21

79 21 0
                                    

Kakinya jenjang, punggungnya lurus, dadanya tegap, lehernya tegak seperti seekor angsa yang siap melindungi anak-anaknya. Tubuhnya terbiasa duduk tegak di atas pelana kuda. Dengan topi di kepala, tanpa gaun panjang sebagaimana wanita Eropa yang dijumpainya di jalanan Batavia. Hanya celana cokelat dan sepatu but kulit lembu yang menutupi kakinya.

Sepertinya orang-orang menganggapku aneh? Anna merasakan ketidaknyamanan ketika sorotan mata orang-orang tertuju padanya. Entah kagum dengan kecantikan gadis itu atau heran dengan pakaiannya yang mirip seperti pengembala sapi dibandingkan gadis yang sedang menikmati suasana pagi.

Jalanan Batavia sedikit basah akibat guyuran hujan tadi malam. Kaki-kaki kuda terlihat bercampur lumpur. Begitu juga kaki-kaki manusia yang sedang berjongkok. Bagi yang masih berdiri, berarti mereka baru saja sampai di kawasan itu. Salah satu tempat yang ramai dikunjungi orang kala pagi dan dipenuhi pedagang baik yang mempunyai toko atau menjajakannya dengan memikul barang dagangannya.

Pasar, sebuah tempat yang asing bagi Anna. Gadis itu terbiasa bangun pagi ditemani riuh rendah suara hewan ternak. Kini, suara orang menjajakan makanan hingga pakaian membuatnya kebingungan. Dia tidak terbiasa mendengar orang bicara begitu cepat dan begitu banyak kosakata yang keluar dari mulutnya. Anna bertambah bingung ketika mereka bicara bahasa yang sulit dimengerti. Bukan hanya bahasa Melayu yang mereka bicarakan, terkadang terdengar bahasa Sunda bahkan sesekali terdengar bahasa Jawa. Dan, tentu saja bahasa Cina.

Bola mata Anna berwarna cokelat, kulitnya terang, rambutnya pirang keemasan, menandakan jika dia seorang gadis Eropa. Hanya itu yang membedakannya dengan orang-orang di sekitarnya. Hanya ciri fisik yang dirasa berbeda antara gadis itu dengan A Ling atau wanita pekerja di perkebunan milik ayahnya. Namun, di Batavia ciri fisik saja bukan pembeda darimana dia berasal.

Anna melihat dengan jelas ketika gadis-gadis Eropa yang sedang dilihatnya berpakaian anggun dan tentu saja bersih. Mereka bersepatu layaknya akan berangkat ke pesta. Ada 5 atau 6 orang gadis Eropa seumuran dengannya turun dari kereta kuda. Apakah mereka akan berangkat ke sekolah?

Ternyata, seorang pedagang bunga dihampiri gadis-gadis itu. Sepertinya mereka akan pergi ke sebuah acara penting. Aha, aku mengerti kenapa orang-orang di sini memandang aneh padaku. Terlalu menyolok perbedaan Anna dengan gadis-gadis itu.

Diantara deretan para pedagang, ada sesuatu yang menarik perhatian. Sekelompok pedagang menjajakan bilah bambu. Bilah bambu itu dijejerkan dengan posisi berdiri. Bersender satu dengan yang lainnya sehingga bisa tertahan dan tidak terjatuh.

Inikah yang aku cari?

Anna langsung turun dari kuda. Dia melangkah dengan tegap ke arah pedagang itu.

"Silakan, Nona ...."

Keramahan seorang pedagang ternyata tidak dihiraukan Anna. Gadis itu malah menodongkan senapan ke arah pria tua yang menyapanya.

"Kembalikan milikku!" Anna membentak orang itu sehingga suaranya mengundang perhatian.

Semua orang menatap Anna, sikapnya sungguh di luar dugaan. Mereka bertanya-tanya, ada apa ini?

Panca dan 3 Gadis TangguhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang