Chapter 29 + klise

184 19 0
                                    

Gimana hari kalian??

Semoga selalu baik ya^^

.

Satria menidurkan Alina di kasur nya hari ini ia cukup marah pada gadis di depan nya ini, kebiasaan buruk nya tidak bisa hilang apakah selama Alina berada di New Zealand selalu seperti ini? Satria jadi khawatir ia butuh menenangkan diri.

Sebatang rokok bertengger di tangan nya asap mengepul keluar dari mulut Satria, lelaki itu sedang merokok di balkon apartemen nya, keadaan kota masih ramai padahal sudah tengah malam.

Satria memijit kening nya tidak menyangka gadis yang ingin Mark ajak menikah adalah Alina gadis yang ia cintai. Bagaimana ini? Ia masih mencintai gadis itu bahkan setiap hari selalu bertambah.

"Gue bingung harus gimana!" Desah Satria meremas besi pembatas balkon.

"Gue ga bakal bisa lepasin Alina gitu aja, tapi gue juga ga bisa buat saudara gue patah hati."

Ponsel berdering, Satria melihat siapa penelepon yang berani-beraninya mengganggu waktu nya malam ini.

Ternyata Sandra Ibu Anila yang menelepon ia mengabaikan telepon itu tapi Sandra tidak berniat menghentikan menelepon nya hingga dengan terpaksa ia mengangkat nya.

"Kenapa?"

"Satria.. Maaf aku ganggu kamu tapi Anila sekarang demam dan dia pengen kamu ke sini."

"Saya ga bisa!"

"Satria please, Anila juga anak kamu kalau kamu lupa hal itu! Kamu boleh anggap aku ga ada tapi tidak sama Anila! Dia butuh kamu sekarang."

"Perduli setan! Saya ga pernah menganggap kalian ada! Cukup hidup saya berantakan hanya karena fitnah murahan mu."

"Oke! Aku bakal bilang ke semua orang kalau seorang Satria mantan polisi terhormat tidak mengakui anak kandung nya sendiri dan menelantarkan anak serta ibunya. Berita akan booming dimana-mana dan lebih baik nya lagi Alina gadis bodoh itu tahu."

"Sialan! Saya ke sana." Putus Satria langsung bergegas meninggalkan Alina yang masih tertidur pulas.

.

"Ayah!! Anila kangen." Ucap gadis kecil dengan wajah pucat pasi nya.

"Maaf ya Ayah baru sempat ke sini, Anila udah minum obatnya?" Satria mengelus lembut rambut anaknya.

Anila tetap diam membuat Satria tahu bahwa anak itu belum meminum obat ia melirik ke arah Sandra yang kini menatap keduanya dengan mata berbinar.

"Kenapa kamu ga kasih dia obat?"

"Dia gamau! Dia bilang obat nya pahit."

Satria mencoba menahan amarahnya ia menghembuskan nafas panjang kemudian menatap Anila lagi.

"Sekarang minum obat nya ya, supaya besok sembuh nanti Ayah ajak jalan-jalan bareng." Bujuk Satria membuat Anila mengangguk cepat.

Anila meminum obatnya setelah itu ia meminta Satria membaca dongeng pengantar tidur, lelaki itu menurut hingga Anila tertidur.
Setelah di rasa tidur anak nya nyenyak, Satria langsung beranjak meninggalkan kamar Anila, sementara Sandra menunggu di ruang tamu dengan di temani secangkir teh.

"Satria.. mau aku buatkan kopi?" Tanya Sandra.

"Tidak, saya tidak mau kamu masukkan obat perangsang ke dalam minuman nya." Sentak Satria meninggalkan begitu saja Sandra.

Lelaki itu kembali ke apartemen nya dan sekarang sudah pukul 2 pagi cukup lama ia meninggalkan Alina sendiri.

Saat membuka pintu kamar Satria melihat Alina yang sedang memuntahkan isi perutnya di lantai sontak lelaki itu langsung mengambil alih memijit tengkuk leher Alina agar semua muntahan nya keluar.

My Wife Bad Girl - Nakamoto Yuta (END)Where stories live. Discover now