18. Menjaga Rendra?

1.5K 158 17
                                    

Happy reading semuanya:)

Aku back nih:)

Typo adalah seni jadi harap maklum ya:v









Mansion Arlangga terlihat sangat mencekam, semua pegawai tengah ketakutan karena aura kemarahan yang dikeluarkan oleh para tuan laki-lakinya itu. Mereka semua menundukkan kepalanya takut. Tak ada yang berani mengangkat kepalanya dan beranjak dari tempat itu. Mereka masih sayang nyawa.

"BAGAIMANA BISA RENDRA KELUAR DARI RUMAH INI TANPA PENJAGAAN?! KENAPA KALIAN SEMUA BISA LENGAH!"bentak Chandra menatap penuh amarah pada para bodyguard yang berbaris rapi dengan kepala yang tertunduk itu.

"Kalian ini sudah berapa lama bekerja sebagai bodyguard? Kenapa bisa sampai kecolongan seperti ini?!"ujar Juna menatap tajam kearah para bodyguard.

"Maaf tuan, kami lengah."ucap Geo, bodyguard kepercayaan Chandra.

"Sudah! Sekarang kalian semua cari Rendra--"

"ASSALAMUALAIKUM, RENDRA YANG GANTENG MIRIP SAMA JAEHYUN EXO 127 PULANG, MANA RED KARPETNYA, PANGERAN PULANG NIH, KOK GAK ADA PENYAMBUTAN."

Mereka semua sontak mengalihkan pandangannya dan mendapati Rendra yang berjalan santai tanpa beban melangkahkan ke arah mereka. Ia menyadari tatapan tajam para anggota laki-laki yang melihatnya pulang dengan santai seolah-olah tak terjadi apa-apa.

"Kamu dari mana saja Rendra?!"tanya Chandra menatap tajam kearah putra bungsunya itu.

"Habis ngamen tadi, lumayan dapet dua ribu. Bisa buat beli yupi."jawab Rendra asal. Ia kemudian duduk di samping Windy.

"Kamu tahu tidak kami semua cemas memikirkan kamu, kenapa tidak izin dulu sebelum keluar?"tanya Aresthon menatap cucu bungsunya itu.

"Tadi udah izin, tapi gak boleh. Ya udah kabur aja."

"Kenapa kabur? Kalo gak diizinin ya gak usah keluar."ucap Dirga. Ingin rasanya ia merantai kaki dan tangan Rendra agar tidak bisa kabur lagi.

Rendra yang sedang mengemil biskuit yang ada di toples kaca itu melotot kearah Dirga.

"Ya gak bisa gitu lah! Ini itu penting, menyangkut harga mati, eh salah, harga diri."

"Memangnya apa urusan kamu sampai kamu nekat kabur tadi?"tanya Jeffrey dengan nada suara yang terdengar santai.

"Dih kepo bener kek monyetnya dora."sinis Rendra yang membuat Jeffrey mengelus dada sabar.

Percayalah, Jeffrey dan anggota laki-laki keluarga Arlangga itu bukan tipe orang yang memiliki kesabaran tinggi. Mereka sangat mudah meledak. Tapi, demi si bungsu kesayangan mereka yang sudah lama menghilang itu, mereka harus menyetok banyak kesabaran.

Si bungsu Arlangga ini sangat suka menguji kesabaran orang lain.

"Rendra habis dari mana, hmm? Kenapa gak izin dulu sama mommy? Terus itu kenapa Juan kamu kunci di toilet?"tanya Windy dengan nada suara lembut. Wanita itu mengelus rambut Rendra.

Rendra menatap ke arah Windy dan kemudian beralih menatap ke arah Juan, bodyguard yang Chandra tugaskan untuk mengawasinya. Cowok yang usianya dua puluh tahunan itu terdiam menundukkan kepalanya berdiri di sebelah Geo.

"Rendra habis main mom sama temen temen, tadi mommy udah ketemu sama temen temen Rendra."jawab Rendra kembali memakan biskuit itu. Perutnya lapar dan butuh asupan.

"Terus kenapa Juan kamu kunciin di kamar mandi?" Windy kembali bertanya.

"Bang Juan nya nyebelin mom, masa dia ngelarang Rendra, Rendra gak suka dilarang-larang."

Ren's Story (Huang Renjun) (End)Where stories live. Discover now