07: Tengah Hutan dan Danau

367 103 6
                                    

     Pertemuan di antara Rosie dan Jayden nyatanya tak seintens yang kalian bayangkan. Keduanya cukup sulit untuk saling berjua, entah dikarenakan oleh kesibukan Jayden ataupun Rosie.

     Salah satu faktornya adalah kadang kala mereka masih harus bertemu secara diam-diam. Rosie sendiri tak menginginkan satupun orang yang dikenalnya kecuali Charlotte mengetahui perihal kedekatannnya dengan sang putra mahkota.

     Jayden? Dia sangat menghormati keputusan Rosie. Apa yang membuat gadisnya nyaman, maka Jayden dengan senang hati menghargai dan menerimanya.

     Siang menjelang sore hari di kediaman Rosie, Charlotte yang memang sedang berkunjung untuk sebatas berbincang dengan Rosie pun mulai membuka pembicaraan mengenai Jayden.

     “Rosie, kau tidak merindukan Jayden?” tanya Charlotte.

     Gadis yang diberi pertanyaan tersebut pun tersenyum murung. “I really miss him, Charlotte. Tapi apa dayaku sih ...? Aku bukan seseorang yang memiliki kuasa sehingga bisa menghalalkan segala hal agar aku bisa melakukan apa yang aku inginkan,” jawabnya sedikit lesu.

     Rosie tidak berbohong tentang betapa rindunya dia kepada pria bangsawan itu. Kehadiran Jayden terlalu banyak meninggalkan bekas yang tak bisa dihapus semudah itu olehnya.

     “Hmm, aku harap kau dan Jayden bisa punya lebih banyak waktu bersama, Rosie.” Charlotte menambahkan.

     Kedua alis Rosie sedikit menukik. “Kenapa bicara begitu?”

     Selaku sahabat dari Rosie, gadis itu hanya mengedikkan bahunya. “Entahlah. Untuk pasangan baru yang sedang dimabuk asmara seperti kalian, sudah seharusnya menghabiskan waktu bersama, 'kan? Aku yakin ... Jayden tidak akan menyerah. Dia pasti punya jalannya sendiri,” kata Charlotte sungguh-sungguh.

     Begitu ya? Jayden ... apa kau mendengarnya? Semoga kau datang.

•••

          “Ini uangnya. Terima kasih, Paman!” Rosie baru saja selesai membeli sekilo sayuran hijau segar di pasar. Setelah memastikan uangnya telah diterima oleh sang penjual, barulah Rosie kembali melangkahkan kakinya untuk pulang ke rumah.

     Sekiranya baru ada 10 langkah Rosie berjalan, secara mendadak tangannya ditarik oleh seseorang dari arah kanan yang tertuju pada gang kecil yang sepi pengunjung. Rosie tentu refleks berteriak karena dibuat terkejut.

     “Astaga, siapa sih?! Kenapa seenaknya men─”

     “Hey, sst sst. Tenang, sayang. It's me, Jayden.” Sela seorang pria yang rupanya adalah Jayden. Pria yang sukses membuat Rosie hampir mengumpat karena ulahnya.

    Gadis itu tertegun─ kedua netranya membulat sempurna begitu tahu bahwa memang yang kini sedang merangkul pinggulnya itu adalah Jayden. Kekasihnya yang beberapa hari ini tidak menampakkan diri.

     “Jayden? Apa yang kau lakukan di sini? Dan apa-apaan tadi? Aku terkejut, Jay!” tegurnya setengah berbisik. Takut percakapannya dengan lelaki ini terdengar oleh warga yang sedang berlalu-lalang di luar gang.

     Pria itu malah menunjukkan senyumnya. “Aku minta maaf, Rosie. Aku sama sekali tidak bermaksud membuatmu terkejut dan ketakutan. Aku melakukan itu agar warga di sekitar sini tidak melihat kita,” jelasnya.

     Rosie mengembuskan napasnya singkat. “Okay. Lalu? Setelah ini apa yang akan kau lakukan?” tanyanya.

     “I'm gonna bring you to the woods. There's a little lake, you have to see it. It's really beautiful, Rosie. Like you,” katanya yang berakhir menjawil pelan hidung Rosie.

Semu | 2021 jaerose.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang