part 23

2.2K 490 14
                                    

Rencana yang pertama adalah datang ke Terulli dan menemukan kebenaran, Taehyung beserta pasukannya kini datang setelah mengantarkan sebuah pesan kalau mereka akan datang dengan sangat cepat kesana.

Taeyong, yang menerima pesan itu terlihat gelisah, ia bahkan sampai bolak balik dilorong kamar mewahnya itu hingga akhirnya Seulgi datang kearahnya.

"Ada apa suamiku?" Tanya Seulgi, ia baru saja datang dari kamarnya sendiri, lagipun ia memiliki banyak space di istana.

"Ini gawat kaisar Viandhara akan datang ke kekaisaran." Jawab Taeyong, mendengar itu Seulgi langsung saja membulatkan matanya.

"Apa!?" Dia sedikit berteriak saking terkejutnya, namun ada yang aneh, tiba tiba saja tubuhnya gemetar mendengar berita itu.

"Kau tidak perlu khawatir ratuku, dia tidak akan melakukan apapun, jika kaisar itu berani mengganggu aku akan melindungimu, kau hanya perlu menyiapkan istana dengan baik, kalau begitu aku pergi dulu ke istana."

Percuma, Seulgi tidak mendengarkan perintah Taeyong yang saat ini pergi setelah menerima pesan kalau gerbang kota telah terbuka.

Kenyataannya, Taehyung tidak menggunakan gerbang sama sekali, karna ia menggunakan portal untuk pergi ke Terulli.

"Hyung, portal ke kerajaan Terulli sudah siap." Kata Jungkook, dia yang merupakan bagian dari itu mengatakan kesiapan portal kepada Taehyung, Jin dan Jimin yang siap dengan pakaian formal mereka.

"Bagus, kalian sudah menyiapkan semuanya kan?" Ucap Jin, dia kali ini memutuskan untuk ikut menyelidiki bagian keuangan kerajaan itu.

"Ya kami siap."

Tanpa mengatakan apapun, Taehyung sendiri hanya berjalan kearah depan masuk kedalam sebuah mobil mewah dengan lambang kekaisaran, sebelum itu ia menggunakan satu isyarat Jungkook sudah paham apa yang harus dilakukan.

Disisi lain, batita imut itu saat ini sedan terduduk ditangga, ia yang diperintahkan membersihkan lantai pintu masuk istana terduduk dengan lemas menatap pedang pedangan ditangannya.

"Ibu mana sih, kok lama sekali, padahal Yeonjun sudah tidak sabar bermain pedang." Gumam Yeonjun.

"Tenanglah Baby Njun, Jennie saat ini sedang menyelesaikan pembuatan dupanya." Kata Eugene yang sedari tadi duduk dipundak Yeonjun.

"Iya Eugene, aku akan menunggu ibu menjemputku." Genggaman kedua tangan mungil penuh semangat bersamaan ia berdiri dari duduknya membuat seolah olah lelah itu hilang, kembali lagi Yeonjun ingat kalau ia akan menagih janji ibunya belajar pedang.

"Hehehe, kau benar benar imut." Kekeh Eugene, belum lama keduanya saling melemparkan tawa dari arah sana sekelompok anak anak datang kearah Yeonjun.

Salah satu diantara mereka yang bernama Gunhoo Herman datang dari dalam istana dan mengolok ngolok Yeonjun.

"Hey teman teman lihat lah dia! Dia berbicara sendiri!" Serunya diselingi gelak tawa dari semua anak anak bangsawan yang bersama dengannya.

"Tidak, aku saat ini berbicara dengan Eugene." Jawab jujur Yeonjun.

"Kau pasti sudah gila yah! Pantas saja anak penjahat sepertimu kan tidak memiliki otak!" Tambah anak anak yang lain.

Yeonjun sendiri diam menahan amarahnya, dia sudah berjanji kepada ibunya untuk tidak nakal, marah? Tentu saat ini Yeonjun menahan amarahnya karna dia tidak ingin mendengar hal buruk tentang ibunya.

Walau kata kata para pelayan pada Jennie kasar, Yeonjun tidak mengerti maksud dari semua perkataan itu. Tapi penjahat? Ia tentu mengerti arti itu.

Dan ia tidak terima, ibunya begitu baik, bahkan sangat baik hati padanya, ibunya bukan penjahat.

Dia Penjahat, Tapi Dia Ibu Untuk Anaknya END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang