part 7

2.7K 434 15
                                    

Jennie tidak mengerti, pendeta itu sekarang sudah selesai memberkati, dan ia memakai kalung indah itu juga gelang kaki yang Taehyung kenakan. Kakinya bahkan bergerimcik karna suara gelang kaki itu. Kenapa Taehyung mengatakan kebohongan didepan para Dewi? Jennie juga bingung mengapa ia harus mengikutinya.

Apa karna Taehyung ingin membamtunya agar tidak salah melangkah di Kekaisaran Viandhara? Atau karna hal lain.

Mungkin karna di Viandhara mereka masih percaya dengan hal hal seperti ini padahal peradaban sudah sangat canggih, hal ini menjadikan Viandhara sebagai kota yang cukup istimewa, bukan kota tapi kekaisaran dengan keunikan didalamnya.

Sangat berbeda dengan Terulli, kerajaan Pangeran Taeyong bahkan hanya memiliki satu kuil. Sementara Viandhara memiliki lebih dari berbagai kuil dengan kepercayaan yang beragam disekitarnya. Rasa toleransi begitu kental disini, namun tetap saja mereka masih percaya kalau kaisar memiliki kekuatan yang merupakan kekuatan dari darah Dewi air karna monster masih ada dan terkadang mengganggu kekaisaran.

"Kenapa kita harus berbohong?" Tanya Jennie keluar dari lorong itu, ia juga bingung sedari tadi Taehyung menggenggam tangannya dan tidak dilepaskan.

"Itu bukan kebohongan." Kata Taehyung, dia kemudia membuka Handphonenya, Handphone yang Jennie sendiri baru sadar kalau Taehyung memiliki Handphone.

"Jim, temui aku di kuil Bagian Barat Quentia." Katanya, entah kepada siapa itu, mungkin kepada temannya pikir Jennie. Kota yang mereka jejaki adalah Quentia, kota kecil yang meminta merdeka dari Kerajaan Terulli ini sudah masuk jajaran kota istimewa milik Viandhara.

"Tetap saja kita belum menikah." Jawab Jennie.

"Entahlah." Kata Taehyung entah kenapa senyumannya yang lebar membuat Jennie salah tingkah hingga ia menatap kearah lain. Ada apa dengan pria datar ini? Batinnya.

"Apa maksudmu dengan entahlah!" Marah Jennie.

"Aku sibuk, tunggulah disini, aku ingin bertemu dengan salah satu temanku." Kata Taehyung kemudian pergi meninggalkan Jennie didepan kuil.

Jennie duduk termenung di bangku dekat kuil, Taehyung membiarkannya entah kemana Taehyung pergi.

Senyuman terukir diwajahnya ketika Jennie mengingat sosok kecil yang ada didalam bayangannya tadi.

"Yeonjun, dia anak kecil yang manis. Apa itu adalah gambaran putraku di masa depan? Tapi apakah aku berhak sebahagia itu?" Tanya Jennie pada dirinya.

Sementara itu Taehyung sekarang berada disebuah gang sempit, dia sendirian disana nenatap kebelakang dan terus berjalan hingga sampai dijalan yang buntu.

Sebuah bayangan membuat Taehyung berkata.

"Jika kalian mengejutkanku aku akan memotong gajih kalian 2 kali lipat." Omongan Taehyung mmebuat keduanya akhirnya menyerah.

"Ck kau sama sekali tidak asik Vic." Ucap salah satu pria bernama Gavin Jimin Atlanta.

"Kau terlalu lemah untuk mengagetkannya hyung." Kata orang didekatnya, Justin Jungkook Selvator.

"Sudah hentikan, apa kalian membawa apa yang aku pesan?" Tanyanya.

"Yah kami membawanya." Kata keduanya.

Pergilah mereka kesuatu tempat dimana tempat itu pun ada sebuah penerang. Taehyung kini di ruangan bawah tanah yang mereka bangun di Quentia. Ruangan itu memang sengaja dibangun didekat kuil.

"Berapa lama lagi kau akan menghabiskan waktumu disini? Kami sudah sangat lelah mengurus kekaisaran sendirian." Keluh Jimin, pangkatnya sebagai Perdana mentri membutuhkan otoritas penuh Taehyung dalam menjalankan tugasnya.

Dia Penjahat, Tapi Dia Ibu Untuk Anaknya END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang