14. Haechan!

3.6K 316 0
                                    

Jaemin benar-benar rindu dengan Haechan, jadi dengan tidak sabar dia menghubungi temannya itu untuk datang kerumahnya.

"Yuhu! Haechan akan kemari, akhirnya."

Mendengar suara keributan dari kamar Jaemin, Mark agak khawatir. Tidak-tidak dia bukan khawatir dengan Jaemin, tapi anaknya.

"Jaemin, buka." Ucap Mark sembari menggedor pintu kamar Jaemin.

Jaemin berdecak kesal, menganggu saja dia ini.

"Apa?" Tanyanya sambil menatap Mark dengan sinis.

"Kenapa kau ribut? Kau tahu aku khawatir?"

"Ck, aku hanya sedang senang."

"Karena?"

"Haechan akan kesini!"

Mark terkejut, Haechan? Kemari? Untuk apa?

"Untuk?"

"Ya apa salahnya? Dia temanku! Suka-suka ku menyuruhnya dia kesini, aku rindu padanya."

"Kau-"

"Apa?!"

"Tidak jadi, kapan dia akan datang?"

"Sebentar lagi? Entahlah."

"Mark, aku heran dengan satu hal." Kata Jaemin.

"Apa?"

"Darimana kau tahu Haechan? Darimana juga kau tahu marganya? Kau ber-" Belum selesai Jaemin menyelesaikan pertanyaannya, jari telunjuk Mark tepat berada di depan bibir Jaemin.

"Stt, kau terlalu banyak bertanya, sudah ku bilang kemarin kan? Itu rahasia." Jawabnya

Jaemin langsung menjauhkan jari Mark dari bibirnya.

"Kau-" Jaemin ingin protes, tapi Mark lebih dulu mengecup bibirnya seakan-akan melarangnya bicara.

"Jangan bertanya tentang dia lagi." Kata Mark sambil menatap mata si manis.

"Baik, sana keluar." suruh Jaemin

Mark menggeleng. "Tidak mau."

Jaemin mengernyit, tidak biasanya Mark begini?

"Aku ingin dengan dia." Ucap Mark sambil menunjuk perut Jaemin

"Tidak, kau bau."

"Tapi aku sudah mandi???"

"Kau tetap bau, sana."

Jaemin hendak keluar tapi lagi-lagi Mark menghalangi jalannya, ya Tuhan.. Mark kenapa sebenarnya?

"Apa lagi sekarang?"

"Kau milikku? Kau percaya aku kan?"

Pertanyaan Mark itu membuat Jaemin mengernyit.

"Jawab Na."

Jaemin mengangguk. "Aku milikmu."

Mark langsung memeluk tubuh yang lebih muda, hey, ini semakin membuat Jaemin bingung.

"Aku tidak mau kehilangan dirimu, kau tahu?" Bisik Mark.

"Mark, kau aneh. Sudah ya, menyingkir, Haechan akan datang sebentar lagi."

Mark dengan terpaksa melepaskan pelukannya, entah kenapa rasanya dia ingin bermanja-manja dengan Jaemin.

***


"Haechan! Akhirnya kau datang!" Jaemin langsung memeluk erat tubuh temannya.

"Kabarmu bagaimana?" Tanya Haechan.

"Aku baik, kau baik kan?"

Haechan mengangguk. "Orang tuamu? Kemana?"

"Pergi, ada urusan penting sepertinya."

Haechan mengangguk paham.

"Ayo duduk! Sudah lama kita tidak bicara."

Haechan lantas duduk disamping Jaemin. "Kau ingin ku buatkan sesuatu?" tanya Jaemin

"Tidak, jangan" cegah Haechan.

"Yakin?"

"Iya"

"Markk!" panggil Jaemin tiba-tiba, Haechan terheran tentunya. Dia tidak salah dengar? Dia seperti merasa tidak asing dengan nama itu.

Mark muncul dari arah dapur dengan wajah muram.

"Tunggu! Kau? Mark?" tanya Haechan.

"Oh, hai, Haechan. Lama tidak bertemu."

"Haechan, kau kenal Mark?" tanya Jaemin kebingungan.

"Iya, dia membantuku dulu."

"Membantu apa?"

"Aku tidak sengaja hampir menabraknya dulu, maka dari itu aku membantunya." jawab Mark

Hey! Jaemin merasa dipermainkan disini!

Jaemin dengan langsung memukul kepala Mark.

"Hey?! Apa salahku?" tanya Mark sembari mengelus kepalanya yang menjadi korban pukulan Jaemin.

"Kau bilang itu rahasia!"

"Ya.. maaf??"

Jaemin berdecak kesal, intinya dia marah dengan Mark.

"Tunggu, jadi Mark itu kakak tirimu?" Tanya Haechan.

Ah.. Jaemin lupa memberitahu ini, bagaimana ya cara memberitahunya..

"Itu.."

"Ceritanya panjang, kau tidak akan paham." sela Mark

"Maksudnya bagaimana?"

"Ah, sudahlah Chan ayo mengobrol hal yang lain daripada ini."

"Ada sesuatu yang jau sembunyikan ya?"

"Tidak! Ehm.."

"Na, kau tidak mau jujur denganku?"

"Bukan begitu, lain kali aku beritahu ya?"

Haechan mengangguk, lalu mereka berdua membicarakan hal yang lain, Mark terkadang ikut mengobrol dengan mereka tapi selalu dihadiahi pukulan dari Jaemin seakan-akan tidak boleh membiarkan Mark bicara.

TBC

Step Brother | Markmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang