Bab 46

506 49 14
                                    

AUTHOR POV

Pria undercut itu pagi-pagi sudah di bebani membaca semua dokumen yang bertumpuk pada meja kacanya, kacamata bertengger di hidungnya, dengan matanya yang sedari tadi mengerjab lelah membaca semua dokumen yang harus ia periksa untuk memastikan bahwa semuanya penjualannya yang berekspor sudah benar tertata dengan rapih.

Dirinya baru saja meluncurkan sebuah produk baru yaitu teh hitam yang sudah mulai mendunia di masyarakat jepang, bahkan beberapa produknya sudah memasuki negara lain, layaknya seperti negara Singapure,Philipina,Kanada, Amerika serikat, Indonesia pun mulai menerima produknya.

Produk barunya yang laris membuat pria berambut undercut itu makin sibuk bukannya senggang, pasalnya beberapa kali dirinya harus mengecek sehari sekali atau tidak seminggu sekali berkas yang diberikan sekertarisnya, sekertarisnya bilang targetnya melebihi batas maksimal.

Levi menghela nafas pelan, di lepasnya kaca mata yang bertengger di hidungnya dan meletakkannya di meja, sehabis ini ia akan ada meeting dengan sekertaris dan manajer serta karyawannya mengenai produk barunya, bahkan sampai-sampai ia melupakan wanita imutnya yang tengah tertidur lelap di kasurnya tanpa berpamitan.

Manik abu-abu tajamnya bergerak menelusuri ruangannya yang sepi dan hampa, terakhir kali ia mendengar suara wanita surai coklat miliknya yang berada di perusahaan elekroniknya tengah marah-marah padanya karena mencuekinya dan memilih memeriksa dokumen.

Di liriknya kaca trasparan yang memapangkan gedung bercakram tinggi yang memantulkan gambar gedung perusahaan miliknya, baru kali ini atau beberapa bulan ini ia merasa bosan dengan pekerjaannya sebagai pewaris perusahaan milik ayahnya.

Di selenderkannya kepalanya pada kursi kebesarannya, pikirannya menerawang jauh di atas langit, mulai dari memilikirkan tunangannya, pekerjaannya, rasa bosannya, dan lain-lainnya.

Lamunan pria berambut undercut itu terbuyar saat mendengar suara ketukan tiga kali di pintu besar kokohnya yang di sahut oleh suara wanita yang tidak lain adalah sekertarisnya.

"Masuk" Perintah Levi dengan di barengi suara bukaan pintu besar kokohnya dan memperlihatkan wanita bersurai coklat gelap dengan memegang tablet besarnya berserta dokumen-dokumen penting yang membuatnya bosan.

"Dokumen lagi" Ucapnya lirih dengan memperbaiki postur badannya dengan lebih beribawa.

Wanita itu meletakkan dokumen-dokumen dengan masing-masing map yang berwarna warni di meja kaca Levi, dan tersenyum lirih kepada bosnya "Sir, Ini adalah dokumen tentang hasil penjualan produk baru kita, mohon di periksa" Ucap Sasha sang sekertaris yang hanya di balas Levi dengan deheman ringan.

"Kita akan mulai meeting jam 08.30, Sir" Lanjut sang sekertaris, yang membuat Levi yang sedang memeriksa dokumen mengernyitkan kepala, beban otaknya bertambah kembali.

Kepala Levi hanya mengangguk singkat, yang kemudian di tunduki oleh sekertarisnya dengan senyum yang tidak di lirik olehnya sebelum akhirnya kemudian pintu tertutup.

Setelah Pintu tertutup, dokumen yang tadinya ia baca pun ia lembar di meja kacanya, dan melirik jam tangannya yang menunjukkan jam 08.20, dengan waktu yang tersisa ia memutuskan untuk mengambil handphonenya yang berada di meja, dan mengotak-atiknya tidak menemukan pesan sedikit pun dari sang pujaan hati.

...

Levi
Brat
(08.21)
Sdh bgn?
(08.21)

Bukan Levi namanya jika ia mengirim pesan dengan tulisan singkat, entahlah kebiasaan buruknya dalam mengetik adalah kekurangan huruf, bahkan orang yang buta huruf sepertinya tidak akan mengerti tulisan yang Levi ketik.

ɴɪᴄᴇ ᴛᴏ ᴍᴇᴇᴛ ʏᴏᴜ  (Levi X Reader)Where stories live. Discover now