NARENDRA[19]

131K 14.5K 267
                                    


★ ★ ★


"Dari mana lo?"

Naren yang awalnya bersandar di motor besar miliknya kini berdiri tegap begitu laki-laki itu melihat Nalva.

Setelah seharian bermain dengan Langit, gadis itu pulang berjalan kaki. Langit sudah menawarkan untuk mengantarkan nya pulang tetapi di tolak mentah-mentah oleh gadis itu. Alasannya karena rumahnya tidak terlalu jauh lagi, jadi sekalian olahraga katanya.

"Dari— "

"Bahagia ya main sama Langit, sampe pulang sore gini?" Potong Naren langsung.

"Iya aku— "

"Siapa yang ngizinin?" Naren bahkan tidak memberikan kesempatan Nalva untuk menjawab.

"Dengerin dulu" Pinta Nalva.

"Iya aku minta maaf karena gak izin sama kamu, tapi waktu itu aku udah janji sama Langit kalau kita mau main bareng, kita juga gak aneh-aneh kok, cuman main ke taman dekat sini" Jelas Nalva.

"Gue bilang gue gak suka lo deket-deket sama cowo lain, Nalva!" Kata Naren ketus.

Bukannya takut Nalva malah tersenyum simpul. Itu artinya Naren cemburu, cemburu artinya sayang kan?

"Ngapain lo senyum-senyum?" Naren melirik Nalva aneh.

"Kamu lucu" Jawab Nalva.

"Gue lagi marah!" Kata Naren tajam.

"Iya marah aja, gapapa, kamu gemes kalau lagi marah gitu"

Apa katanya? Gemas? Naren gemas? Udah gila kayanya si Nalva.

Naren mendengus kesal. Bukannya takut Nalva malah senyum-senyum seperti orang gila.

"Terserah! Gue mau beli monyet" Kata Naren tiba-tiba.

"Buat apa?" Tanya Nalva bingung.

"Buat di jadiin pacar, soalnya pacar gue jelek" Jawab Naren.

"Berarti kamu selingkuh dong" Ujar Nalva. "Yaudah kalau gitu aku juga selingkuh" Sambungnya.

"Gaya lo selingkuh-selingkuh, kaya ada yang mau aja" Balas Naren sinis.

"Ada, Langit"

Naren berdecak kesal. "Yaudah pacaran sana sama Langit, terus besoknya kepala lo gue penggal" Ujar laki-laki yang masih berseragam putih abu-abu itu.

"Dikit-dikit anceman nya penggal kepala! Ga asik lo" Kata Nalva sok berani.

Naren menoleh kaget. "Ngomong apa lo?" Tanya laki-laki itu memastikan pendengaran nya tidak salah.

Nalva langsung menggeleng kikuk melihat tatapan Naren yang setajam belati.

"Sekali lagi lo jalan sama cowo lain, gue beneran penggal kepala lo! Paham?" Wajah serius Naren membuat Nalva meneguk air liurnya kasar.

"Iya paham" Jawab gadis itu lesu.

"Tapi tetap aja lo dapet hukuman" Naren membuka tas nya dan memberikan tiga buah buku yang masing-masing ada beberapa tugas di dalamnya. "Kerjain tugas gue" Perintah Naren.

"Loh, gak bisa gitu dong!" Tugasnya saja masih ada beberapa yang belum selesai di tambah lagi mengerjakan tugas Naren, bisa-bisa otak Nalva meledak nanti.

"Kenapa? Lo kan pinter. Masa ini aja gak bisa" Ujar Naren remeh.

"Bukannya gak bisa— "

"Berarti bisa kan? Gue tunggu besok" Potong Naren kemudian laki-laki itu memakai helm nya dan melajukan motor nya meninggalkan Nalva.

NARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang