¹⁸• 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑏𝑒𝑛𝑐𝑖

2.8K 487 90
                                    







-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)




🍑

Ruang rawatnya kembali diisi hening pagi ini, setelah dengan keras kepalanya sang pemilik kamar meminta agar teman-temannya pulang, padahal di sana tidak ada yang menjaganya satu pun. Tapi bukan tanpa alasan Ikbal memaksa teman-temannya untuk pulang, mereka harus pergi ke sekolah, tak mungkin mereka membolos hanya karena harus menemaninya di rumah sakit kan, bisa-bisa mereka dimarahi orang tua masing-masing, dan Ikbal tidak mau menjadi penyebabnya

Ikbal sendiri termasuk beruntung dalam hal itu, terkadang Papa maupun Bunda tak masalah jika dirinya membolos, ahh mungkin lebih tepatnya mereka tak tau jika Ikbal sering diam-diam membolos

Dan untuk masalah sakitnya sekarang, percaya atau tidak nyatanya tidak satupun dari kedua orangtuanya datang menemuinya, bahkan menghubungi untuk menanyakan keadaan pun tidak, sesibuk apa si mereka sampai setidak perduli itu dengan anaknya sendiri. Ikbal bukan sakit flu biasa loh, anak itu bahkan memerlukan oxygen mask untuk membantu pernafasannya

.

Netranya terpejam sedari teman-temannya pergi, antara memang dia butuh istirahat atau anak itu kembali tak sadarkan diri. Karena saat pintu ruangannya terbuka pun, Ikbal masih setia memejamkan matanya

"Ini bukan ya ruangannya" bersamaan dengan gumaman ragu yang keluar dari seseorang yang membuka pintu tadi, langkah kakinya pun terus melangkah masuk, menghampiri Ikbal yang terlelap nyaman di atas bangsalnya

"Eh bukan, ish dimana si ruangannya si Abang" gerutu, gadis yang kelihatannya salah memasuki ruangan

Gadis itu mengeluarkan ponselnya, untuk menghubungi seseorang yang sedang dia cari, namun fokusnya teralihkan saat dirinya tak sengaja kembali melirik wajah remaja yang terlelap di bangsal, kemudian gadis itu mengedarkan pandangannya ke sekitar ruangan, tidak ada siapapun kecuali dirinya dan si remaja di bangsal

"Sendirian waktu lagi sakit is another level of pain kan. Lo pasti anak kuat, btw cepet sembuh, maaf gua salah ruangan, ini gara-gara Abang gua yang sebangsa jin dan iblis, ngasih nomor ruangan ga jelas, ngeselin banget gila dah"

"Subuh-subuh bikin orang emosi jiwa"

Sembari menggerutu kesal, gadis itu berjalan keluar ruangan, berlalu meninggalkan Aelshaka yang kembali sendiri di ruang rawatnya

Pagi itu bahkan sebelum matahari menampakan diri, Akmal membuka pintu rumahnya perlahan, berusaha tak menimbulkan suara agar tidak mengganggu orang rumah

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Pagi itu bahkan sebelum matahari menampakan diri, Akmal membuka pintu rumahnya perlahan, berusaha tak menimbulkan suara agar tidak mengganggu orang rumah. Sebelum pulang kerumahnya sendiri, tadi Akmal sempat mengantarkan Aban, memastikan anak itu pulang dengan selamat, dan setelah si sahabat muncul dengan meringis juga melambai di balkon kamarnya, baru Akmal berjalan masuk ke dalam rumahnya sendiri

[8] Parenting || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Donde viven las historias. Descúbrelo ahora