Chap 2

2.7K 361 26
                                    

Dia memang pria yang baik...

(name) menyibukkan dirinya di dapur. Sebisa mungkin ia mengatur detak jantungnya agar tidak terus berdebar di dalam sana. Sering kali ia menarik napasnya hanya untuk sekedar menenangkan dirinya.

Tenang, (name)... Koushi sekarang adalah suamimu jadi kau tidak perlu-

Baru saja batinnya bersuara, tiba-tiba saja seseorang memeluk (name) dari belakang. Orang itu menaruh dagunya di salah satu bahu sang empu, membuat ia merasa geli.

"K-Koushi?" ujarnya kaget seraya menoleh sedikit ke samping.

Sugawara tersenyum nyegir. "Apa yang akan kau masak pagi ini?" tanyanya santai.

Dengan gugup wanita itu kembali memandang sayuran yang sedang ia potong. "H-hanya menu sarapan sederhana," balasnya.

(name) yang masih merasa salah tingkah secara tidak sadar memotong sayuran asal. Sugawara yang ternyata diam-diam memperhatikan sang istri lantas menegurnya lembut.

"Kenapa potonganmu jadi tidak sama seperti ini? Apa kau sedang melamun?" tanyanya, membuat wanita itu sedikit berjingkat sekaligus sadar akan hal itu.

"A-ah maaf! Aku sedikit melamun tadi!" balasnya sangat merasa bersalah. Sugawara terkikik geli mendengarnya.

Dengan posisi yang masih sama seperti sebelumnya, pria bersurai abu-abu itu memegang kedua tangan (name) dari belakang. Tangan kirinya memegang tangan (name) yang sedang memegang sayuran sedangkan yang satunya lagi memegang tangan kanan sang istri yang sedang memegang pisau.

"Begini caranya..."

Perlahan Sugawara membimbing tangan (name). Kendali penuhnya berada pada tangan Sugawara. Tangan (name) akan bergerak kalau pria itu menggerakkannya.

Sugawara dengan setia berdiri di belakang (name) sambil sesekali mengatakan sesuatu. Entah karena masih merasa salah tingkah atau bagaimana tapi (name) sama sekali tidak mendengar semua ucapan Sugawara. Semuanya seolah lenyap digantikan rasa kagumnya akan sikap kelembutan suaminya itu.

Dia pria yang baik...

"Bagaimana? Kau paham?"

Wanita itu seketika sadar dan mengangguk sekilas meskipun sebenarnya ia tidak paham sama sekali tentang apa yang sudah dikatakan oleh suaminya. Sugawara tersenyum lalu melepaskan pegangannya pada kedua tangan (name). Ia beralih ke samping sang istri dan menggulung sedikit lengan bajunya.

"Yosh! Biar aku bantu!" ujarnya bersemangat.

(name) balas tersenyum kecil dan mempersilahkan Sugawara untuk membantunya.

Dia benar-benar pria yang baik. Tidak salah aku memilihnya menjadi suamiku.

***

"Koushi aku minta garam."

"Okee nyonya!"

Beberapa saat setelahnya...

"..."

"Bagaimana rasanya?"

"Kau tidak salah mengambil garam bukan?"

"Eh? Yang aku ambil tadi garam kok."

"Lalu kenapa sekarang rasanya jadi manis?"

"Eh?"

Hahh... Baru saja dipuji. Dimaafin jangan ya...

...tapi yah... Terkadang dia melakukan suatu kesalahan yang membuat aku tertawa.

TBC

My Husband {Sugawara Koushi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang