²⁶• 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑖𝑘

2.6K 491 14
                                    





-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)



🍑

Diantara keenamnya tidak ada yang menyangka jika pagi tadi, sebuah kendaraan panjang di atas rel akan membawanya ke sebuah desa asri, yang untuk lima orang diantaranya mungkin baru saja pernah menginjakkan kakinya di sana selama mereka hidup

Setelah kedatangan Lucas dan Abim semalam, mereka kira rencananya akan gagal, tapi mungkin Tuhan memang sudah menuliskan dengan tinta permanen takdir enam bocah itu, jika hari ini mereka akan pergi dari kota dimana sudah banyak luka dan kecewa mereka hadapi

Mungkin Tuhan sudah bilang, ‘saatnya menjemput bebas dan bahagia, anak baik’.

..

Di terik matahari siang ini, keenamnya berdiri di depan gapura sebuah desa, tidak membawa apa-apa selain harga diri dan segala sesuatu yang melekat pada tubuhnya sekarang ini, termasuk lebam keunguan di beberapa bagian wajah.

"Enam tahun gua ngga pulang ke tempat seindah ini" gumam Ikbal "dan enam tahun juga, papa gua lupa sama kampung halamannya"

"Eh pas pulang malah jadi gembel" celetuk Aban, sedikit merusak suasana haru yang seharunya sebentar lagi akan tercipta

Ikbal menunduk memerhatikan keadaan tubuhnya, hanya menggunakan hoodie putih lusuh karena sering ia pakai dan celana pendek rumahan juga sandal swallow milik Bunda, sepertinya sekarang Bunda sedang merasa kehilangan sandalnya, atau mungkin ditambah kehilangan dirinya juga

"Udah deh jingan, gua cape banget, laper kuadrat, gembel ya gembel anjir, cepetan tunjukan jalan yang benar dan lurus, nggak pake lama dan nggak pake nyasar" ujar Farel, sangat tidak santai, karena demi apapun sejak Eyang Ikbal menghubungi pagi tadi jika mereka dengan berbaik hati sudah memesankan tiket untuk keenamnya, Farel dan yang lain belum makan sama sekali, hanya baru minum air putih satu botol Aqua lima ribuan untuk berenam, karena memang hanya ada itu di lemari es kontrakan bang Juan.

Dengan percaya diri, Ikbal mengangguk, melangkah lebih dulu memimpin lima sahabatnya untuk sampai di rumah Eyang

Baru tiga langkah mereka jalan, Ikbal berbalik, tentunya membuat lima lainnya berhenti berjalan mendadak

"Apa lagi si anak kadal" geram Farel juga Riki bersamaan

"Sabar dong, bentar dulu, gua mau bilang sesuatu sama kalian, biar kalo terjadi apa-apa gua ngga kesalahan"

"Tck, ya udah apa?"

"Gua kan udah hampir lima tahun ngga kesini ya, terakhir kesini gua masih SD kelas 6, nah—"

Sebelum Ikbal menyelesaikan katanya, Akmal sudah lebih dulu merebut ponsel di tangan Ikbal, mengotak-atiknya dan tak lama kemudian, benda pipih itu ia angkat di dekat telinga, raut lelahnya ia rubah menjadi ceria dan penuh senyum manis, padahal hanya terlihat panggilan suara saja di layar

"Assalamualaikum, Eyang Uti"

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatu, loh bukan suara Ikbal tah? Kamu siapa ya cah bagus?"

"Hehe Eyang tau aja kalo Akmal emang bagus, ini Akmal eyang, temennya Ikbal"

"Oalah, ternyata benar cah bagus toh, ada apa Nang? Sudah sampai di Jogja kalian?"

"Sudah Eyang, ini mau perjalanan ke rumah, bisa Eyang kirimkan lokasi rumahnya nggak ya Eyang? Soalnya si anak monye——eh maksudnya Aelnya lupa jalan Eyang"

[8] Parenting || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Où les histoires vivent. Découvrez maintenant