Part 33 ••• Awkward Moment

183 18 0
                                    

Keluarganya Asahi baru saja tiba di sebuah ballroom hotel untuk menghadiri sebuah pertemuan dari beberapa perusahaan itu, saat masuk mereka di sambut oleh sepasang suami istri yang tak lain adalah kedua orang tua Beomgyu, cowok itu sedang menikmati beberapa hidangan manis yang tersedia, raut wajahnya menampakkan bosan dengan acara ini.

"Asahi, selamat atas kelulusannya dan berhasil masuk ke universitas terbaik di negeri ini." Beomgyu mendengar sang papa yang dengan bangganya pada anak temannya itu.

"Terima kasih."

"Bagaimana dengan Beomgyu?" tanya Papa Asahi.

Tuan Choi menengok ke belakang dan mendapati Beomgyu yang meminum minuman berwarna merah itu lalu memberi kode untuk menghampirinya. Ia sudah tahu dan sudah siap untuk di bandingkan dengan Asahi.

"Beri salam pada mereka," bisik mama pada Beomgyu, ia hanya menurut dan menyalami kedua orang tua Asahi dengan sopan.

"Beomgyu sudah berusaha semaksimal mungkin, untuk kedepannya dia yang memutuskan masa depannya, kami sebagai orang tua hanya mendukung apa yang menjadi pilihannya." Beomgyu melirik pelan pada kedua orang tuanya, ada perubahan yang cukup membuatnya terheran-heran. Biasanya papanya itu tidak segan membandingkan Asahi dan Beomgyu di depan mereka, namun ada apa dengan malam ini?

Cuma karena di depan mereka papa baik kayak gini? Atau dia udah sadar atas perjuangan gue?

Batinnya yang terus berprasangka buruk.

"Peran orang tua memang seperti itu," sahut Taeyeon.

"Chaeryeong, kamu sudah memutuskan masuk universitas mana?" tanya mama Beomgyu.

Chaeryeong hanya tersenyum lebar menanggapinya, jujur ia belum memiliki rencana ke depannya, tak ada masa depan yang tergambar di benaknya di saat ia baru pulih mentalnya. Yang dipikirkannya hanya terbebas dari kasus Minju dan tidak kehilangan keluarganya saat ini.

Kedua orang tua mereka mengajak menemui rekan lainnya, sedangkan anak-anaknya memisahkan diri, tentu saja terjadi awkward moment dari ketiga orang itu. Pada akhirnya Chaeryeong memilih menghampiri meja yang terdapat beberapa hidangan manis padahal tidak lapar sama sekali.

Ini yang bikin males kalau di ajak Papa, gak tau mau ngapain.

Batinnya sembari mendudukkan diri di kursi yang tersedia di dekatnya, keluarganya sudah berpesan saat berlangsungnya acara tersebut jangan sesekali memainkan ponselnya, jadi yang dapat di lakukan gadis itu hanya menatap pelayan yang berlalu lalang dengan membawa beberapa minuman.

"Sendiri?"

Chaeryeong terkejut dan mendapati kedatangan Heeseung lalu duduk di satu meja yang sama dengannya.

"Kok lo ada di sini?" tanya Chaeryeong.

"Kalau orang tua gue gak ada di sini gak mungkin gue ke sini sendirian."

Benar juga.

Setelahnya tak ada lagi obrolan di antara keduanya, Chaeryeong pikir awkward moment akan terus terjadi di sepanjang acara ini sampai dia pulang ke rumah.

Heeseung berdiri dan bersiap pergi, sebelum itu ia menengok ke arah Charyeong, "Lo mau ikut?"

"Kemana?"

"Cari udara segar."

Lebih baik ikut daripada terjebak di ruang megah ini, Chaeryeong mengangguk lalu mengikuti cowok tinggi itu dari belakang.

Cukup menguras tenaga untuk sampai di atap, angin malam mulai terasa dan menusuk kulit Chaeryeong yang memakai pakaian dengan lengan terbuka.

"Gue sering ngilang kalau di ajak bokap nyokap menghadiri acara kayak gini," kata Heeseung membuka topik obrolan kali ini. Ia duduk di tepian dan melihat padatnya jalanan di ibu kota.

"Kalau lo di tinggalin?" tanya Chaeryeong yang berdiri di belakang, canggung untuk duduk di sebelah Heeseung.

"Mereka telepon gue."

Setelah itu, ia berbalik dan melihat Chaeryeong, "Lo takut ketinggian?"

Chaeryeong menggeleng pelan, melihat itu Heeseung menepuk tempat di sebelahnya, gadis itu hanya tertawa hambar sambil mengikuti apa yang di perintahkan Heeseung.

"Sebelumnya, congrats ya lo berhasil masuk kampus impian anak-anak GHS." Chaeryeong mengulurkan tangannya, Heeseung menyambut uluran itu sambil tersenyum tipis.

Dapat ia rasakan tangan Chaeryeong yang dingin, peka akan hal itu ia membuka jas nya lalu memberikan pada Chaeryeong, gadis itu sempat binggung seketika.

"Pake aja," ujar Heeseung yang menjawab kerutan di dahi Chaeryeong.

"Ahh, gak usah." tolaknya.

Karena tidak suka dengan orang yang berpura-pura, ia menyampirkan jas nya pada bahu Chaeryeong, gadis itu tidak dapat menolaknya lagi, hanya bisa tersenyum canggung ke arah Heeseung lalu mengeratkannya, jujur Chaeryeong tidak menampik bahwa ia sangat kedinginan.

Lantas tak ada lagi pembicaraan di antara keduanya, padahal Heeseung benar-benar mencoba tidak terlalu menutup diri, begitu pula dengan Chaeryeong.

Setelah semua kejadian terungkap, kini keduanya tidak mengungkit tentang Minju, cukup menjadi masa lalu dan bangkit dari trauma yang dihadapinya.

Jika di pikir, orang di sebelahnya yang sedikit memberikan perhatian kecil itu adalah pacar dari sahabatnya sendiri, dulu Heeseung menjadi perdebatan di kalangan teman-temannya. Ryujin dan Minju yang memperebutkan cowok itu, lalu sekarang dengan mudahnya Heeseung menghabiskan malam ini dengan Chaeryeong tanpa paksaan.

Siapa yang berjuang dan siapa yang pada akhirnya mendapatkannya? Ahh tidak.. Chaeryeong tidak berpikir telah mendapatkan cowok itu, ia hanya merasa terlalu mudah untuk bisa di posisi dekat dengan Heeseung melihat sikap cowok itu pada Ryujin.

•••••|||•••••

SAVIOR GIRL | 01 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang