Chap 3

2.6K 334 59
                                    

Melihat sikap Koushi yang selalu seperti itu kepadaku...

Seorang wanita sedang duduk anteng di undakan belakang rumahnya sambil sesekali menyeruput minuman dingin yang sudah ia buat sebelumnya. Ia mendongkak menatap langit sambil menerawang sesuatu.

Sepertinya seru kalau pergi liburan. Tapi liburan kemana ya...

Baru saja ia berpikir demikian, suara derap langkah mendekat membuatnya menoleh ke sumber suara.

"(name)!!"

Sang empu menyahut. "Ada apa?"

Sugawara duduk di samping sang istri lalu tersenyum lebar. "Ayo kita pergi liburan! Cuacanya sangat mendukung sekali untuk kita menghabiskan waktu bersama," terangnya.

(name) terdiam sesaat.

Apakah batin kami terhubung? Bagaimana dia bisa tau keinginanku yang baru saja aku pikirkan?

Pria bersurai abu-abu itu menatap lekat pada (name) masih dengan semangat yang sama. Ya, semangat berlibur.

"Bagaimana bagaimana?? Kau mau???"

Tanpa pikir panjang lagi wanita itu mengangguk mantap dengan mata berbinar.

"Ayoo!!!"

***

Pasutri bermarga Sugawara itu sedang berbincang ringan di dalam mobil. Sugawara yang sedang menyetir ditemani (name) yang duduk di sebelahnya.

Tujuan liburan mereka adalah Kastil Sendai. Kastil bersejarah yang berhasil memikat banyak turis lokal maupun non lokal itu kini sedang menunggu kedatangan Sugawara dan (name).

Dalam perjalanan (name) tak henti-hentinya merasa takjub akan panorama di sekitarnya. Wajahnya selalu terlihat riang dengan matanya yang berbinar, berdecak kagum atas lukisan Tuhan yang sedang ia lihat.

Beberapa saat berselang, mereka berdua akhirnya sampai di tempat tujuan. Sugawara dan (name) saling bergandengan tangan seraya berkeliling melihat kastil yang berdiri megah dan terawat itu.

Mereka berdua berdiri di depan kastil utama. Kepala mereka mendongkak melihat bangunan kastil yang cukup tinggi itu.

"Andai saja aku adalah seorang raja," celetuk Sugawara tiba-tiba, membuat (name) menoleh padanya.

"Kalau kau benar-benar seorang raja, apa yang akan kau lakukan?" tanya sang istri.

Dengan tubuh tegap dan wajah yang tegas Sugawara berucap, "Pastinya aku akan meminta para rakyatku untuk menjaga perdamaian dan mencintai ibu negara mereka."

Entah kenapa saat pria itu berkata ibu negara, (name) merasa pipinya memerah. Ia merasa dirinya sedang dibawa terbang oleh kata-kata Sugawara itu. Meskipun begitu, wanita itu tetap bertanya.

"Siapa ibu negara mereka?" tanyanya iseng seraya tersenyum kecil.

Pria itu ikut tersenyum sambil menangkup kedua pipi sang istri. "Tentu saja dirimu. Aku percaya baik diriku yang ada di masa lalu, di masa kini, atau bahkan di masa depan, kau tetaplah takdirku yang telah dipilih oleh Tuhan."

Blushhh

Wajah (name) semakin memerah karena merona dan Sugawara menyadari akan hal itu. Pria itu mencubit gemas hidung (name) dan tertawa kecil.

"Wajahmu lucu ketika sedang merona."

Wanita itu memeluk Sugawara dan menempelkan kepalanya pada dada bidang sang suami. Hal itu bertujuan untuk menyembunyikan rasa salah tingkahnya agar tidak semakin terlihat.

"Dasar tukang gombal."

Sugawara tertawa mendengarnya dan balas memeluk (name).

"Itu adalah sebuah kenyataan, (name). Aku sangat jujur saat mengatakannya."

Tanpa pria itu sadari, (name) sedang tersenyum kecil di balik pelukannya.

Aku sangat menyukai kejujuranmu.

***

"Ayo kita makan siang."

"Umm!!"

"Menu apa yang ingin kau makan?"

"Terserah... Apapun pilihan Koushi aku akan mengikutinya."

"Istri yang baik."

Pukk pukk

"..."

U-uwahh... Tangannya besar dan hangat...

...sepertinya aku akan terkena serangan jantung secara tidak langsung karena dia selalu membuat jantungku berdebar hebat.

TBC

My Husband {Sugawara Koushi}Where stories live. Discover now