𝒯𝒾𝑔𝒶 𝒷𝑒𝓁𝒶𝓈 - Official?

863 45 2
                                    

leggo, leave a vote and comment!

iyaa tau udah lama ngga up hahaha, ngga ada spare time soalnya.. akhirnya bisa up lagi.

h a p p y  r e a d i n g !

________________________________

Ting!

Ting!

Ponsel Zahira berdenting, Membuat dirinya yang sedang enak tidur pun menggeliat sembari membuka matanya perlahan.

Tangan miliknya menggerayangi nakas yang berada tepat disamping kasurnya. Tepat, Gadis itu merasakan benda pipih itu. Dengan cekatan dirinya meraih ponsel itu lalu melihat chat masuk yang tadi berdenting.

Sandyalgerra
Pagi Zar, kalo lo berangkat sekolah bareng gue keberatan nggak?

Kalo lo keberatan nggak masalah..

Mata Zahira melotot seketika setelah membaca pesan yang dikirim kakak kelasnya itu, Ketua Osis disekolah kebangsaan gadis itu lebih tepatnya.

Bagaimana dirinya tidak terperanjat, Ada apa gerangan sampai sampai kakak kelas sekaligus ketua Osis ini mengajaknya untuk berangkat menuju sekolah bersama dirinya.

Sekarang Gadis itu tampak berpikir, Kalo ditolak nggak enak, Tapi kalo bareng.. Lah tapi nggak ada salahnya juga sih ya? Yasudah lah.

Jari gadis itu mulai mengetik diatas keyboardnya, Mengetikkan sesuatu lalu mengirimkan pesannya itu pada Sandy.

Zahiraaltair
Pagi juga kak..

boleh, ngga keberatan kok kak

Sandyalgerra
Oke, Shareloc ya

Zahira membagikan ‘shareloc’ dilanjut dengan mematikan ponselnya, Gadis itu bergegas untuk mandi. Jujur dirinya kaget kenapa kakak kelasnya yang menjabat sebagai ketua Osis itu mengajak dirinya untuk berangkat sekolah bersama. Pasalnya ia bahkan tidak pernah saling sapa dengan laki laki itu sebelumya.

Setelah selesai bersiap siap, Gadis itu menuruni anak tangga yang ada dirumahnya. Mata miliknya menangkap Arsya yang sedang meneguk air putih dengan posisi berdiri.

“Minum itu duduk bang, Ngga baik minum sambil berdiri..” Tegur Zahira pada abangnya.

“Lupa Zahira..” Balas sang abang.

“Lo berangkat sendiri?” Tanya Arsya mengalihkan topik.

“Nggak, Ada yang ngajak bareng.” Jawab Gadis itu.

“Siapa?” Alis laki laki ini bertaut sekarang.

“Kak Sandy..” Kata Zahira.

“Sandy? Sandy ketos?” Lagi lagi Arsya bertanya.

Zahira mengangguk mantap.

“Kalo ada apa apa telpon gue.” Ucap Arsya memberi perintah pada adik satu satunya itu.

“Siap pak bos. Gue duluan ya, Daa abang.” Pamit Zahira senbari menepuk pelan pundak Arsya.

A L E N D R AWhere stories live. Discover now