❀ - 7

3.1K 539 114
                                    

𝘄 𝗲 𝗹 𝗰 𝗼 𝗺 𝗲 . . .

art cr : _cinkai on twt

───────────── • • • ✦
. ┊ ┊
.
┊ ┊ ⋆˚        
. ┊         
⋆ ★
. ➶ ˚
┊ ┊ ┊ ˚✧
┊ ˚➶ .˚ 🦋
🌿

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 !
~~~

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 !~~~

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

"Kiero."

Di tengah dinginnya udara malam yang menusuk kulit, Xiao membasmi para monster yang terkena imbas karmanya.

Hari demi hari Xiao terus membasmi, lagi dan lagi terus bermunculan. Hati mengatakan sanggup, tapi tidak dengan kondisi tubuh dan jiwanya.

Apapun kata tuannya, Xiao tetap melaksanakan tugasnya. Dia tidak akan pernah melupakan kontraknya dengan Rex Lapis.

Saat ini, hatinya butuh kehangatan, Tubuhnya butuh pelukan, serta Kasih sayang dan Cinta. Tapi siapa yang akan memberikan itu semua pada sang Yaksha terakhir ini?

Dia selalu berpikir, untuk apa itu semua? Dia tidak berhak menerima semua belas kasihan itu.

"Xiao, kamu harus istirahat sejenak"

"heh, tidak perlu"

"Keras kepala itu tidak baik, nak"

"Siapa yang peduli? lagipula aku tidak lelah"

"...."

Zhongli bungkam. tak satu patah katapun keluar dari bibir ranumnya. Xiao terlalu keras kepala, Zhongli tidak bisa membujuknya.

Andai saja ada orang yang bisa membujuk Adeptus itu, Zhongli akan sangat berterima kasih.

Selama ini Xiao tahu, kalau Zhongli adalah Morax, sang Geo Archon. Akan tetapi Xiao menutup mulut dan menghargai keputusannya.

Kini, Xiao berpindah dari belakang Kantor Wangsheng Funeral Parlor hingga duduk di atas atap Wangshu Inn.

Suasana malam yang sunyi, ditambah cahaya rembulan dan bintang yang berkelip. Membuat dia teringat akan si gadis pencinta bunga.

Aroma qingxin dari (name), masih mengecap di Indra Penciumannya.
Xiao tersenyum tipis.

"aku tidak bisa mengabaikanmu lebih lama lagi... aku ingin menemuimu tapi..."

Sebuah Anemo Crystalfly menghampiri Yaksha Hijau ini. Xiao mengangkat tangannya perlahan dan menyentuh Crystalfly itu, Saat itu juga Makhluk itu menghilang dan terbang menjauh. Manik emasnya menyendu.








Disisi lain, (name) mengadah ke langit. Dia memohon dalam batinnya,

"Siapa saja, Archon, dewa, langit, siapa saja kumohon. Perlihatkan Xiao sekali saja padaku. Kumohon."

✊「 𝗀𝗶𝗻𝗎𝘅𝗶𝗻 𝗙𝗹𝗌𝘄𝗲𝗿 」⊹ 𝐗𝐢𝐚𝐚Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum