02. Jeno

9.7K 704 30
                                    

Memang benar jika Jaemin dan Jeno memiliki hubungan.

Ayah Jaemin awalnya sangat menentang jika Jaemin menjalin hubungan dengan laki-laki. Tapi mengingat satu kejadian dimana Jaemin trauma dengan menjalin hubungan dengan perempuan, mau tidak mau Ayahnya harus menerima semuanya.

Jadi perlahan-lahan, Dia membiarkan Jaemin menjalin hubungan dengan Jeno. Dan semakin kesini, dia yakin. Jeno orang yang sangat baik dan perhatian.

"Jeno?" Jaemin terkejut, Jeno benar-benar datang kerumahnya pagi-pagi.

"Hai?" ucapnya sambil tersenyum

"Ayo masuk!"

Saat mereka berdua masuk bersamaan, Ayahnya yang pertama menyapanya.

"Oh Jeno?"

"Selamat pagi Ayah."

Ayah hanya tersenyum, lalu mempersilahkannya duduk.

"Kau sudah makan? mau makan bersama?"

"Benar! Ayoo Jenooo~" Jaemin memohon-mohon agar Jeno ikut sarapan bersama mereka.

"Tidak usah" tolaknya dengan halus.

"Jenooooo~ please~"

Oh, Jeno mana kuat jika Jaemin seperti ini? Ayahnya hanya geleng-geleng kepala melihat anaknya merengek meminta Jeno ikut sarapan bersama mereka.

"Baiklah-baiklah"

"Oh? jadi ini yang namanya Jeno?" Bunda yang baru saja datang dari dapur sambil membawa piring dan menaruhnya di meja sedikit terkejut karena kedatangan Jeno.

Jeno tersenyum tipis lalu menyapa ibu baru Jaemin itu.

"Selamat pagi bibi"

"Panggil bunda saja oke? ayo makan"

Jeno hanya mengangguk pelan lalu menatap Jaemin disampingnya.

"Hm? ayo makan!" ucap Jaemin.

Saat mereka semua sudah duduk, Jaemin merasa ada yang kurang. Benar! Mark mana?

"Bunda" panggil Jaemin.

"Apa?"

"Kak Mark dimana? dia masih tidur?"

"Mungkin sebentar-- ah lihat, baru saja dibicarakan orangnya sudah datang"

Mark menuruni tangga dengan pakaian yang sudah rapi, entah mau kemana tapi dia terlihat sangat buru-buru.

"Mark! makan dulu." kata Ayah.

"Tidak, nanti saja" jawabnya tanpa menoleh sedikitpun

"Mark, ayo makan." jika itu Bunda, Mark tidak ada pilihan.

"Baik-baik, tapi sedikit saja ya?"

Bunda mengangguk, dan segera mengambilkan sepiring makanan untuk anaknya. Mark duduk di depan Jaemin

"Kau sudah kenal? ini Jeno kekasihnya Jaemin." ucap Ayah.

Mark sedikit terkejut, ia tidak menyangka bahwa Jaemin.. gay?

"Aku Mark."

Jeno membalas dengan senyuman. "Jeno."
.

.

.

"Jeno Jeno Jeno Jeno!"

"Apa? kau ini kenapa?"

Mereka berdua (Jeno dan Jaemin) memilih untuk berbicara di kamar Jaemin. Ya hanya untuk melepas rindu sebenarnya.

Jaemin memeluk Jeno dari samping dengan erat, ia benar-benar merindukan kekasihnya.

Jeno tertawa, seperti nya dia tahu kekasihnya ini sedang kenapa.

Jeno mengacak-acak rambut Jaemin dengan gemas yang sedang memeluknya.

"Sepertinya kekasih Jeno yang satu ini sedang rindu ya?"

Jaemin tiba-tiba merasa sebal. Apa katanya? yang satu ini? Jaemin mendongak menatap Jeno sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

"Yang satu ini? Jeno punya yang lain?"

"Tidak, hanya kau satu-satunya."

"Dasar." Jaemin memukul dada Jeno pelan.

Jeno terkekeh, padahal memang benar Jaemin satu-satunya.

"Besok kau ada kegiatan?" tanya Jaemin

Jeno menggeleng dan masih setia mengelus kepala Jaemin.

"Tidak, kenapa memang?"

"Hanya tanya!"

"Na?"

"Iya?"

"Aku tahu kau pasti bosan mendengar ini, tapi aku benar-benar mencintaimu.. jadi.. jangan tinggalkan aku ya?"

Jaemin tertawa, apa yang terjadi dengan kekasihnya ini?

"Mana mungkin? seharusnya Jeno yang tidak boleh meninggalkan Nana!"

"Iya, tapi entah kenapa aku mempunyai firasat buruk."

"Oh ayolah Jeno, itu tidak akan pernah terjadi!"

Jaemin berusaha meyakinkan kekasihnya itu. Ia yakin pasti tidak ada yang terjadi sesuatu yang buruk di hubungannya. Semoga saja.

"Benar.. semoga saja itu tidak pernah terjadi."

TBC

Step Brother | Markmin [✓]Where stories live. Discover now