47. Fakta Baru

775 116 24
                                    

Happy reading semuanya:')

Aing back setelah lama menghilang cem gebetan yang tiba-tiba ngilang tanpa kabar:')

SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA BUAT READERS SEMUANYA:)

cie yang lagi pada makan sate:v

Typo is seni:v

























Chandra menghela nafas. Entah sudah berapa kali ia menghela nafas hari ini. Firasatnya tak enak. Ia memikirkan bagaimana kondisi anak bungsunya itu. Ia merasa bersalah saat memukuli Rendra kemarin. Ingin rasanya ia datang ke rumah mertuanya dan memeluk tubuh mungil putranya itu.

Apa masih bisa disebut putranya? Saat ia dengan teganya menyakiti Rendra.

Chandra menyesal. Sungguh, ia sangat menyesal. Entah apa yang merasukinya saat itu hingga membuatnya tega memukuli putra kesayangannya itu.

"Maafkan Daddy nak." Chandra menatap potret Rendra yang ada di dalam dompetnya itu. Ia tersenyum tipis mengelus potret itu penuh dengan kasih sayang.

Ia bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari ruang kerjanya. Chandra berencana untuk bertemu dengan Rendra dan meminta maaf langsung kepada putranya itu. Ia benar-benar merasa bersalah.

"Kamu mau kemana mas?"tanya Windy saat melihat Chandra turun dari tangga dengan tergesa-gesa.

"Aku ada urusan di luar."jawab Chandra.

"Daddy mau kemana? Justin boleh ikut gak Dad? Justin bosen di rumah."ucap Justin yang sedari tadi berdiri di samping Windy dengan segelas susu hangat di tangannya.

"Maaf ya Justin, Justin gak boleh ikut. Justin di rumah saja sama mommy. Daddy perginya lama, nanti Justin ngantuk, ini sudah malam."jawab Chandra yang membuat Justin menatapnya kecewa.

Melihat tatapan kekecewaan dari wajah Justin, Windy tak tega. Ia kemudian menatap kesal ke arah Chandra. "Ajak aja mas, kamu pulangnya jangan malem-malem kalo gitu."

Chandra menggelengkan kepalanya. "Gak bisa Win, Justin di rumah saja ya."

"Iya Dad, Justin di rumah aja." Justin menjawab dengan lirih. Ia menundukkan kepalanya sedih membuat Windy dan Chandra tak tega.

"Lain kali Daddy janji bakal ajak Justin liburan ke luar negeri, Justin mau kemana? Bilang sama Daddy nanti kita kesana."tawar Chandra yang langsung membuat Justin menatapnya senang.

"Beneran Dad?!" Justin bertanya antusias.

"Iya, kamu mau kemana? Singapura? Jerman? Hawai? Atau kamu mau ke Eropa? Perancis? Bilang sama Daddy nanti kita liburan kesana ramai-ramai." Chandra menganggukkan kepalanya yang membuat Justin bersorak kegirangan.

"Yeyyy! Liburan bareng Daddy sama mommy! Justin mau ke Swiss aja Dad!"

"Okey, nanti kita ke Swiss ramai-ramai. Bentar lagi ulangan semester kan? Kita kesana setelah kamu selesai ulangan."ucap Windy mengusap rambut Justin gemas dengan kelakuan putra sahabatnya itu.

Andai saja Rendra bisa bertingkah menggemaskan seperti Justin.

Sementara itu, Jeffrey yang sedari tadi melihat drama murahan itu hanya tersenyum sinis. Ia benar-benar tak habis pikir dengan Justin, pemuda itu benar-benar tak tahu malu. Ingin sekali rasanya Jeffrey membunuh pemuda itu, tapi sayang ini belum saatnya. Bukan tugas dia untuk membunuh Justin. Tugasnya hanya mengawasi dan melindungi Rendra dari Justin ataupun kedua orang tua Justin.

"Lo bermain dengan orang yang salah Justin, cepat atau lambat semua kebusukan lo bakal terbongkar. Gue bakal bongkar semua kebusukan lo."tekad Jeffrey berjalan pergi meninggalkan ketiga orang yang kini tengah berpelukan layaknya sebuah keluarga.

Ren's Story (Huang Renjun) (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang