Chapter Nineteen

9K 970 51
                                    

Satu hari setelah kejadian penculikan Athea dan Agatha, mereka semua. Athea, Kevlan, Agatha, Calista dan Theo. Langsung kembali ke Jakarta dengan membawa Arkan untuk di tanya lebih dalam.

Soal Ana dan Audrey? Mereka berdua mengalami luka parah. Oh, ralat hanya Audrey. Audrey yang hanya bisa menggunakan satu mata untuk melihat, sedangkan mata yang lain sudah tercabut dari tempat nya karna tembakan Calista menembus mata kanan Audrey hingga membentuk lubang yang lumayan besar. Juga beberapa luka di lengannya akibat menembus benda tajam saat dirinya pingsan.

Sedangkan untuk Ana, dirinya langsung di nyatakan meninggal setelah tembakan Calista yang tepat di area Jantung. Bagaimana reaksi keluarga Ana? Sang Ibu yang menangis histeris serta Gevan yang seperti orang tanpa jiwa.

Dan saat Athea dan yang lain tiba di Jakarta, mereka langsung di serbu pertanyaan oleh orang tua mereka dan jangan lupakan Marvel dan Samuel yang langsung memeluk Athea erat hingga beberapa jam tanpa memberi celah untuk bergerak.

Satu tahun kemudian.

"Kamu udah lulus, Thea. Sekarang kamu mau kuliah atau menikah dengan Marvel dan Samuel? "

Ya, dua bulan sebelum lulus sekolah. Samuel dan Marvel dengan berani mengajukan diri untuk menikah dengan Athea.

Tentu di sambut baik dan heran oleh beberapa anggota keluarga besar Arthemavia. Namun, dengan baik, kedua nya menjelaskan bahwa mereka bersungguh sungguh ingin menikah dengan Athea walau harus berbagi.

Sedangkan, Athea sendiri fine fine saja. Lagi pula, ini tak merugikan pihak manapun. Satu punya yang lain juga punya, yang satu puas yang lain juga puas.

Athea yang memakan cookies nya langsung menatap Geo dengan alis terangkat sebelah.

"Maunya sih kuliah, tapi ya.... Marvel sama Samuel gak setuju, maunya langsung nikah aja" Sungut Athea, saat mengingat dirinya ingin kuliah namun di tolak mentah mentah oleh kedua kekasihnya.

Geo terkekeh pelan lalu mengelus surai Athea lembut.
"Nikah nya satu minggu lagi! Daddy sama Kakek kamu bakal ngurus semua nya, bilangin sama kedua calon jamu tuh. Jangan bertengkar lagi, entar nikahan di undur lagi"

"Em "

--------

"Udah eh udaah!! "Decak Athea saat melihat Marvel dan Samuel yang saling cekcok di kamar Athea.

"Gue yang pertama jebolin Athea, anjir! "

"Gak ada! Gue pacar pertama Athea! Jadi gue yang pertama kali yang bakal jebolin Athea! "

"Ga Ga Ga! "

"Lo mau jadi gagak ha?!"

"NGGAK GITU JUGA, ANJ-"

Athea menahan nafas saat kedua nya masih adu bacot, tak mengindahkan ucaoan Athea barusan. Dengan mata menyorot tajam kedua kekasihnya, Athea mengambik nafas dalam dalam lalu berteriak kencang.

"WOY ANJING! DIEM KAGAK KALIAN BERDUA? "

Sontak, Marvel dan Samuel langsung diam. Mereka berdua serempak menatap Athea yang menampilkan wajah marahnya.

Tanpa sadar, kedua nya meneguk saliva nya kasar. Lalu tersenyum konyol yang membuat Athea bertambah dongkol.

"Kalo mau masih cekcok, mending keluar, jangan di kamar gue! "

Marvel dan Samuel menggelengkan kepalanya panik, lalu menghampiri Athea dan memeluknya secara bersamaan.

Kedua telinga Athea kembali berdegung saat mendengar ucapan Marvel dan Samuel yang saling sahut menyahut.

Kedua tangan Athea bergerak keudara menarik telinga Marvel dan Samuel dengan keras hingga membuat mereka mengaduh kesakitan.

"Aduh.. Aduh, Thea, lepasin, ya? "

"Hueee, sakit sayang, jangan keras keras narik nya, hiks"

"Lepasin, ya? Janji deh, besok kita traktir makan di cafe gue"

"Udah, aaa. Lepasin tangan nya, sakit lohhh... Sampe merah nih.. "

"Gak ada!! Janji dulu gak usah berisik! Atau pernikahan kita di undurin lagi?" Tanya Athea menatap garang kedua kekasih nya yang sedang mengaduh kesakitan.

Lagi, Iya. Karna satu bulan yang lalu sudah ada rencana akan nikah pada saat itu. Namun, Marvel dan Samuel bertengkar hebat, bukan saling tonjok menonjok. Tapi saling adu mulut, selalu berkicau jika mengenai Athea.

Akhirnya, Athea mengundurkan hari pernikahan nya satu bulan dan tepatnya minggu depan mereka bertiga nikah.

Sontak, Marvel dan Samuel menggeleng ribut lalu kembali memeluk Athea dengan erat.

Athea tersenyum lalu melepaskan tarikan tangannya pada telinga kedua kekasihnya.

Kedua tangan Athea langsung mengelus rambut hitam legam milik kedua lelaki di pelukan nya itu dengan pelan.

Soal, Arkan. Pemuda itu di asingkan oleh keluarga besarnya ke negara Rusia, selama lima tahun.

Begitu lama, namun menurut keluarga besar George, hukuman itu tidak sebanding dengan kelakuan Arkan yang menculik Athea, putri satu satu di keluarga Arthemavia.

Bahkan, setelah waktu Arkan di asingkan habis, masih ada hukuman satu lagi yang menanti diri nya.

Yakni, salah satu jari nya akan di potong paksa oleh ayah nya Arkan. Tidak ada penolakan atau penawaran dalam keluarga bermarga George itu.

Dan Soal Agatha dan Kevlan. Mereka sudah menikah sebelum Athea lulus sekolah. Enam bulan yang lalu, bahkan Agatha sekarang sedang mengandung anak pertamanya dengan Kevlan.

Satu lagi, soal Calista dan Theo. Mereka berdua sudah bertunangan dan akan melangsungkan pernikahan dua tahun lagi.

"Oke, sekarang kita tidur!! "Seru Samuel seraya menuntun Athea ke tengah kasur.

Posisi Athea di tengah dengan samping Kiri Marvel dan samping kanan Samuel.

Mereka berdua memeluk Athea dari dua sisi, Athea tersenyum lalu mulai menutup matanya, karna sudah di landa rasa kantuk.

Sedangkan, Kevlan dan Agatha. Mereka berdua ada di kamar Kevlan yang samping kamar Athea.

Sayup sayup mereka berdua tertawa pelan saat mendengar suara Samuel, Marvel saling menyahut dan Athea yang melerai nya.

"Itu adik kamu kuwalahan gak, ya? "Celetuk Agatha dengan tangan kanan mengelus perut nya yang membuncit.

"Maybe, yes. Aku juga baru tau, kalo sifat Marvel bakal cerewet sama Athea... "Balas Kevlan merengkuh tubuh Agatha lalu mencium pelipis sang istri.

Beralih ke pasangan Theo dan Calista.

Mereka berdua sedang menonton kartun kotak berwarna kuning yang hidup di bawah laut.

Ah, ralat. Hanya Calista, Sedangkan Theo sibuk menciumi leher serta bahu telanjang milik Calista.

"Kak, itu seriusan. Kak Athea bakal punya dua suami? "Tanya Calista dengan mata yang masih terfokus pada kartun yang di tayangkan di laptop milik Theo.

"Ya, serius lah, Cal. Kalo engga, ya gak bakalan menginjak sampai ke hubungan serius..." Jelas Theo.

Calista memangutkan bibirnya lalu menganggukkan kepalanya beberapa kali pertanda mengerti.

Theo menghela nafas pelan, lalu menarik wajah Calista agar menatapnya.

Calista mengerjapkan mata nya beberapa kali saat bersitatap dengan mata tajam Milik Theo, tunagannya.

"Kenapa, Ka- umphh!! "

Mata Calista sedikit membulat saat bibir Theo mencium nya dengan sedikit kasar.

TBC.

Dahlia To AtheaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora