Chapter Seven

17.9K 2.3K 122
                                    

Sudah 2 minggu berlalu semenjak Kevlan bertsnys tentang siapa Samuel kepada Athea. Namun, gadis itu tidak mengeluarkan sepatah kata apapun.

Melangkah keluar dari kamar Kevlan dan tidur di kamarnya sendiri, meski suara petir saling sshut menyahut.

Dian dan Geo sudah pulang satu hari yang lalu, mendapati kedua anaknya seperti tidak akur, membuat kedua pasang suami istri itu bingung.

Seperti sekarang, di meja makan saat sarapan pun tidak ada yang membuka suara. Baik Athea atau Kevlan sekali pun.

"Thea sayang... "Panggil Dian saat melihat Athea sudah selesai meminum jus alpukat nya.

Athea hanya melirik lalu menatap ponselnya, bukannya durhaka, tapi mood Athea sedang buruk.

"Ekhem! "Geo berdehem keras membuat Dian dan kedua anaknya menatapnya.

"Ini kenapa?! Gak usah kayak orang bisu!! Ditanya, di sapa sama orang tua cuman ngangguk, geleng, sama ngelirik doang!! Dosa kalian berdua! "Ujar Geo dengan nada yang kentara kesal.

"Mood Athea buruk! "Setelah mengatakan itu, Athea berdiri dari duduknya dan melangkah keluar dimana sudah ada Marvel, sang kekasih yang menunggunya.

Geo menatap Kevlan dengan datar.
"Cuman salah paham, Dad, Mom" Sahut Kevlan pelan.

"Selesaikan baik baik!! Daddy gak mau kalo kalian berdua kayak gini lagi" Kevlan mengangguk lalu mulai berpamitan pada kedua orang tuanya.

-----

Di perjalanan menuju sekolah, Athea dan Marvel sama sama tak mengeluarkan suara apapun.

Hubungan mereka sedikit renggang akibat lelaki bernama Samuel kemarin.

Marvel yang tidak tahan dengan sikap cuek nya Athea langsung mengeluarkan suaranya.

"Athea"

"Hm" Sahut Athea malas.

"Lo kenapa? "

"Gak ada"

Jawaban itu tidak membuat Marvel puas, akhirnya ia membelokkan stirnya menuju apartemen miliknya. Memilih bolos, dan menyelesaikan satu masalah di hubungan nya dengan Athea.

Athea mengernyitkan dahinya bingung saat Marvel membelokkan stirnya.

"Vel, kemana? "Tanya Athea sembari menatap Marvel yang menampilkan raut datarnya.

"Bolos, Apartemen" Balas Marvel membuat Athea menghela nafasnya pelan.

------

Sementara di sekolah, Agatha dengan satu temannya, yakni Cheryl sedang berada di salah satu gudang tidak terpakai, belakang sekolah.

"Apa rencana nya? "Tanya Cheryl to the point, seraya mulutnya terus mengunyah bubble gum dan sesekali membuat gelembung kecil.

"Gue udah dapet bukti nya, tinggal mancing tuh cewek keluar dari zona nyaman nya itu. Sementara Athea... Ah, dia seperti nya mempunyai dendam pribadi dengan Ana sendiri... "Jelas Agatha membuat Cheryl mengangguk tidak peduli.

Lalu Agatha melemparkan flashdisk berwarna hitam ke arah Cheryl. Dengan sigap, Cheryl menangkapnya dan tersenyum sinis.

"Bukankah kita bisa melakukan ini tanpa bantuan Athea, Sel? "Tanya Cheryl

"No, disini peran Athea sangat penting!! Tapi gue saranin dia buat ngelakuin pas terakhir doang... "Jelas Agatha membuat Cheryl mengangkat sebelah alisnya, tidak paham.

"Ha? "

Agatha yang gampang emosi pun meninju pipi Cheryl, hingga sang empu limbung.

"Dasar otak 2G! "Umpat Agatha membuat Cheryl yang terduduk di lantai kotor terkekeh, sembari menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya.

Dahlia To AtheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang