Keysar 33

141 13 0
                                    

Happy reading.

******

Kesya turun kebawah untuk mengambil air karena haus, ia juga tak sengaja mendengar percakapan mamanya.

" Maaf pak Bito tapi saya gak bisa kesana sekarang, besok saya juga gak bisa. Saya sudah putuskan untuk menjadi ibu rumah tangga. Tolong hubungi dokter yang lain. "

" Gak bisa gitu Rani, pasien ini harus di operasi secepatnya, dokter yang ahli hanya Bu Rani jadi tolong usahakan waktunya untuk kesembuhan pasien ini."

" Sekali lagi maaf ya Pak, saya gak bisa bantu sekarang. " Rani langsung menutup teleponnya.

Ceklek

" Mah. " Kesya membuka pintu kamar mamanya, ia melihat mamanya menangis sambil memegangi ponselnya.

" Kesya, mama gak pergi sayang. Mama selalu di rumah temenin Kesya. "

" Gak mah."

" Kesya sekarang ngerti mah, bagaimana jika orang itu kehilangan seseorang yang ia sayangi, sama seperti Kesya kehilangan papa. Kesya gak mau orang itu ngerasain hal yang sama seperti Kesya. Sekarang mama pergi ya janji sama Kesya mama bisa bantu pasien itu. Kesya ga marah dan Kesya izinin mama kerja lagi. "

" Kesya. " Rani memeluk Kesya dengan lembut lalu mengecup keningnya.

" Iya mah, mama mau pergi sekarang? " Rani melihat jam di tangannya, jam menunjukkan pukul 19.45 lalu Rani mengangguk.

" Mama pergi ya sayang, kamu di rumah baik-baik. "

" Iya mah. " Kesya mengantar mamanya sampai di depan gerbang.

" Oh ya, kalo kamu kesepian telpon Arga aja ya atau Ledy. "

" Ihh mama, pikirannya Arga mulu."

" Haha, ya pokoknya terserah kamu, mama pergi ya."

" Iya daaa mah, hati-hati. "

*****

Berbagai posisi Kesya telah coba agar bisa tidur tapi matanya tidak mau di pejamkan, lalu dia memilih bangun dan mengambilnya laptopnya. Mencari Drakor kesukaannya dan menontonnya. Tapi moodnya sedang tidak baik adegan drakor yang selalu membuatnya bisa jungkir balik kini malah b aja menurutnya. Akhirnya Kesya milih mengakhiri menonton.

" Gak seru njir. " Katanya sambil melempar laptopnya di kasurnya. Kesya mengambil ponselnya lalu mencari nama Ledy dan menelponnya.

" Apaan? "

" Lo dimana? Kerumah gue dy gue kesepian. "

" Hari ini? Hmm maaf sya gue gak bisa, nyokap gue arisan jadi gue gak bisa pergi. "

" Lah emang arisannya dimana? "

" Di rumah gue, makannya gue gak bisa pergi. "

" Oh ya udah deh ga papa. "

" Tapi kalo lo mau teleponan sama gue sampai pagi gue ladenin kok."

" Gak makasi! " Kesya langsung memutuskan sambungnya. Ia kembali merebahkan tubuhnya dan mencoba memejamkan matanya.

Everything suck
Just kidding
Everything is great
No really.

I haven't thought about my ex today
Oh wait!
Fuck is just did....

Suara ponsel Kesya, ia langsung menempelkan di telinganya.
" Apa lagi sih dy, katanya lo sibuk arisan. Gue gak mau teleponan sama lu sampai pagi. Ogah gue! "

" Hmm. " Suara dehaman dari sebrang sana, Kesya bangkit dari tidurnya dan melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Kesya menelan ludah sendiri, panik sekaligus malu.

" Hmm anu Ar. Apa!, Aduh gue. Hmm gue minta maaf, gue kira yang nelpon si Ledy jadi gue replex sorry hehe."

" Gue di depan kamar lo, buka pintunya."

" Hah?? Apa?? "

" Iya bukain cepetan."

Kesya buru-buru membuka pintu kamarnya, dan ternyata benar Arga berdiri disana tangannya membawa sekotak coklat dan martabak.

" Hehe, Hai. " Kesya kikuk dengan pose berdiri di pintu dan ponselnya masih setia di telinganya. Arga juga sama ponselnya masih di telinganya.

" Udah selesai! Turunin ponsel lo." Kata Arga lalu ia mematikan ponselnya.

" Ha?? Hmm iya. " Kesya akhirnya menurunkan ponsel dari telinganya.

" Lo gak nyuruh gue masuk? Pegel gue berdiri disini terus. "

" Hahaha iya juga ya. Ya udah yuk masuk. Btw ngapain lo kesini?? "

" Mau bikin anak. "

" Hah? Sama siapa? Jangan macem-macem lo ya, gue teriak nih. "

" Kalo gue kesini berati bikinnya sama lo." Arga mendekat sampai Kesya menubruk tembok. " Udah siap? " Katanya lagi menggoda Kesya.

" Ishh Arga apaan sih, gak lucu. Gue beneran teriak nih."

" Teriak aja, ga bakal ada yang denger. " Arga semakin mendekat sampai jaraknya hanya tersisa dua inci. Arga bisa mendengar detak jantung milik Kesya yang berdebar kencang, ia ingin sekali tertawa tapi Arga menahannya. Kesya memejamkan matanya karena Arga mendekatkan wajahnya.

" Lo gemesin kalo lagi panik kek gini. " Arga mencubit pipi Kesya lalu dia berjalan menjauh.

" Ishhh nyebelin banget sih lo. "

" Hhaha ngapain nutup mata? Pikiran lo pasti macem-macem ya? Gak boleh masih kecil juga. "

" Gak ya! Apaan sih, gue masih suci lahir batin. "

" Masak? Yakin? Pirst kiss lo gue yang dapetin lo gak inget? " Kesya terdiam sebentar ia mencoba mengingat kejadian dimana ia hendak bunuh diri. Kesya memegangi bibirnya ' berati itu nyata? Gue kira cuma mimpi.'

" Gak usah lo pegang- pegang. Mau gue cium beneren? "

" Otak lu konslet, berobat sana."

" Mau dong di obatin sama dokter Kesya."

" Dasar orang stress. Siniin lu bawa apa? Gue mau makan laper." Kesya mengambil kantong plastik di tangan Arga.

" Laper atau Baper? "

" Arga ihh, udah dong. "

" Apa sayang. " Kesya langsung tersedak martabak manis karena ulah Arga.

" Uhukk, uhukk. Minum Ar ambilin gue minum. " Arga bukannya pergi ngambil air dia malah tersenyum jail. Arga menarik tangan Kesya dan mengecup bibir Kesya dengan lembut. Kesya terkejut matanya membelalak dia bengong seperti patung.

Beberapa detik kemudian Kesya membuang martabak yang ada di tangannya. Kini tangannya sekarang beralih berada di leher Arga. Kesya membalas kecupan manis dari Arga kini kecupan itu menjadi lumatan yang lembut.

*******

TBC.

15 November 2021

KEYSAR (END√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang