Bab 42 : Aji vs Lutfi

2 1 0
                                    


Lutfi masih mengawasi Aji yang kembali berdiri tegak dengan hati-hati, dirinya memantulkan gelombang ke sekitar area pertempuran yang membuat Lutfi mampu untuk membaca gerakan Aji.

"Hiyaaa!!!" Aji bergerak cepat ke arah Lutfi

Ia mulai bisa melakukan serangan balasan kombinasi dari pukulan dan tendangan, namun Lutfi masih mampu untuk menangkis semua serangan Aji.

"Lebih cepat!!!" Teriak Aji, seketika tubuhnya mulai benderang oleh aura putih

Kecepatan Aji meningkat dua kali lipat perlahan namun Lutfi masih dengan mudah membaca seluruh serangan Aji yang datang kepadanya.

"Kau hanya buang-buang tenaga!" Teriak Lutfi yang terus menangkis serangan Aji

Lutfi masih menghindar dan menangkis seluruh serangan yang datang kepadanya, melihat tatapan Aji yang tajam dan fokus, ia mulai merasa tidak ada tanda-tanda Aji akan kelelahan. Lutfi mulai menyelimuti dirinya dengan Aura Hitam dan membuat getaran untuk menghambat Aji, tetapi betapa terkejut dirinya saat Aji tidak mengurangi kecepatan serangannya sama sekali walau sudah terpapar getaran berkali-kali.

"Lebih cepat!!!" Teriak Aji, lalu kecepatan serangannya meningkat empat kali lipat dari sebelumnya

"Apaaa?!!" Teriak Lutfi yang terkejut dengan hal itu

Lutfi masih terus menahan semua pola serangan Aji yang semakin cepat, walau pantulan gelombang yang ia hasilkan mampu membaca seluruh serangan Aji yang datang, tetapi kecepatannya tidak bisa mengikuti itu semua.

"Hiyaaa!!!" Teriak Aji, saat melepas satu pukulan yang masuk ke arah perut Lutfi yang membuat dirinya terdorong ke belakang

Namun bagai tidak ada ampun, saat Lutfi terdorong mundur menjauhi Aji, Aji terus mengejar Lutfi. Mata Lutfi mulai terbuka lebar seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Ini gilaaa!!!" Ujar Lutfi yang terus melompat mundur ke belakang menjauh dari Aji, namun Aji terus menyusulnya dengan cepat

"Lebih cepattt!!" Teriak Aji bersama dengan aura putih yang meledak dari tubuhnya dan membuat dirinya mampu bergerak delapan kali lipat lebih cepat dari sebelumnya

Kecepatan Lutfi tidak bisa menandingi Aji walau dia bisa membaca seluruh gerakannya. Di pantulan gelombang Lutfi, ia merasa sedang menghadapi angin kencang yang menerpa dirinya.

"Aaaarrggghh!!" Teriak Lutfi kesakitan saat berbagai serangan datang menuju ke arahnya, dirinya hanya mampu menutupi tubuhnya dari semua serangan Aji dengan kedua tangannya

Serangan Aji terus datang dan tidak berhenti, ia memukuli Lutfi secara terus menerus bagai samsak latihan pukulannya. Hingga saat Lutfi tak mampu bertahan karena menerima bertubi-tubi serangan dari Aji, lalu ditinya terjatuh tak berdaya yang menyisakan Aji yang melemparkan pukulan kosong

"Loh?!" Tanya Aji yang bingung kemana perginya Lutfi, namun kecepatannya membuat serangan kosong dengan kecepatan tinggi itu membawanya terlempar ke arah depan dan menabrak kontainer

"Aduuuhhh" rintih Aji yang kesakitan saat menabrak kontainer

Diudara Kelelawar Hitam Raksasa yang terus menekan Elang Putih Raksasa dengan gelombang dan suara bising kencang dari mulutnya terpukul mundur saat Mada melemparkan Napas Naga berkali-kali ke arah hewan tersebut.

Kelelawar Hitam Raksasa yang hilang keseimbangan karena terkena serangan tersebut langsung dicengkeram kencang oleh Elang Putih Raksasa yang sudah berada diatasnya, hal itu membuat Kelelawar Hitam Raksasa berteriak kesakitan dan mengeluarkan suara bising kencang yang membuat Mada dan Panji menutup telinganya kesakitan. Namun Elang Putih Raksasa tidak melepas cengkeramannya walau tubuhnya sempat goyah. Di depan Kelelawar Hitam Raksasa itu sudah ada Naga Putih yang mengumpulkan serangan Napas Naga yang besar terpancar dari mulutnya

Seketika saat Napas Naga dihempaskan oleh Naga Putih, Elang Putih Raksasa mengayunkan Kelelawar Hitam Raksasa dengan kuat menuju Napas Naga yang datang kearahnya. Hal itu membuat sebuah lubang besar ditubuh Kelelawar Hitam Raksasa saat Napas Naga menembus tubuhnya dan menyisakan teriakan kesakitan lalu perlahan berubah menjadi debu dan menghilang.

"Tidaaaakkk!!!" Teriak Lutfi yang masih tidak berdaya menyaksikan semua itu

Mada dan Panji pun menyusul Aji yang terduduk di samping kontainer. Mada dan Panji lalu mengulurkan kedua tangannya kepada Aji, Aji lalu bangun dengan lemas sesaat seluruh Hewan Legendaris masuk kedalam jiwa mereka masing-masing. Mereka berjalan bersama menyusuri kontainer melewati Lutfi yang masih berteriak karena kekalahan dan kehilangannya. Mereka bertiga tidak peduli lalu terus berjalan kembali ke tengah lapangan.

Saat mereka sudah jauh pergi, datanglah Ando sang pemimpin Jimbon Brothers yang berdiri disamping Lutfi.

"Janji adalah janji, kamu dan Wawa sudah tidak berguna jadi jangan pernah muncul dihadapanku lagi" ujar Ando, kemudian ia melangkah pergi meninggalkan Lutfi

"Hahahaha!!!" Teriak Lutfi, yang seketika membuat Ando berhenti dari langkahnya menoleh ke arah Lutfi

"Arah angin sudah berubah Ando!!!! Ini karma yang harus kau hadapi hahaha!!!" Teriak Lutfi kesal kepada Ando

"Ya..ya..ya.. aku akan menikmati karma itu pelan-pelan" balas Ando yang kembali pergi meninggalkan Lutfi seakan tidak peduli

"Hahahahahaa lebih baik kau bersiap!!" Teriak Lutfi kepada Ando, namun Ando terus berjalan pergi sembari mengangkat jari tengahnya kepada Lutfi

Mada, Panji dan Aji berjalan bertiga perlahan menyusuri lapangan gudang selatan. Mereka kaget melihat sudah banyak petugas Polisi yang datang dan membawa beberapa orang dari SMA Arya dan Barata yang diikat tangannya ke belakang dengan tali segel plastik menaiki truk Polisi. Sebagian sisanya dinaiki ke mobil ambulan dan dibawa ke rumah sakit. Ditengah-tengah lapangan terlihat Pak Patra yang sedang bertugas disana memberikan arahan, banyak juga media yang berdatangan mengambil gambar. Kemudian Pak Patra melihat kearah Mada, Aji dan Panji yang berjalan sempoyongan lalu menutup wajahnya tidak percaya.

"Ikat mereka bertiga, bawa kedalam mobil saya" ujar Pak Patra ke petugas, lalu Mada, Aji dan Panji di ikat tangannya kebelakang dan menaiki mobil Pak Patra.

Setelah Pak Patra selesai memberikan arahan, dirinya kembali ke mobil setelah melewati berbagai pertanyaan dari wartawan. Ia masuk ke dalam mobil lalu melihat ke arah belakang dimana Mada, Aji dan Panji duduk

"Waktu muda, aku juga senakal kalian, tapi kalian jangan sakit hati. Ini pekerjaanku, jadi kita harus melalui ini dengan prosedur yang benar" jelas Pak Patra, lalu diikuti anggukan dari Mada, Aji dan Panji

Mada & Naga Book 1 : Melintasi WaktuWhere stories live. Discover now