XXXVIII - Perkara Dicintai Atau Mencintai

503 35 6
                                    

Perkara dicintai atau mencintai, maka wanita akan lebih bahagia tatkala dicintai, daripada mencintai.

💄💄💄

“Gue boleh duduk, ‘kan?”

Pertanyaan itu membuat Bianca menoleh ke samping sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan. Bianca masih menatap sumber suara dengan mata penuh tanya.

“Kenapa sampai segitunya ngeliatinnya?” tanya sumber suara yang tak lain adalah Naka.

“Setelah sekian lama lo ngejauh dari gue dan tiba-tiba lo mau duduk bareng gue. Apa enggak wajar kalau gue kaget, bingung, juga senang dalam waktu bersamaan?” Bianca tak menampik jika dirinya senang jika Naka sudah mulai mau berdekatan lagi dengannya. Naka adalah teman Bianca sejak SMA terlebih saat dunia perkuliahan mereka berjuang bersama hampir lima tahun ini.

Sorry kalau emang akhir-akhir ini gue ngejauh dari lo,” ucap Naka sembari menyodorkan salad buah pada Bianca.

Bianca mengangguk sembari tersenyum tipis. “It's okay, gue paham pasti lo kecewa karena gue sama Zemi pisah dan akhirnya gue milih pak Heru.”

Naka spontan menggeleng tanda tak setuju. “Bukan karena itu.”

“Terus?” tanya Bianca.

“Nanti juga lo tahu dan gue cuman mau ngucapin selamat buat lo karena sekarang lo resmi jadi calon istrinya pak Heru.”

Thanks dan gue minta maaf karena pada akhirnya gue harus milih pak Heru dan ninggalin Zemi. Gue enggak bisa nolak cowok sebaik pak Heru dan nunggu yang enggak pasti.”

“Gue paham, Bi. Lo berhak bahagia.”

Setelah itu hening kini mendominasi keduanya. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga akhirnya pertanyaan Bianca memecah hening keduanya.

“Zemi apa kabar?”

Naka tersenyum penuh arti. “Udah gue duga akhirnya lo bakalan nanya ini.”

Bianca tersenyum tipis. “Maaf pasti karena Aulia yang akhir-akhir ini sering neror lo.”

“Santai aja dan soal Zemi gue rasa dia enggak baik-baik aja setelah nerima pesan dekan ke semua grup.”

Bianca paham pesan apa yang Naka maksud dan Bianca juga cemas pada Zemi. Meskipun pria itu bukan lagi pendampingnya, namun tetap saja Zemi masih mendominasi perasaan Bianca saat ini.

“Lo tenang aja, Bi. Zemi pasti paham, meskipun perlu waktu. Dia tahu apa yang harus dia lakukan. Gue cuman minta jalani semuanya dengan hati, Bi. Jangan kepaksa. Pak Heru berhak nerima cinta lo, meskipun gue tahu melupakan itu susah,” lanjut Naka diakhiri senyuman manis pria itu.

Naka tahu pada akhirnya memang ini jalan terbaik untuk hubungan Bianca dan Zemi. Sama-sama mengikhlaskan dan berusaha menerima orang baru yang siap memberi kebahagiaan.

***

Masih ada setengah jam lagi untuk masuk kelas selanjutnya dan Bianca memutuskan untuk duduk sendirian menunggu Heru yang memang mengajaknya bertemu, katanya ada yang ingin pria itu bicarakan. Entah apa, Bianca belum tahu.

“Udah nunggu lama, ya?”

Selang lima menit kemudian Heru datang dan langsung duduk di kursi depan Bianca. Mereka berada di kantin yang sepi karena memang dominan mahasiswa lain sudah masuk ke kelas lagi.

“Enggak, kok. Cuman lima menit aja,” jawab Bianca seadanya.

Tatapan Heru jatuh pada salad buah yang nampak menggiurkan, bahkan Bianca saja tak sungkan untuk memakan makanan itu di depannya. “Enak banget, ya?” tanya Heru dengan nada bercanda.

Dosen Vs Boyfriend [ Complete ]Where stories live. Discover now