08. Jean, Know

802 187 90
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

“Kemarin gue ketemu sama Lia waktu jalan sama Elena dan lo tahu respon Lia apa waktu gue sampai rumah?”

“Apa?”

“Dia keliatan baik-baik aja, Jev. Seolah nggak ada yang terjadi, seolah semuanya nggak pernah terjadi, seolah dia nggak liat gue sama Elena.” Nathan mengusap wajahnya kasar dan menyandarkan punggungnya di sofa. “Yang paling mengejutkan adalah waktu gue mau jelasin, dia bilang nggak usah, dia nyuruh gue simpan penjelasan itu buat gue sendiri. Dia malah nyuruh gue ganti baju dan balik ke meja makan soalnya anak-anak mau makan sama gue.”

Jevin tersenyum tipis. “Bodohnya lo udah nyakitin perempuan sebaik dan setulus Lia. Tapi balik lagi sih, hati setiap orang beda-beda, perasaan nggak bisa dipaksain. Siapin aja alasan sama anak-anak lo nantinya kalau mau cerai sama Lia.”

“Itu yang jadi beban pikiran gue, Jev. Gimana gue harus hadepin anak-anak gue di saat Lia mau cerai nantinya. Alasan apa yang akan kita kasih sama mereka sedangkan selama ini kita keliatan baik-baik aja di depan mereka?” Nathan lagi-lagi mengembuskan napas berat.

“Jadi, lo udah positif mau cerai?” tanya Jevin seraya meneguk segelas kopinya.

“Gue mau mempertahankan tapi Lia bilang nggak sanggup. Sakit katanya, Jev. Nggak kuat.”

“Emang, siapa sih yang bakal tahan kalau suaminya punya pacar? Ya, nggak ada. Kecuali lo mau lepasin Elena dan hidup selamanya sama Lia bareng anak-anak lo, ya kayaknya Lia bakal bertahan. Kalau lo masih nggak bisa milih, ya udah siap-siap aja kehilangan Lia dan mungkin anak-anak lo.”

Risiko melepaskan salah satunya memang ada.

Kalau Nathan memilih melepaskan Elena, maka perempuan itu bisa saja tidak akan tinggal diam dan malah menemui orang tuanya lalu membeberkan semuanya, dari awal. Nathan khawatir ibunya akan jatuh pingsan sebab wanita itu sudah tua.

Kalau Nathan memilih melepaskan Lia, maka dia akan mendapat kebencian dari orang tuanya. Bahkan mungkin hubungannya dengan Elena tidak akan pernah direstui. Nathan juga akan kehilangan kepercayaan anak-anaknya jika si kembar sampai tahu tentang hubungannya dengan Elena. Nathan juga takut kalau dia melepaskan Lia maka dia akan kehilangan sumber bahagianya yaitu si kembar.

Tak dipungkiri memang kalau Nathan sudah bertemu dengan si kembar, energi yang terkuras setelah seharian bekerja datang kembali. Nathan menemukan kenyamanan saat bersama mereka, kebahagiaan yang tidak ada tandingannya.

“Jev, gue tarik kata-kata gue sebelumnya,” lirih Nathan.

“Yang mana?”

“Santai ngadepin masalah ini. Asli, rasanya kepala gue mau pecah. Jev, kasih gue solusi lah yang bisa bikin pikiran gue tenang?”

Nathan terlihat sangat frustasi saat ini. Sebabnya adalah perasaan bersalah yang tiba-tiba muncul setelah Lia melihatnya bersama Elena. Lalu sikap acuh Lia seolah tidak terjadi apa-apa semakin membuatnya merasa kalah.

“Percuma gue kasih solusi kalau lo sendiri masih bingung. Sekarang ikutin kata hati lo aja dan tentukan pilihan. Intinya, lo harus milih. Sebelum lo tentukan pilihan maka salah satu dari mereka akan tetap ngerasa sakit sama perbuatan dan kelakuan lo.” Jevin meletakkan gelas kopinya dan menatap Nathan. “Kalau Lia nggak punya perasaan apa-apa sama lo dari awal, lo nggak akan sepusing ini. Lo tinggal milih Elena dan lo bisa jelasin semuanya sama orang tua lo. Tapi di sini, kehadiran anak-anak lo dan perasaan sayang Lia sama lo, sukses bikin lo goyah. Bener, kan?”

DANDELION [JAELIA✔️]Where stories live. Discover now