🍺 BAGIAN SEPULUH

108 11 4
                                    

Lucas berlari cukup kencang membelah kerumunan anak-anak yang berjubel di kantin.

Ia menemukan sosok Jongin tengah duduk bersama beberapa anak seni yang dikenalnya.

Tentu mereka semua perempuan.

Tapi Lucas tidak akan grogi, karena tujuannya hanya Jongin.

"Jongin noona," sapa Lucas sembari menepuk pelan bahu mulus itu.

Jongin sangat cantik dengan tampilannya saat ini. Atasan blouse berkerah dan bahu yang terekspos berwarna merah, bawahan celana hitam polos. Seperti boneka. Sangat cantik dengan poni dan rambutnya yang dikuncir kuda.

Lucas tak henti-hentinya melihat leher jenjang itu.

"Iya?" Jongin menoleh.

"Noona tidak apa-apa? Sepertinya sedikit lesu.. ini untukmu, hehe." Diletakkan satu cup kopi americano dihadapan Jongin.

Jongin tersenyum dan bergumam terima kasih.

"Hei bocah, Jongin tidak suka kopi." Sahut Jennie yang sedang duduk di sebelah Jongin. Lisa, Jisoo, dan Rose mengangguk setuju. Anggota geng Jongin ternyata berisikan mahasiswi yang tak kalah popular dari Jongin.

"Bnarkah? Maafkan aku!" Lucas mengambil kembali cup itu lalu berlari karena malu.

Para gadis itu tertawa lalu Lisa berkata, "Jongin kan cuma bisa minum susu.."

"Susu anunya Sehun!" lanjut Rose. Lalu mereka tertawa lagi. Astaga, Jongin lupa kalau teman-temannya sudah cukup dewasa untuk membicarakan hal-hal seperti itu.

Jongin menjitak kepala dua anak yang sangat erat seperti kembar itu.

"Jongin, jadi benar Sehun pergi ke Swiss?" Jisoo akhirnya bicara perlahan. Sebagai yang tertua, ia merasa perlu menanyakan kemurungan Jongin.

"Iya.. dia berangkat kemarin sore, aku yang mengantarnya." Setelah menjawab, Jongin menelungkupkan wajahnya di meja dengan lemas.

"Ada yang aneh.. Katakan pada kami." Jennie adalah satu-satunya sahabat Jongin yang paling peka. Ia memang sedikit tegas mendekati ikut campur, tapi itu adalah hal terjujur yang disukai Jongin darinya.

Manusia perlu ditegasi agar bisa keluar dari masalah, bukan?

"Dia menyenangkanku selama seminggu penuh di villa lembah gunung.." jawaban Jongin sangat santai seolah itu bukan hal yang perlu dipermasalahkan. Jongin membicarakan lebih detail pada mereka hingga mereka tersedak minuman. Lisa bahkan mengipas wajahnya ketika Jongin mengatakan bahwa seminggu penuh Jongin tidak diijinkan keluar kamar, kondom yang banyak itu habis dan Sehun masih terus menyetubuhinya siang dan malam.

Tapi sekalipun geng itu sudah tahu baik buruknya hubungan Sehun dan Jongin, mereka tetap saja shock dengan perilaku pasangan yang bukan pasangan itu.

"Apakah benar 'itu'nya Sehun seperkasa itu? Tidak hancur digerakkan seminggu penuh?" Jisoo sedikit polos membuat yang lain memekik.

"Seperti monster.." jawab Jongin dengan pipi yang bersemu dan raut yang tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.

"Jangan dijawab dasar orang gila!" Jennie menggeplak kepala Jongin dengan sayangnya.

"Kalian tahu kan kalau aku harus menggunakan beberapa cara? Tapi akhir-akhir ini tidak begitu.. bahkan sebelum Sehun benar-benar berangkat, kami sempat melakukan 'itu' lagi di toilet bandara.." Jongin menatap cemas kepada teman-temannya.

"Kau tidak sedang subur kan?" Rose sedikit cemas. Seminggu penuh tentu ada hal yang beresiko.

"Sehun tahu jelas masa suburku. Kalian tahu kan kalua Sehun kukuh tidak bisa menikahiku?" jawab Jongin mencoba menenangkan teman-temannya.

BRIDEWhere stories live. Discover now