4. Dia Shaka

48 28 3
                                    

4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4. Dia Shaka

"Ibu... kamu seperti ibuku"












Setelah bel pergantian jam yang kedua berbunyi, Senjavanka sudah masuk ke kelasnya. Dirinya berhasil memasuki tanpa harus menghadap guru terlebih dahulu karena perubahan mata pelajaran.

"Senja!! Lo darimana aja sih?!" Tanya Senka, teman sekelas Senjavanka.

"Gue telat tadi" Jawab Senjavanka kemudian tersenyum canggung.

"Kenapa nggak ngasih tau kita sih?! Udah di chat juga" Dengus temannya itu.

"Udah... Gue gapapa kok" Ucap Senjavanka menenangkan temannya yang bernama Senka itu.

"Yaudah deh" Ujar Senka kemudian kembali ke tempat duduknya dibaris kedua dari depan bersama Lia yang merupakan sahabat Senjavanka juga. Sedangkan Senjavanka duduk sendirian di sudut kelas karena jumlah siswa dikelasnya ganjil.

Semua siswa dikelas Senjavanka duduk dengan rapi ketika Bu Indira yang merupakan guru matematika memasuki kelas sehingga pelajaran dapat dimulai.

Seperti biasa, semua siswa berusaha untuk menjadi setenang mungkin ketika pelajaran matematika karena tidak ingin berurusan dengan guru yang terkenal galak itu, begitupun dengan Senjavanka.

Sesekali Senjavanka mengalihkan pandangannya pada langit biru yang terlihat jelas dari kelas karena kelasnya ini berada di lantai dua. Langit sangat menenangkan bagi seorang Senjavanka, dirinya bahkan tidak pernah bosan untuk kembali menatap langit selama dirinya bisa.

"Senjavanka! Silakan maju!" Panggilan Bu Indira memgalihkan fokus Senjavanka terhadap langit.

"Kenapa ya Bu?" Tanya Senjavanka.

"Kamu saya lihat kamu tidak memperhatikan dari tadi, sini cepat maju!"

Senjavanka hanya menghela nafas dan beranjak untuk mendekati gurunya itu.

"Coba kerjakan soal itu!" Tunjuk Bu Indira pada beberapa rentetan angka yang tertulis di papan tulis.

Senjavanka mengambil spidol yang ada di meja guru kemudian mulai mengerjakan soal- soal itu dan menurutnya soal- soal ini masih lumayan mudah untuk dipecahkan.

"Saya lihat dia dari tadi melamun saja menggalau di sudut sana" Ucap Bu Indira bercanda yang mengundang tawa teman- teman sekelas Senjavanka.

"Makanya kalian tu jangan pacar-pacaran dulu ya. Lihat seperti ini jadinya, Nggak fokus!"

"Maaf bu saya fokus kok" Ucap Senjavanka menunjuk papan tulis yang sudah penuh dengan tulisannya sebagai jawaban yang tepat atas soal itu.

"Saya hanya punya cara sendiri untuk memahami penjelasan yang Ibu berikan walaupun mata saya nggak melihat tapi saya tetap mendengarkan Bu."

Beautiful BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang