah mulai siang tapi hari ini Bian pulang lebih awal dari kantor karena dia mendapatkan sebuah kabar yang membuat dia emosi.

"Apa yang terjadi ini sebenarnya?!" teriak Bian ketika sudah masuk ke dalam rumah.

"Bang tenang dulu, mending abang lihat Mauza sana" jawab Chelsea menenangkan abang nya itu.

Bian bergegas menemui Mauza di kamar nya, ketika Bian sampai dia sangat terkejut dengan kondisi Mauza yang ada luka di kening dan lutut nya.

Terlihat di sana sudah ada orang tua Bian dan Mauza, Bian pun mendekati Mauza yang sedang berbaring di kasur dia duduk di samping Mauza.

"Sayang" lembut Bian sambil mengelus kepala Mauza pelan.

"Apa yang terjadi sebenarnya kenapa Mauza bisa luka begini?"

"Kata Chelsea ada yang membuat Mauza begitu ketika dia berada di toilet sekolah, sahabat Mauza juga tidak tau kenapa Mauza bisa luka karena Mauza sudah pingsan di dalam toilet" jelas sang Mamah.

"Tapi ada 1 orang yang berpakaian serba hitam masuk ke toilet aku curiga ke orang itu bang" ucap Chelsea ketika masuk ke dalam kamar itu.

"Dan orang itu juga sudah kelihatan ketika kami lagi istirahat di kantin, dia memperhatikan Mauza terus menerus tapi kami hanya mengabaikan saja" sambung Chelsea.

Mauza memegang tangan Bian perlahan sambil tersenyum tipis.

"Aku tidak apa hanya luka sedikit saja, udah diobatin saja Mommy dan Mamah kok tadi"

"Tidak apa kamu bilang? Ini aja kamu udah luka begini sayang bukan luka sedikit ini" jelas Bian.

"Bian gak bisa diam aja begini, Bian harus cari tau siapa orang yang membuat Mauza begini pah" ucap Bian pada Papah nya.

"Mending kamu tenang dulu deh kamu fokus ke Mauza saja, Papah udah suruh orang suruhan Papah untuk mencari tau orang itu"

"Tapi pah.."

"Bian yang dikatain Papah kamu itu benar mending sekarang kita fokus ke Mauza setelah itu baru kamu mencari orang yang membuat Mauza terluka" potong sang Mamah sambil menenangkan putra nya itu.

Bian hanya menghela nafas nya dia melihat Mauza yang masih bisa tersenyum untuk tidak membuat Bian khawatir, Bian mencium kening Mauza dan mengelus kepala nya.

"Saya bakalan cari orang itu sampai dapat dan mendapatkan apa tujuan dia melukai kamu seperti ini, saya janji itu" ucap Bian pada Mauza.

"Tidak usah kamu bisa suruh bodyguard kamu saja, aku takut nanti kamu malah terluka" jawab Mauza khawatir.

"Sayang tugas saya adalah melindungi kamu yang artinya saya bakalan berbuat apa saja ketika kamu terluka karena seseorang"

Semua orang yang melihat sikap Bian seperti itu sangat terkejut terutama orang tua Bian, karena yang mereka tau bahwa Bian itu sangat cuek ke seorang wanita tapi sekarang sungguh diluar dugaan mereka.

"Sepertinya kita keluar dulu karena Mauza harus istirahat" ucap Papah Bian.

"Baiklah kalau begitu, Mauza sayang kamu cepat sembuh ya ingat turutin kata Bian karena kalau gak dia bakalan galak" sambung Mamah nya.

"Jaga diri kamu ya sayang ada Bian yang bakal menjaga kamu" Mommy Mauza mengelus kepala Mauza pelan sambil mengecup kening nya.

Mauza tersenyum dan mengangguk pelan, kemudian semua orang keluar dari kamar mereka hanya tersisa Bian dan Mauza.

ABIAN [ON GOING]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora