28. Pergi

23 7 1
                                    

28

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

28. Pergi

"Mungkin pergi jauh dari rumah adalah definisi dari pulang yang sebenarnya"
















"Siapa kamu?!" Tanya Arya penuh selidik pada Senjavanka sebagai orang asing baginya.

"Shaka kenapa bisa gini?" Tanya Senjavanka pada Shaka tanpa memperdulikan pertanyaan dari Arya.

Anak laki-laki itu tersenyum kepada Senjavanka walaupun darah segar terus mengalir di dahinya. Shaka merasa menghangat ketika melihat kedatangan Senjavanka, ia merasa seperti ibunya datang menyelamatkannya.

Senjavanka tidak bisa menahan tangis dan rasa paniknya ketika melihat senyuman Shaka, bagaimana anak itu tetap bisa tersenyum dalam keadaan seperti ini.

"Hey! Lepaskan dia!"

Prangg

Mangata membanting tongkat golf itu kearah televisi sehingga barang itu pecah, untung saja ia berhasil menangkis tongkat itu sebelum mengenai Senjavanka.

"JANGAN ANDA COBA-COBA MENYENTUHNYA!" Untuk kali ini Mangata benar-benar berada diluar kendali karena amarahnya. Laki-laki itu menggenggam kerah kemeja ayahnya dan menyeret laki-laki tua itu menjauh dari ruangan itu.

"Gata!" Alvian beserta rombongan yang memang sudah ada disana dari awal coba menghalangi Mangata.

"LO JANGAN IKUT CAMPUR!"

"LEPASKAN ANAK SIALAN INI DARI SAYA!" Perintah Arya kepada para ajudannya.

Bugh

Bugh

"GUE BILANG NGGAK USAH IKUT CAMPUR ANJING!" Maki Mangata setelah berhasil membuat tubuh Alvian tersungkur sebelum laki-laki itu menyentuh dirinya.

Untuk Arya sendiri, ia ikut terkejut karena melihat anak laki-laki yang selama ini selalu menurut dan takut pada ancamannya bisa melakukan hal itu, ia seperti melihat harimau yang keluar dari kandang yang selama ini mengurungnya.

"Jangan ada diantara lo yang ikut campur!" Ancam Mangata pada ajudan ayahnya yang lain.

"AJUDAN BODOH! TANGKAP AN-" sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, mulut Arya sudah dibungkam oleh Mangata dengan tangannya dan kembali menarik laki-laki itu menjauhi rumah mereka. Remaja laki-laki itu benar-benar menggila sekarang.

Alvian yang tersungkur lemah merasa sulit untuk bangun kemungkinan beberapa tulang rusuknya patah.

"Awasin Gata! Jangan sampai Pak Arya mati" Perintah Alvian pada anak buahnya yang segera menjalankan perintah itu.

"Akhirnya singa menunjukkan dirinya, lo semakin kuat Gata" Gumam Alvian yang kemudian berusaha bangun.

Bugh

Beautiful BlueWhere stories live. Discover now