🍺 BAGIAN SEBELAS

115 15 12
                                    

Tubuh indah Jongin menari sesuai dengan ketukan gerakan.

Saat ini semuanya sedang fokus pada melatih gerakan masing-masing. Begitu pula dengan Jongin yang menari di bagian timur pendopo tari. Diantara mahasiswa yang menari sekedar latihan, tugas, atau ujian, Jongin terlihat memukau siapapun yang singgah atau sekedar lewat.

Sore berganti malam. Jongin sudah cukup berkeringat dan sampurnya yang berwarna peach telah ia lepaskan dari pinggang rampingnya. Berjalan perlahan menuju tasnya.

Ternyata disebelah tasnya ada seseorang yang cukup tinggi, tengah duduk dengan mengamatinya. Mungkin sudah cukup lama. Mengingat bekas hujan di bahu jaket kulitnya. Hujan tadi sore.

"Terima kasih sudah menyimpan tasku dari hujan." Jongin berujar pada lelaki itu.

"Santai saja." Lelaki itu menyerahkan tas Jongin. Masih melihati tubuh indah yang sedang berusaha menetralkan deru nafasnya.

Gerakan Jongin menjadi semakin erotis ketika tisu basahnya yang semula ia lap pada leher jenjangnya mulai turun kepada tulang selangka, lalu semakin turun menuju belahan dadanya. Pakaian Jongin berupa croptop putih yang ketat cukup membuat bra hitamnya tembus pandang ketika basah.

Kalau saja tisu basah itu turun hingga perut dan punggung indah Jongin, bisa dipastikan gadis itu akan dimangsa ditempat.

"Tidak bersama Sehun?" suara lelaki itu sedikit serak. Aroma tubuh Jongin yang berkeringat cukup membuatnya terangsang. Ditambah gerakan erotis dari dekat, jujur ia sedikit bangun.

"Dia sedang pameran di Swiss, sudah lima hari yang lalu berangkat." Jawab Jongin sembari duduk disebelah lelaki itu. Meluruskan kaki jenjangnya yang hanya dibalut hotpants jeans. Jangan salah, ini malam hari jadi beberapa mahasiswa memang sudah mengganti pakaian formal mereka menjadi lebih bebas. Lelaki disebelah Jongin juga mengenakan hoodie, topi, dan celana pendek.

Paha mulus Jongin benar-benar mengganggu fokus. Ia ingin menyentuh dan meremasnya.

"Lalu siapa yang mengantar jemputmu?" diserahkan botol air putih kepada Jongin.

"Thanks. Hm.. aku berangkat dengan kendaraan umum. Terlalu malas menyetir mobil sendiri." Jawab Jongin lalu meminum air mineral itu.

"Bagaimana kalau aku saja?" entah lelaki itu memiliki keberanian dari mana, tapi dia cukup bernyali.

Sejenak keduanya diam. Seperti ada angin dingin dan waktu yang berhenti.

"Ehm.. maaf aku belum memperkenalkan diri." Dilepas tudung hoodie dan topi yang menutupi kepalanya.

Wajah tampan dengan rambut silver dan mata yang berbinar.

"Perkenalkan, namaku Park Chanyeol. Aku ingin mengenalmu lebih dalam, Jongin." Lanjut lelaki itu. Dibalik kedua mata yang berbinar itu terlihat kekosongan yang dalam. Sosok ini terlihat berbahaya. Tato yang mengintip di pergelangan tangannya. Aroma alkohol samar tercium dari nafasnya.

"Sure. Mari mengenalku, lebih.. dalam." Bisik Jongin di telinga Chanyeol.

Tubuh dingin Chanyeol memanas setelah Jongin membalas jabatan tangannya. Ingin ia menarik pinggang ramping Jongin dan menjatuhkan tubuh itu ke pangkuannya.

"Ikut aku." Sepihak Chanyeol menarik Jongin menuju mobilnya.

Di sisi lain, seseorang mengamati keduanya dengan tatapan tajam. Menjatuhkan puntung rokoknya, menginjaknya kuat-kuat pada lantai dengan telapak kaki telanjangnya. Tanpa peduli bara api panas menyulutnya.

"Kesalahan terbesarmu, Jongin.." bisik sosok itu pada angin sebelum menghilang di kerumunan penari.

Jongin cukup merasa nyaman saat ini.

BRIDEحيث تعيش القصص. اكتشف الآن