02: Pasar Malam

1K 275 33
                                    

     “Jasmine! Berhenti!” seru Jayden pada adik perempuannya yang tengah berlari dengan alasan ingin kabur dari istana sebab hubungannya dengan sang kekasih ditentang keras-kerasan oleh keluarga. Kecuali Jayden.

     Sebab kaki jenjangnya, Jayden mampu mengejar Jasmine hingga pergelangan tangannya dapat ditarik.

     “Kak Jayden!” sentak Jasmine sembari berusaha melepas cengkeraman kakaknya yang kian mengerat.

     Dengan napas yang tersengal, Jayden berusaha membuka suara. Lebih dulu, pria itu menarik napasnya panjang dan membuangnya keras.

     “Kenapa kau harus berlari seperti ini, huh? Merepotkan saja,” katanya.

     Jasmine mendengus kesal. “Aku bahkan tidak memintamu untuk mengejarku! Kau yang merepotkan dirimu sendiri, bukan aku.”

     “Okay, fine, then. Jasmine dengarkan aku,” katanya yang membuat gadis berusia 22 tahun itupun menatap kedua manik Jayden.

     “Hey, aku tidak akan menentang hubunganmu dengan Niehl. Aku tidak peduli jika kekasihmu berasal dari keluarga biasa, sederhana, atau bahkan miskin, Jasmine. Satu hal yang penting untukku adalah kebahagiaanmu.”

     Jasmine yang mulai merasakan perasaan haru pun mulai meneteskan air mata. Merasa sangat dihargai oleh Jayden setelah semua anggota keluarganya menentang jelas hubungan yang dia jalin dengan Niehl─ seorang pria yang berasal dari keluarga kasta menengah bawah.

     “Kenapa kau mendukungku?” tanya Jasmine.

     Jayden mengukir sebuah senyuman yang menghadirkan lesung pipi. “Karena aku sedang mengalaminya, Jasmine. Aku jatuh cinta dengan gadis non-bangsawan,” tuturnya.

     Sepasang mata Jasmine melotot sempurna, kedua ujung bibirnya pun tertarik begitu saja. Tampak terkejut namun gembira di waktu yang sama. “Benarkah??! Wah, itu kabar yang bagus!”

     Jayden terkekeh dan kontan menganggukkan kepalanya.

     “Yeah, it's a good news for us, Jasmine. Jadi, kau mau, 'kan, memperjuangkan cintamu dengan Niehl?”

     Gadis dengan balutan dress abu pucat yang dihiasi dengan manik-manik itupun mengangguk antusias. “Ya, aku mau! Kalau begitu, ayo kita perjuangkan kisah cinta kita bersama-sama ya, Kak. Aku dengan Niehl, dan kau dengan perempuan itu. Promise?” katanya mengajukan jari kelingkingnya.

     Jayden spontan tersenyum, kemudian bergerak untuk melengkapi jari kelingking Jasmine sebagai bentuk perjanjian. “Of course.”

•••

     Berjarak sekitar dua kilo meter dari istana Addison, sebuah pasar malam sedang diadakan. Dengan memanfaatkan lapangan yang luas, pasar malam yang didominasi oleh para pedagang itupun semakin meriah. Rosie pun tak ingin kalah─ dia ikut serta di dalamnya.

     Lebih tepatnya ikut meramaikan para pedagang dengan membeli barang yang dijualnya. Terlebih jika itu bersangkutan dengan makanan dan aksesoris rambut, Rosie akan dengan senang hati meladeni mereka.

     “ROSIESIESIESIESIE!! DI SINI!”

     Merasa namanya dipanggil, dia menoleh ke sumber suara. Ternyata Charlotte yang menyerukan namanya─ teman karib Rosie di kota ini.

     Rosie menghampiri Charlotte yang sedang menikmati satu buah jagung bakar tepat di pinggir kedainya.

     “Charlotte, ya ampun, kau sudah makan lagi. Aku bahkan belum mampir ke kedai-kedai yang ada di sini,” ucap Rosie yang merasa sudah tak aneh dengan kebiasaan Charlotte─ cepat sekali untuk mendapatkan makanan sebab dia mudah merasa lapar.

Semu | 2021 jaerose.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang